Jadi Korban Gendam, Seorang Ibu Kehilangan Rp27 Juta
A
A
A
KOTAWARINGIN BARAT - Seorang ibu berinisial AN diduga menjadi korban gendam di Jalan Hasanuddin, Pangkalan Bun. Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah (Kalteng), pada Jumat 22 Maret 2019 sekitar pukul 08.00 WIB. Akibat kejadian tersebut korban yang digendam oleh empat orang pria mengalami kerugian materiil sekitar Rp27 juta.
“Tante saya (AN) diduga digendam empat pelaku dengan modus bertanya tempat panti jompo. Awalnya seorang pelaku turun dari mobil dan pura-pura bertanya alamat panti jompo dan minta diantarkan,” ujar Shiawase warga Kelurahan Mendawai, Minggu (24/3/2019).
Dia menjelaskan, para pelaku bersandiwara seolah-olah bukan orang Pangkalan Bun dan mengaku berasa dari Brunai Darusalam. “Jadi saat itu mereka pakai logat melayu dengan mamanggil tante saya dengan sebutan Makcik. Setelah dibilang tidak tahu kemudan pelaku lainnya turun dari mobil,” katanya.
Shiawase mengatakan, dari situlah peristiwa gendam terjadi. Satu temannya yang turun dari mobil kemudian menepuk pundak sang tante. “Dan langsung menggiring tante saya ke dalam mobil. Di dalam mobil sudah ada dua laki-laki lainnya, berarti ada empat laki laki,” tuturnya.
Dia melanjutkan, di dalam mobil komplotan ini mengajak berbicara dan akhirnya diminta semua perhiasan emas, seperti cincin dan kalung korban. “Kemudian koban diajak ke ATM, seorang pelaku masuk dengan tante saya dan meminta untuk transfer uangnya ke rekening pelaku,” katanya.
Para pelaku kemudian menanyakan uang yang disimpan di rumah korban. Kemudian semua uang tunai diserahkan ke para pelaku. “Kebetulan tante tinggal di rumah sendiri. Setelah itu mereka pergi dan pura pura meninggalkan nomor telepon selular,” ujarnya
Setelah dua jam atau sekita pukul 10.00 WIB, korban berada di rumah baru sadar jika tadi terkena gendam. “Total kerugian, emas 20 gram, uang tunai agak lupa jumlahnya, dan Rp7 juta uang di ATM. Semua total sekitar Rp27 juta. Kami bersyukur tante kami tidak diapa-apakan,” katanya.
Dia menambahkan, peristiwa ini sudah dilaporkan ke Polres Kobar. Semoga polisi bisa segera menangkap para pelakunya. “Karena bisa dilacak melalui rekening dan juga CCTV yang ada di ATM. Mudah-mudahan pelaku cepat ditangkap,” kata Shiawase.
“Tante saya (AN) diduga digendam empat pelaku dengan modus bertanya tempat panti jompo. Awalnya seorang pelaku turun dari mobil dan pura-pura bertanya alamat panti jompo dan minta diantarkan,” ujar Shiawase warga Kelurahan Mendawai, Minggu (24/3/2019).
Dia menjelaskan, para pelaku bersandiwara seolah-olah bukan orang Pangkalan Bun dan mengaku berasa dari Brunai Darusalam. “Jadi saat itu mereka pakai logat melayu dengan mamanggil tante saya dengan sebutan Makcik. Setelah dibilang tidak tahu kemudan pelaku lainnya turun dari mobil,” katanya.
Shiawase mengatakan, dari situlah peristiwa gendam terjadi. Satu temannya yang turun dari mobil kemudian menepuk pundak sang tante. “Dan langsung menggiring tante saya ke dalam mobil. Di dalam mobil sudah ada dua laki-laki lainnya, berarti ada empat laki laki,” tuturnya.
Dia melanjutkan, di dalam mobil komplotan ini mengajak berbicara dan akhirnya diminta semua perhiasan emas, seperti cincin dan kalung korban. “Kemudian koban diajak ke ATM, seorang pelaku masuk dengan tante saya dan meminta untuk transfer uangnya ke rekening pelaku,” katanya.
Para pelaku kemudian menanyakan uang yang disimpan di rumah korban. Kemudian semua uang tunai diserahkan ke para pelaku. “Kebetulan tante tinggal di rumah sendiri. Setelah itu mereka pergi dan pura pura meninggalkan nomor telepon selular,” ujarnya
Setelah dua jam atau sekita pukul 10.00 WIB, korban berada di rumah baru sadar jika tadi terkena gendam. “Total kerugian, emas 20 gram, uang tunai agak lupa jumlahnya, dan Rp7 juta uang di ATM. Semua total sekitar Rp27 juta. Kami bersyukur tante kami tidak diapa-apakan,” katanya.
Dia menambahkan, peristiwa ini sudah dilaporkan ke Polres Kobar. Semoga polisi bisa segera menangkap para pelakunya. “Karena bisa dilacak melalui rekening dan juga CCTV yang ada di ATM. Mudah-mudahan pelaku cepat ditangkap,” kata Shiawase.
(wib)