Terpapar Antraks, 7 Sapi Mati Mendadak
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Peternak sapi di wilayah Gunungkidul, DI Yogyakarta harus mewaspadai serangan virus antraks. Tercatat ada tujuh ekor sapi mati mendadak yang diduga karena terpapar antraks.
Kasus terakhir terjadi menimpa sapi milik warga Dusun Grogol IV, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kamis (27/6/2019). Dari beberapa sampel bangkai sapi yang diteliti, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul mengakui kematian sapi-sapi tersebut karena penyebaran antraks.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto mengatakan, pihaknya langsung mengambil sampel hewan yang mati pada dini hari tersebut. Dari data awal, sapi yang mati mendadak merupakan anakan dari induk sapi yang sebelumnya mati karena terpapar antraks. "Namun kita masih teliti dan sampel kita bawa ke Balai Besar Veteriner untuk memastikan," ungkapnya.
Langkah untuk memcegah penyebaran virus antraks langsung dilakukan. Tim Dinas Pertanian dan Pangan ikut mengubur bangkai sapi sekaligus melakukan penyemprotan desinvektan."Kalau hasil tetap harus menunggu hasil dari Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Kulonprogo," ujarnya.
Selain mengambil sampel darah, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul kembali melokalisir hewan ternak di lokasi untuk membatasi hewan ternak yang masuk atau keluar. "Kita juga lakukan vaksinasi terhadap hewan ternak di sekitar lokasi," tandasnya.
Kasus terakhir terjadi menimpa sapi milik warga Dusun Grogol IV, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kamis (27/6/2019). Dari beberapa sampel bangkai sapi yang diteliti, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul mengakui kematian sapi-sapi tersebut karena penyebaran antraks.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto mengatakan, pihaknya langsung mengambil sampel hewan yang mati pada dini hari tersebut. Dari data awal, sapi yang mati mendadak merupakan anakan dari induk sapi yang sebelumnya mati karena terpapar antraks. "Namun kita masih teliti dan sampel kita bawa ke Balai Besar Veteriner untuk memastikan," ungkapnya.
Langkah untuk memcegah penyebaran virus antraks langsung dilakukan. Tim Dinas Pertanian dan Pangan ikut mengubur bangkai sapi sekaligus melakukan penyemprotan desinvektan."Kalau hasil tetap harus menunggu hasil dari Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Kulonprogo," ujarnya.
Selain mengambil sampel darah, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul kembali melokalisir hewan ternak di lokasi untuk membatasi hewan ternak yang masuk atau keluar. "Kita juga lakukan vaksinasi terhadap hewan ternak di sekitar lokasi," tandasnya.
(shf)