Terisolir, Ratusan Warga Korban Banjir Konawe Mulai Kelaparan
A
A
A
KONAWE - Ratusan korban banjir di tiga desa di Kecamatan Anggaberi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, masih terisolir. Saat ini mereka mulai kelaparan karena keterbatasan logistik setelah berhari-hari terendam banjir.
Untuk membantu korban banjir, hari ini Tim Manggala Agni Daops Tinanggea Sulawesi Tenggara berupaya menerobos daerah banjir secara manual demi bisa menyalurkan bantuan logistik kepada warga.
Hingga kini volume air masih tinggi dan cenderung terus naik sehingga menyulitkan warga menyelamatkan barang berharganya. (Baca juga: Banjir Makin Meluas, Ratusan Rumah Warga Terendam)
Dengan menggunakan rakit seadanya, Tim Manggala Agni Daops Tinanggea Sulawesi Tenggara berusaha melintasi daerah banjir ekstrim sejauh lima kilometer. Butuh waktu berjam-jam untuk bisa sampai ke lokasi warga.
“Kami start, mulai masuk dari setengah 3 sore tadi baru tiba setengah 6 ini,” ujar Kepala Daops Manggala Agni Tinanggea Sulawesi Tenggara, Yanuar Panca Kusuma, di lokasi banjir, Senin (10/6/2019) petang.
Menurut dia, warga sudah cukup lama terkepung banjir. Banjir diketahui sudah merendam pemukiman penduduk sebelum Lebaran. Saat ini terdapat sekitar 140 KK dengan jumlah penduduk sebanyak 500 jawa lebih, yang masih terisolir. (Baca juga: Dua Desa di Konawe Utara Terendam Banjir Setinggi Empat Meter)
Ia menyebutkan, akses menuju lokasi cukup sulit karena nyaris terkepung banjir. Saat ini terdapat tiga desa di Kecamatan Anggaberi yang terendam banjir parah, yakni Desa Andabia, Desa Undongohu, dan Desa Lawulo.
“Kami ke depan akan terus memantau situasi. Kami tidak putus hari ini saja. Besok juga akan kami upayakan yang terbaik bagi masyarakat di sini,” tandasnya.
Mengingat sulitnya medan, pihaknya tidak bisa membawa bahan makanan dalam jumlah banyak. Karena keterbatasan logistik itu, pihaknya sudah mengimbau kepada masyarakat setempat untuk segera ke pos pengungsian.
Salah satu aparat pemerintah Desa Andabia, Wati, mengatakan, sebelumnya warga sudah sempat menerima bantuan, namun hanya untuk kebutuhan sehari saja. Saat ini sudah banyak warga yang kelaparan karena kehabisan makanan.
"Jumlah KK di sini ada 140 dengan 507 jiwa penduduk. Aksesnya sudah terkepung banjir," tandasnya.
Untuk membantu korban banjir, hari ini Tim Manggala Agni Daops Tinanggea Sulawesi Tenggara berupaya menerobos daerah banjir secara manual demi bisa menyalurkan bantuan logistik kepada warga.
Hingga kini volume air masih tinggi dan cenderung terus naik sehingga menyulitkan warga menyelamatkan barang berharganya. (Baca juga: Banjir Makin Meluas, Ratusan Rumah Warga Terendam)
Dengan menggunakan rakit seadanya, Tim Manggala Agni Daops Tinanggea Sulawesi Tenggara berusaha melintasi daerah banjir ekstrim sejauh lima kilometer. Butuh waktu berjam-jam untuk bisa sampai ke lokasi warga.
“Kami start, mulai masuk dari setengah 3 sore tadi baru tiba setengah 6 ini,” ujar Kepala Daops Manggala Agni Tinanggea Sulawesi Tenggara, Yanuar Panca Kusuma, di lokasi banjir, Senin (10/6/2019) petang.
Menurut dia, warga sudah cukup lama terkepung banjir. Banjir diketahui sudah merendam pemukiman penduduk sebelum Lebaran. Saat ini terdapat sekitar 140 KK dengan jumlah penduduk sebanyak 500 jawa lebih, yang masih terisolir. (Baca juga: Dua Desa di Konawe Utara Terendam Banjir Setinggi Empat Meter)
Ia menyebutkan, akses menuju lokasi cukup sulit karena nyaris terkepung banjir. Saat ini terdapat tiga desa di Kecamatan Anggaberi yang terendam banjir parah, yakni Desa Andabia, Desa Undongohu, dan Desa Lawulo.
“Kami ke depan akan terus memantau situasi. Kami tidak putus hari ini saja. Besok juga akan kami upayakan yang terbaik bagi masyarakat di sini,” tandasnya.
Mengingat sulitnya medan, pihaknya tidak bisa membawa bahan makanan dalam jumlah banyak. Karena keterbatasan logistik itu, pihaknya sudah mengimbau kepada masyarakat setempat untuk segera ke pos pengungsian.
Salah satu aparat pemerintah Desa Andabia, Wati, mengatakan, sebelumnya warga sudah sempat menerima bantuan, namun hanya untuk kebutuhan sehari saja. Saat ini sudah banyak warga yang kelaparan karena kehabisan makanan.
"Jumlah KK di sini ada 140 dengan 507 jiwa penduduk. Aksesnya sudah terkepung banjir," tandasnya.
(thm)