Ribuan Pengungsi Korban Banjir Bandang Sentani Butuh Makanan dan Obat
A
A
A
JAKARTA - Banjir bandang yang menerjang Kecamatan Sentani, Jayapura, telah mengakibatkan puluhan orang meninggal dunia dan luka-luka, serta ribuan orang mengungsi. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah pengungsi sebanyak 4.150 orang yang berasal dari sembilan kelurahan.
Ribuan pengungsi itu terdistribusi di enam titik lokasi dan saat ini perlu mendapatkan bantuan mendesak. "Kebutuhan mendesak saat ini yang diperlukan seperti makanan siap saji, selimut, air bersih, obat-obatan, pakaian, terpal, peralatan masak, dan alat berat," ujar Kapusdatin Humas BNPB, Sutopo Purwo, saat jumpa pers di Kantor BNPB, Jakarta, Minggu (17/3/2019) sore.
Sejauh ini, kata dia, untuk tenaga medis baik dokter maupun perawat, mulai dari wilayah Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura, sudah mencukupi. Maka itu, tidak perlu dikerahkan dari luar wilayah.
Adapun wilayah tetangga yang ada di sekitar area terdampak bencana untuk dikoordinasikan segera membantu penanganan darurat, khususnya di titik Kabupaten Jayapura maupun Kota Jayapura.
Untuk pengerahan alat berat dan penanganan darurat distribusi posko, tetap akan dibangun di kantor Bupati Jayapura. "Untuk kondisi listrik di sana dimatikan PLN. Saat kejadian masih menyala, tetapi melihat intensitas hujan dan kondisi yang bisa membahayakan, seperti korban kesetrum dan semacamnya sehingga listrik dimatikan," pungkasnya.
Ribuan pengungsi itu terdistribusi di enam titik lokasi dan saat ini perlu mendapatkan bantuan mendesak. "Kebutuhan mendesak saat ini yang diperlukan seperti makanan siap saji, selimut, air bersih, obat-obatan, pakaian, terpal, peralatan masak, dan alat berat," ujar Kapusdatin Humas BNPB, Sutopo Purwo, saat jumpa pers di Kantor BNPB, Jakarta, Minggu (17/3/2019) sore.
Sejauh ini, kata dia, untuk tenaga medis baik dokter maupun perawat, mulai dari wilayah Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura, sudah mencukupi. Maka itu, tidak perlu dikerahkan dari luar wilayah.
Adapun wilayah tetangga yang ada di sekitar area terdampak bencana untuk dikoordinasikan segera membantu penanganan darurat, khususnya di titik Kabupaten Jayapura maupun Kota Jayapura.
Untuk pengerahan alat berat dan penanganan darurat distribusi posko, tetap akan dibangun di kantor Bupati Jayapura. "Untuk kondisi listrik di sana dimatikan PLN. Saat kejadian masih menyala, tetapi melihat intensitas hujan dan kondisi yang bisa membahayakan, seperti korban kesetrum dan semacamnya sehingga listrik dimatikan," pungkasnya.
(thm)