Warga Dilarang Mendekati Kawah Ratu dalam Radius 2 KM

Jum'at, 26 Juli 2019 - 20:59 WIB
Warga Dilarang Mendekati Kawah Ratu dalam Radius 2 KM
Warga Dilarang Mendekati Kawah Ratu dalam Radius 2 KM
A A A
BANDUNG - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meminta masyarakat untuk sementara waktu tidak beraktivitas di radius 2 km dari Kawah Ratu, Gunung Tangkuban Parahu. Rekomendasi itu dikeluarkan PVMBG untuk menjaga keamanan erupsi pada Jumat (26/7/2019) sore.

"Tadi abu sampai di Jayagiri itu jaraknya sekitar 4 km dari sini ke arah selatan. Tapi sampai saat ini rekomendasi kami untuk jarak aman sampai 2 km dari Kawah Ratu," terang Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat, PVMBG, Nia Haerani kepada wartawan di Pos Pengamatan Gunung Tangkubanparahu.

Menurut dia, saat ini gunung Tangkubanparahu ditutup bagi umum untuk menjaga keselamatan. Pihaknya terus memantau perkembangan aktivitas gunung ini termasuk pemutahiran data.

Pascaerupsi, berdasarkan pemantauan visual dari kawah kegempaan mengalami penurunan. Embusan juga sudah berwarna putih artinya material yang dihasilkan gas dan uap air tidak terdeteksi adanya batuan yang terbawa ke permukaan.

Jika melihat dari kegempaan terlihat ada gempa erupsi melebihi standar. Tapi hingga saat kegempaan menurun amplitud gempanya sudah mengecil sekitar 15 mm.

Terkait apakah ada peningkatan aktivitas, Gunung Tangkubanparahu terus dipantau 24 jam dengan dipasangi peralatan pemantau kegempaan deformasi dan deteksi gas. Tujuannya untuk mengetahui apakah adanya gejala peningkatan atau tidak karena erupsi saat ini tidak didahului oleh kegempaan vulkanik.

"Jadi ini hanya gempa embusan atau kami tafsirkan sebagai erupsi freatik. Dari segi intensitas dia tidak akan membesar dan mudah-mudahan tak terjadi yang lebih besar," ucapnya.

Lebih lanjut dikatakannya, erupsi terakhir Gunung Tangkubanparahu terjadi pada Februari dan Oktober 2013. Tipe erupsinya sama freatik, tapi mungkin tadi ketinggian abunya yang ini lebih besar. Sebab yang tahun 2013 berlangsung singkat dan warnanya tidak kelabu dan bergumpal seperti sekarang. Saat itu hanya hujan abu tipis dan terjadi tengah malam jadi tidak menimbulkan kepanikan.

"Saat ini statusnya masih normal karena aktivitasnya cenderung menurun. Tapi kami ikuti terus perkembangan kalau ada perubahan menjurus pada kenaikan atau penurunan kami informasikan terus. Yang jelas kami mengimbau kepada masyarakat dan pengunjung yang ingin berkunjung agar ditunda sampai kondisi aman," pungkasnya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0296 seconds (0.1#10.140)