50 Peternak Ikuti Sekolah Lapang Peternakan Rakyat
A
A
A
KOTAWARINGIN BARAT - Puluhan peternak di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah mengikuti Sekolah Lapang Peternakan Rakyat (SPLR).
Kegiatan di Sentra Peternakan Rakyat (SPR) "Berkat Bersama" Kecamatan Pangkalan Lada ini digelar 24-25 Juli 2019
Pelatihan ini difasilitasi oleh Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kalteng bekerjasama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kobar.
Kabid Pasca Panen, Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan DPKH Kobar M Rubiansyah menyampaikan, di hari pertama peserta diberikan bekal terkait dengan konsep integrated ecofarming dan pengembangan pupuk organik cair sumber NPK dan Biourin.
"Hari ke dua kita praktik langsung treatment tanah, pakan organik dan pestisida organik," ujar Rubiansyah, Kamis (25/7/2019).
Rubiansyah menjelasan, tujuan pelatihan ini untuk menuju peternakn atau pertanian yang ramah lingkungan serta murah.
Melalui SPR terwujud kedaulatan pangan, pakan, pupuk dan energi yang berkelanjutan.
"Pelatihan ini mengajak peternak yang juga petani bisa mengukur kegiatan pertaniannya, mulai dari mengukur hara tanah, kebutuhan pupuk, kandungan pupuk organik yang dihasilkan terutama kandungan NPK, serta kandungan biourin," jelasnya.
Selain itu, lajut Rubiansyah, peternak juga diajak mampu membuat MOL dari bahan sekitar atau biomasa yang ada di lapangan, termasuk mengukur kandungan pakan organik hasil rendaman pembuatan pupuk organik cair yang dibuat.
"Ini sangat penting bagi peternak, dengan ukuran-ukuran ini petani bisa menyusun proyeksi berapa hasil produksi tanaman pangan yang dilaksanakannya," tandasnya.
Sementara itu, pakar pertanian organik, Nugroho menyatakan pemenuhan pangan di pedesaan dimulai dari perbaikan kandang peternak.
Pasalnya kandang adalah tempat mengelola kotoran dan urin ternak yang akan diolah menjadi pupuk bagi tanaman.
"Revolusi pangan dimulai dari perbaikan kandang-kadang peternak di pedesaan untuk memproduksi pupuk organik berkualitas. Integrated ecofarming juga menjadi solusi jitu revolusi pangan di pedesaan,” katanya.
Kegiatan di Sentra Peternakan Rakyat (SPR) "Berkat Bersama" Kecamatan Pangkalan Lada ini digelar 24-25 Juli 2019
Pelatihan ini difasilitasi oleh Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kalteng bekerjasama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kobar.
Kabid Pasca Panen, Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan DPKH Kobar M Rubiansyah menyampaikan, di hari pertama peserta diberikan bekal terkait dengan konsep integrated ecofarming dan pengembangan pupuk organik cair sumber NPK dan Biourin.
"Hari ke dua kita praktik langsung treatment tanah, pakan organik dan pestisida organik," ujar Rubiansyah, Kamis (25/7/2019).
Rubiansyah menjelasan, tujuan pelatihan ini untuk menuju peternakn atau pertanian yang ramah lingkungan serta murah.
Melalui SPR terwujud kedaulatan pangan, pakan, pupuk dan energi yang berkelanjutan.
"Pelatihan ini mengajak peternak yang juga petani bisa mengukur kegiatan pertaniannya, mulai dari mengukur hara tanah, kebutuhan pupuk, kandungan pupuk organik yang dihasilkan terutama kandungan NPK, serta kandungan biourin," jelasnya.
Selain itu, lajut Rubiansyah, peternak juga diajak mampu membuat MOL dari bahan sekitar atau biomasa yang ada di lapangan, termasuk mengukur kandungan pakan organik hasil rendaman pembuatan pupuk organik cair yang dibuat.
"Ini sangat penting bagi peternak, dengan ukuran-ukuran ini petani bisa menyusun proyeksi berapa hasil produksi tanaman pangan yang dilaksanakannya," tandasnya.
Sementara itu, pakar pertanian organik, Nugroho menyatakan pemenuhan pangan di pedesaan dimulai dari perbaikan kandang peternak.
Pasalnya kandang adalah tempat mengelola kotoran dan urin ternak yang akan diolah menjadi pupuk bagi tanaman.
"Revolusi pangan dimulai dari perbaikan kandang-kadang peternak di pedesaan untuk memproduksi pupuk organik berkualitas. Integrated ecofarming juga menjadi solusi jitu revolusi pangan di pedesaan,” katanya.
(shf)