16 Siswa SMAN 1 Porong Korban Luka Kecelakaan di Tol Pandaan Dirawat di RS Lawang Medika Lawang

Minggu, 02 Februari 2025 - 17:11 WIB
loading...
16 Siswa SMAN 1 Porong...
Siswa SMAN 1 Porong Sidoarjo korban kecekaan bus di Tol Pandaan diizinkan pulang setelah mendapat perawatan medis di Rumah Sakit Lawang Medika Kabupaten Malang, Minggu (2/2/2025) sore. FOTO/SAIF HAJARANI
A A A
MALANG - Sebanyak 16 korban luka kecelakaan bus rombongan siswa SMA Negeri 1 Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur di Tol Pandaan menjalani perawatan di Rumah Sakit Lawang Medika Kabupaten Malang. Sebagian korban diizinkan pulang ke rumah karena kondisinya sudah membaik.

Untuk diketahui, rombongan 32 siswa yang menggunakan bus Brimob Polda Jawa Timur kecelakaan di Tol Pandaan, tepatnya di Kilometer 62-73, Sabtu (1/2/2025) siang. Akibatnya, 1 penumpang meninggal dunia, sedangkan 30 orang mengalami luka-luka. Sebanyak 16 siswa dilarikan di RS Lawang Medika, Kabupaten Malang untuk mendapatkan perawatan medis.

Setelah mendapat perawatan medis, sejumlah korban luka ringan diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Mereka dijemput keluarganya, Minggu (2/2/2025) sore.



Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Aries Agung Paewai mengatakan, dari 16 korban kecelakaan yang dirawat di RS Lawang Medika, 14 di antaranya segera dipulangkan. Dua korban lain masih harus menjalani perawatan intensif di RS Lawang Medika.

"Informasi dari rumah sakit insyaAllah sebagian besar hari ini sudah bisa keluar. kondisi sudah membaik, cuman dua tiga orang saja yang harus masih tinggal supaya ada pemulihan pada saat nanti pulang ke rumah lebih prepare lagi," kata Aries Agung usai menjenguk para siswa korban kecelakaan di RS Lawang Medika, Minggu (2/2/2025).

Atas insiden kecelakaan ini, Dinas Pendidikan Jawa Timur akan semakin memperketat prosedur pelaksanaan outing class atau kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di luar kelas. Menurutnya, kepergian rombongan siswa SMA Negeri 1 Porong merupakan inisiatif dari siswa dengan persetujuan orang tua.

"Saya sudah mengonfirmasi, baik kepala dinas maupun kepala sekolahnya, ternyata prosesnya mereka memang tidak diizinkan oleh sekolah. Cuman karena keinginan yang besar anak-anak ini ingin foto bersama di akhir masa studinya di SMA, mereka melakukan itu dengan kesepakatan bersama dengan kesepakatan orang tua," kata Aries.



Menurutnya, sejak kejadian meninggalnya empat siswa SMPN 7 Mojokerto di Pantai Drini, Gunungkidul saat outing class, Dinas Pendidikan Jatim telah membuat SOP kegiatan di luar kelas. Setiap sekolah yang akan melaksanakan outing harus sepengetahuan kepala sekolah. Setelah itu, kepala sekolah memberitahukan ke cabang Dinas Pendidikan, dan dilanjutkan ke Dinas Pendidikan.

"Nah saya sebagai Kepala Dinas Pendidikan, akan mengeluarkan rekomendasi kalau semua berkasnya sudah cocok. Salah satu berkasnya adalah kendaraan, layak nggak, layak jalan dan sudah mendapatkan izin dari dinas perhubungan setempat. Kkalau ada satu berkas yang tertinggal, maka saya tidak izinkan," katanya.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2740 seconds (0.1#10.140)