Merapi Semburkan Wedus Gembel, Warga Diminta Sediakan Masker
A
A
A
YOGYAKARTA - Intensitas vulkanik di Gunung Merapi terus mengalami peningkatan. Dini hari tadi tercatat Gunung Merapi mengeluarkan 7 Kali awan panas guguran atau dikenal dengan wedus gembel mengarah ke hulu Kali Gendol.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hani Humaida menjelaskan, awan panas guguran terpantau pada pukul 04.51 WIB, 04.54 WIB, 05.03 WIB, 05.07 WIB, 5.10 WIB, 5.33 WIB , dan 5.40 WIB. Jarak luncur awan panas guguran ini sampai jarak 800 meter hingga 2 KM.
"Awan panas guguran dengan amplitudo 52-69 mm, dan durasi, 56-190 detik," terangnya kepada SINDOnews, Sabtu (2/3/2019).
Dijelaskannya sejak pukul 00.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB hari ini, secara meteorologi cuaca di puncak Merapi cerah dan berawan angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat daya dan barat. Suhu udara 16-20.5 °C dengan kelembaban udara 65-99 %, dan tekanan udara 836-943 mmHg.
"Kami berharap warga di sekitar Merapi mewaspadai kemungkinan hujan abu. Untuk itu menyediakan masker penting dilakukan," imbuhnya.
Kendati pagi tadi Merapi mengeluarkan awan panas guguran, namun BPPTKG masih menetapkan Merapi pada status waspada atau level II.
Beberapa rekomendasi yang dikeluarkan adalah kegiatan pendakian ke Gunung Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
Radius 3 KM dari puncak Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk. Berhubung sudah terjadi beberapa kali awan panas guguran yang jarak luncurnya semakin jauh masyarakat yang tinggal di alur Kali Gendol dimohon meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi.
Masyarakat juga diminta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi akan segera di tinjau kembali.
"Kami juga berharap masyarakat tidak terpancing isu mengenai erupsi Merapi yang tidak jelas sumbernya. Kami akan sampaikan setiap aktivitas di puncak Merapi," pungkasnya.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hani Humaida menjelaskan, awan panas guguran terpantau pada pukul 04.51 WIB, 04.54 WIB, 05.03 WIB, 05.07 WIB, 5.10 WIB, 5.33 WIB , dan 5.40 WIB. Jarak luncur awan panas guguran ini sampai jarak 800 meter hingga 2 KM.
"Awan panas guguran dengan amplitudo 52-69 mm, dan durasi, 56-190 detik," terangnya kepada SINDOnews, Sabtu (2/3/2019).
Dijelaskannya sejak pukul 00.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB hari ini, secara meteorologi cuaca di puncak Merapi cerah dan berawan angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat daya dan barat. Suhu udara 16-20.5 °C dengan kelembaban udara 65-99 %, dan tekanan udara 836-943 mmHg.
"Kami berharap warga di sekitar Merapi mewaspadai kemungkinan hujan abu. Untuk itu menyediakan masker penting dilakukan," imbuhnya.
Kendati pagi tadi Merapi mengeluarkan awan panas guguran, namun BPPTKG masih menetapkan Merapi pada status waspada atau level II.
Beberapa rekomendasi yang dikeluarkan adalah kegiatan pendakian ke Gunung Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
Radius 3 KM dari puncak Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk. Berhubung sudah terjadi beberapa kali awan panas guguran yang jarak luncurnya semakin jauh masyarakat yang tinggal di alur Kali Gendol dimohon meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi.
Masyarakat juga diminta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi akan segera di tinjau kembali.
"Kami juga berharap masyarakat tidak terpancing isu mengenai erupsi Merapi yang tidak jelas sumbernya. Kami akan sampaikan setiap aktivitas di puncak Merapi," pungkasnya.
(mhd)