Kerja Keras dan Kerja Sama Berhasil Tekan Inflasi di Gorontalo
A
A
A
JAKARTA - Menggelar pasar murah di tiap kecamatan, pemberian Bantuan Pangan Non Tunai Daerah (BPNT-D) serta penyediaan infrastruktur dasar dengan membangun jalan dan jembatan untuk jalur distribusi barang sehingga menjadi mudah dan lancar. Jurus itu membuahkan prestasi.
Terbukti Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Gorontalo menjadi terbaik nasional dalam pengendalian inflasi. Penghargaan yang diserahkan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla itu diterima oleh Gubernur Gorontalo Rusli Habibie saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2019 di Jakarta, Kamis (25/7/2019).
Penganugerahan ini diklasifikasi berdasarkan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten, Kota dan Provinsi. TPID Provinsi dibagi berdasarkan wilayah di mana Provinsi Gorontalo menjadi terbaik di Wilayah Sulawesi.
Wilayah Sumatera dimenangkan oleh Bengkulu, Jawa-Bali dimenangkan oleh DKI Jakarta, Wilayah Kalimantan diraih oleh Kalimantan Timur serta Wilayah Nusa Tenggara-Maluku-Papua dimenangkan oleh Nusa Tenggara Barat.
“Penghargaan ini tentu saja berkat kerja keras dan kerja sama antara semua pihak yang tergabung dalam TPID,” jelas Rusli.
Bank Indonesia Perwakilan Gorontalo mencatat tingkat inflasi di Provinsi Gorontalo pada bulan Juni 2019 sebesar 0,30 persen. Angka itu menurun dibanding inflasi Mei 2019 sebesar 1,64 persen month to month (mtm). Secara keseluruhan Indeks Harga Konsumen (IHK) inflasi Gorontalo tercatat sebesar 2,04 persen (ytd), masih di bawah sasaran tahun 2019 sebesar 3,5+1 persen.
Gubernur Gorontalo membeberkan beberapa program yang diyakini mampu menekan inflasi di daerah. Di antaranya dengan melaksanakan pasar murah di tiap kecamatan untuk menjaga stabilitas harga, pemberian Bantuan Pangan Non Tunai Daerah (BPNT-D) serta penyediaan infrastruktur dasar.
“Banyak jalan dan jembatan kita bangun sehingga jalur distribusi barang menjadi mudah dan lancar. Ada juga program-program pro rakyat seperti pendidikan gratis dan kesehatan gratis. Semua itu tujuannya untuk mengurangi beban belanja khususnya bagi warga miskin,” bebernya.
Di tempat yang sama, Kepala Bapppeda Budiyanto Sidiki menjelaskan terpilihnya Gorontalo sebagai yang terbaik tidak terlepas dari tatakelola PPID. Ada komitmen yang kuat ditingkat pimpinan untuk menekan inflasi disertai dengan aplikasi secara langsung di lapangan.
“Salah satu indikator kita dianggap baik salah satunya komitmen pimpinan. Terkadang masalah inflasi ini kita bahas di tingkat kepala daerah. Rekomendasi dari rapat itu tidak berakhir di rekomendasi tapi kita laksanakan di lapangan. Pasar murah itu bagian dari rekomendasi TPID untuk menjaga stabilitas harga,” jelas Budi.
Selain TPID Provinsi Gorontalo yang menjadi terbaik se-Sulawesi, Kabupaten Pohuwato juga meraih penghargaan serupa sebagai TPID Terbaik tingkat Kabupaten se-Sulawesi. Daerah di ujung Barat Gorontalo itu bersanding dengan empat kabupaten lain yakni Kabupaten Deli Serdang, Badung, Mahakam Ulu, dan Lombok Barat.
Terbukti Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Gorontalo menjadi terbaik nasional dalam pengendalian inflasi. Penghargaan yang diserahkan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla itu diterima oleh Gubernur Gorontalo Rusli Habibie saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2019 di Jakarta, Kamis (25/7/2019).
Penganugerahan ini diklasifikasi berdasarkan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten, Kota dan Provinsi. TPID Provinsi dibagi berdasarkan wilayah di mana Provinsi Gorontalo menjadi terbaik di Wilayah Sulawesi.
Wilayah Sumatera dimenangkan oleh Bengkulu, Jawa-Bali dimenangkan oleh DKI Jakarta, Wilayah Kalimantan diraih oleh Kalimantan Timur serta Wilayah Nusa Tenggara-Maluku-Papua dimenangkan oleh Nusa Tenggara Barat.
“Penghargaan ini tentu saja berkat kerja keras dan kerja sama antara semua pihak yang tergabung dalam TPID,” jelas Rusli.
Bank Indonesia Perwakilan Gorontalo mencatat tingkat inflasi di Provinsi Gorontalo pada bulan Juni 2019 sebesar 0,30 persen. Angka itu menurun dibanding inflasi Mei 2019 sebesar 1,64 persen month to month (mtm). Secara keseluruhan Indeks Harga Konsumen (IHK) inflasi Gorontalo tercatat sebesar 2,04 persen (ytd), masih di bawah sasaran tahun 2019 sebesar 3,5+1 persen.
Gubernur Gorontalo membeberkan beberapa program yang diyakini mampu menekan inflasi di daerah. Di antaranya dengan melaksanakan pasar murah di tiap kecamatan untuk menjaga stabilitas harga, pemberian Bantuan Pangan Non Tunai Daerah (BPNT-D) serta penyediaan infrastruktur dasar.
“Banyak jalan dan jembatan kita bangun sehingga jalur distribusi barang menjadi mudah dan lancar. Ada juga program-program pro rakyat seperti pendidikan gratis dan kesehatan gratis. Semua itu tujuannya untuk mengurangi beban belanja khususnya bagi warga miskin,” bebernya.
Di tempat yang sama, Kepala Bapppeda Budiyanto Sidiki menjelaskan terpilihnya Gorontalo sebagai yang terbaik tidak terlepas dari tatakelola PPID. Ada komitmen yang kuat ditingkat pimpinan untuk menekan inflasi disertai dengan aplikasi secara langsung di lapangan.
“Salah satu indikator kita dianggap baik salah satunya komitmen pimpinan. Terkadang masalah inflasi ini kita bahas di tingkat kepala daerah. Rekomendasi dari rapat itu tidak berakhir di rekomendasi tapi kita laksanakan di lapangan. Pasar murah itu bagian dari rekomendasi TPID untuk menjaga stabilitas harga,” jelas Budi.
Selain TPID Provinsi Gorontalo yang menjadi terbaik se-Sulawesi, Kabupaten Pohuwato juga meraih penghargaan serupa sebagai TPID Terbaik tingkat Kabupaten se-Sulawesi. Daerah di ujung Barat Gorontalo itu bersanding dengan empat kabupaten lain yakni Kabupaten Deli Serdang, Badung, Mahakam Ulu, dan Lombok Barat.
(alf)