Gunung Merapi Kembali Embuskan Awan Panas Guguran

Sabtu, 02 Maret 2019 - 23:03 WIB
Gunung Merapi Kembali Embuskan Awan Panas Guguran
Gunung Merapi Kembali Embuskan Awan Panas Guguran
A A A
SLEMAN - Gunung Merapi kembali embuskan awan panas guguran Sabtu (2/3/2019) pukul 20.45 WIB dengan jarak luncur 1.350 meter ke arah Sungai Gendol. BPPTKG mencatat dari pukul 00.00 WIB -18.00 WIB terjadi 75 kali guguran dengan durasi antara 10-93 detik.

Sembilan di antaranya awan panas guguran yaitu pukul 04.51WIB, 04.54 WIB, 05.03 WIB, 05.07 WIB, 05.10 WIB, 05.33 WiB, 05.40 WIB, 6.05 WIB dan 13.35 WIB dengan jarak luncur 800-1.100 meter. Sehingga hingga pukul 21.00 WIB telah terjadi 10 awan panas guguran. Untuk status masih level II (waspada).

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Joko Supriyanto mengatakan, meski Gunung Merapi sering mengembuskan awan panas guguran namun tetap meminta masyarakat di lereng Merapi, khususnya di kawasan rawan bencana (KRB) III atau yang jaraknya lebih dari 3 km dari puncak Gunung Merapi tetap tenang. Hanya saja tetap harus siap siaga dan meningkatkan kewaspadaan.

"Terutama yang ada di sepanjang Sungai Gendol waspada dengan banjir lahar. Sebab untuk bukaan Merapi sekarang arahnya ke arah sungai Gendol," kata Joko, Jumat (2/3/2019) malam.( Baca: Merapi Semburkan Wedus Gembel, Warga Diminta Sediakan Masker )

Menurut Joko, dengan kondisi ini, meminta masyarakat tetap mengikuti perkembangan aktivitas Merapi dari instansi yang berwenang. BPBD Sleman sendiri akan selalu up date. Untuk up date data, selain ada petugas yang memantau di Pokso Pusdalops BPBD Sleman di Pakem juga ada petugas siapa pantau di beberapa titik pantau dari Turgo di wilayah Barat hingga Kalitengah Kidul di wilayah Timur.

"Untuk posko di Pakem siaga 24 jam, sedangkan di pos pantau di lereng Merapi fokus pada malam hari," terangnya. Posko Pusdalops BPBD Sleman di Pakem dalam melakukan pemantauan dibagi dalam tiga shift, yaitu dari pukul 07.30 WIB-15.30 WIB, 15.30-23.30 WIB dan dari 23.30-07.30 WIB.
Setiap shift ada 7-8 petugas yang standby. Sedangkan di pos pantau siaga ada petugas bersama relawan dan warga setempat. Dengan adanya pos pantau ini, jika terjadi hal yang darurat segera dapat ditindaklanjuti.
Kepala Desa (Kades) Wonokerto, Turi, Tomon HW mengatakan, dengan aktivitas Gunung Merapi tersebut bersama warga terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan Merapi. Termasuk ada pos pantau siaga pada malam hari di balai desa setempat.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6607 seconds (0.1#10.140)
pixels