Perusahan Tambang Gunakan Bom, Warga Beraksi Lumpuhkan Aktivitas Pertambangan
A
A
A
KONAWE SELATAN - Puluhan warga mengepung dan menutup akses jalan perlintasan kendaraan alat berat di lokasi penambangan batu miliki PT Dimas Indomineral, Desa Tambosupa dengan menggunakan kayu, batu dan ban bekas, Senin (1/4/2019). Aksi warga ini, dipicu adanya aktivitas penambangan batu menggunakan bom dinamik berskala besar.Amarah warga tiga desa yakni Tambosupa, Wawondengi dan Salabangga, Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, kian memuncak setelah pimpinan perusahaan tidak menemui mereka. Warga terpaksa menghentikan seluruh aktivitas pertambangan, karena tidak adanya itikad baik dari perusahaan.
Warga cemas dengan adanya aktivitas penambangan batu menggunakan bom dinamik berskala besar. Akibatnya, rumah-rumah warga yang ada di tiga desa mengalami retak dan sejumlah peternak mengalami kerugian karena banyaknya hewan ternak mereka yang mati.
Sebelum mengetahui aktivitas pemboman PT Dimas Indomineral Lampung, masyarakat setempat sempat mengira adanya goncangan gempa.
Sambil berunjuk rasa, masyarakat meminta pimpinan perusahaan menghentikan seluruh aktivitasnya, karena dinilai tidak ramah lingkungan. tidak hanya itu, perusahaan diminta segera melakukan ganti rugi terhadap rumah-rumah warga yang retak.
Arham, salah satu warga setempat mengatakan, sejak tahun 2017 melakukan penambangan, piihak PT Dimas Indomineral Lampung belum pernah memberikan kontribusinya kepada masyarakat, dan kini aktivitasnya sangat meresahkan warga.
“Kita sudah sangat resah pak, dengan adanya pemboman yang dilakukan perusahaan, apalagi jarak rumah kami hanya radius 500 meter dari lokasi pertambangan dan saat diledakkan kami selalu mengira gempa. Rumah-rumah kami banyak yang retak, belum lagi ternakan kami banyak yang mati,” ungkapnya.
Warga cemas dengan adanya aktivitas penambangan batu menggunakan bom dinamik berskala besar. Akibatnya, rumah-rumah warga yang ada di tiga desa mengalami retak dan sejumlah peternak mengalami kerugian karena banyaknya hewan ternak mereka yang mati.
Sebelum mengetahui aktivitas pemboman PT Dimas Indomineral Lampung, masyarakat setempat sempat mengira adanya goncangan gempa.
Sambil berunjuk rasa, masyarakat meminta pimpinan perusahaan menghentikan seluruh aktivitasnya, karena dinilai tidak ramah lingkungan. tidak hanya itu, perusahaan diminta segera melakukan ganti rugi terhadap rumah-rumah warga yang retak.
Arham, salah satu warga setempat mengatakan, sejak tahun 2017 melakukan penambangan, piihak PT Dimas Indomineral Lampung belum pernah memberikan kontribusinya kepada masyarakat, dan kini aktivitasnya sangat meresahkan warga.
“Kita sudah sangat resah pak, dengan adanya pemboman yang dilakukan perusahaan, apalagi jarak rumah kami hanya radius 500 meter dari lokasi pertambangan dan saat diledakkan kami selalu mengira gempa. Rumah-rumah kami banyak yang retak, belum lagi ternakan kami banyak yang mati,” ungkapnya.
(sms)