Kekeringan, Warga di Cirebon Konsumsi Air Kolam Berlumut
A
A
A
CIREBON - Kesulitan air bersih membuat warga di Desa Greged, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat terpaksa harus mengkonsumsi air kolam berlumut untuk mencuci, masak, minum dan mandi, Minggu (7/7/2019).
Krisis air bersih ini disebabkan oleh kemarau panjang yang dirasakan warga sudah terjadi sejak dua bulan terakhir.
Akibatnya sumur di wilayah itu mengalami kekeringan. Sehingga warga harus memanfaatkan kolam mata air yang kondisinya dipenuhi dedaunan sampah, berlumut tebal dan sedikit berbau.
Mereka secara bergiliran hilir mudik mengambil air dengan ember kemudian ditampung di jeriken. Selanjutnya dibawa pulang ke rumah dengan sepeda motor untuk memenuhi kebutuhan air untuk mandi, masak, dan mencuci.
Salam sehari, sebagian besar warga hilir mudik mengambil air di kolam yang berada di tengah hutan ini sebanyak empat sampai lima kali.
Sejak sumur-sumur di rumah kering warga harus bekerja ekstra mengambil air dengan sepedamotor untuk keperluan sehari-hari.
Tak jarang banyaknya warga yang mengambil air membuat area sumur ini dipadati dan harus bergantian mengambil air.
Warga mengaku air kolam ini juga digunakan untuk kebutuhan masak dan minum dengan terlebih dahulu disaring dan diendapkan.
“Sudah dua bulan kami terpaksa mengkonsumsi air kolam ini lantaran tidak ada pilihan lain. Terlebih desa greged tidak teraliri air PDAM,” kata salah satu warga Desa Greged, Bambang, Minggu (7/7/2019).
Saat ini, kondisi kolam yang setiap harinya diambil oleh hampir seluruh warga desa greged ini sudah mulai menyusut drastis.
Mereka pun akan kembali berburu air hingga ke desa tetangga, jika nantinya kolam tumpuan warga ini mengering.
Warga mengaku belum menerima bantuan air bersih dan berharap pemerintah responsif dengan kondisi krisis air bersih di desanya.
Krisis air bersih ini disebabkan oleh kemarau panjang yang dirasakan warga sudah terjadi sejak dua bulan terakhir.
Akibatnya sumur di wilayah itu mengalami kekeringan. Sehingga warga harus memanfaatkan kolam mata air yang kondisinya dipenuhi dedaunan sampah, berlumut tebal dan sedikit berbau.
Mereka secara bergiliran hilir mudik mengambil air dengan ember kemudian ditampung di jeriken. Selanjutnya dibawa pulang ke rumah dengan sepeda motor untuk memenuhi kebutuhan air untuk mandi, masak, dan mencuci.
Salam sehari, sebagian besar warga hilir mudik mengambil air di kolam yang berada di tengah hutan ini sebanyak empat sampai lima kali.
Sejak sumur-sumur di rumah kering warga harus bekerja ekstra mengambil air dengan sepedamotor untuk keperluan sehari-hari.
Tak jarang banyaknya warga yang mengambil air membuat area sumur ini dipadati dan harus bergantian mengambil air.
Warga mengaku air kolam ini juga digunakan untuk kebutuhan masak dan minum dengan terlebih dahulu disaring dan diendapkan.
“Sudah dua bulan kami terpaksa mengkonsumsi air kolam ini lantaran tidak ada pilihan lain. Terlebih desa greged tidak teraliri air PDAM,” kata salah satu warga Desa Greged, Bambang, Minggu (7/7/2019).
Saat ini, kondisi kolam yang setiap harinya diambil oleh hampir seluruh warga desa greged ini sudah mulai menyusut drastis.
Mereka pun akan kembali berburu air hingga ke desa tetangga, jika nantinya kolam tumpuan warga ini mengering.
Warga mengaku belum menerima bantuan air bersih dan berharap pemerintah responsif dengan kondisi krisis air bersih di desanya.
(shf)