Korban Tambang Emas Ambruk Dievakuasi Secara Manual, Sudah 15 Pekerja Ditemukan
A
A
A
BOLAANG MONGONDOW - Proses evakuasi korban Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara (Sulut) masih terus berlangsung, Rabu (27/2/2019) pagi.
Tim penyelamat dari TRC BPBD Kabupaten Bolmong, Basarnas Pos SAR Kotamobagu, Polres Kotamobagu, Polsek Lolayan, Koramil Lolayan, PMI, Rescue JRBM, dibantu masyarakat berhasil mengevakuasi sebanyak 15 korban. Satu korban meninggal dunia dan 14 korban lainnya dalam kondisi selamat.
“Ke-14 orang ini mengalami luka ringan dan luka berat. Mereka saat ini sudah berada di Rumah Sakit Umum Kotamobagu,” kata Kasi Tanggap Darurat, Abdul Muin Paputungan dan Koordinator Pos SAR Kotambubagu, Rusmadi. (Baca juga; Tambang Emas Ambruk, Satu Tewas dan 60 Penambang Masih Terjebak Dalam Lubang )
Rusmadi menjelaskan, evakuasi dilakukan dengan cara manual untuk menghindari longsoran baru agar akses masuk tidak tertutup. “Karena di lokasi longsoran tambang rawan longsor susulan karena tanahnya bebatuan. Sebab jika terjadi longsoran baru akan menutup akses masuk di pertambangan di dalam,” terangnya.
Dia menjelaskan, alat berat memang belum diupayakan sebab karena jika melihat dari lokasinya vertikal atau tebing vertikal, sehingga untuk mencapai lokasi harus ekstrahati-hati.
“Diprioritaskan untuk korban yang masih hidup dan harus kami diselamatkan. Sebab kalau di dalam masih ada korban yang masih hidup kemudian menggunakan alat berat akan berisiko korban meninggal,” ujarnya.
Rusmadi menambahkan, longsor di kawasan tambang PETI disebabkan oleh tekanan alat-alat para penambang yang menggunakan linggis dan alat lainnya. “Bukan karena hujan di sini sedang tidak hujan,” ungkapnya.
Proses evakuasi akan terus dilakukan sampai korban yang di dalam bisa diselamatkan seluruhnya. Medan yang berat membuat petugas tim penyelamat harus berusaha ekstra-keras dan berhati-hati.
Tim penyelamat dari TRC BPBD Kabupaten Bolmong, Basarnas Pos SAR Kotamobagu, Polres Kotamobagu, Polsek Lolayan, Koramil Lolayan, PMI, Rescue JRBM, dibantu masyarakat berhasil mengevakuasi sebanyak 15 korban. Satu korban meninggal dunia dan 14 korban lainnya dalam kondisi selamat.
“Ke-14 orang ini mengalami luka ringan dan luka berat. Mereka saat ini sudah berada di Rumah Sakit Umum Kotamobagu,” kata Kasi Tanggap Darurat, Abdul Muin Paputungan dan Koordinator Pos SAR Kotambubagu, Rusmadi. (Baca juga; Tambang Emas Ambruk, Satu Tewas dan 60 Penambang Masih Terjebak Dalam Lubang )
Rusmadi menjelaskan, evakuasi dilakukan dengan cara manual untuk menghindari longsoran baru agar akses masuk tidak tertutup. “Karena di lokasi longsoran tambang rawan longsor susulan karena tanahnya bebatuan. Sebab jika terjadi longsoran baru akan menutup akses masuk di pertambangan di dalam,” terangnya.
Dia menjelaskan, alat berat memang belum diupayakan sebab karena jika melihat dari lokasinya vertikal atau tebing vertikal, sehingga untuk mencapai lokasi harus ekstrahati-hati.
“Diprioritaskan untuk korban yang masih hidup dan harus kami diselamatkan. Sebab kalau di dalam masih ada korban yang masih hidup kemudian menggunakan alat berat akan berisiko korban meninggal,” ujarnya.
Rusmadi menambahkan, longsor di kawasan tambang PETI disebabkan oleh tekanan alat-alat para penambang yang menggunakan linggis dan alat lainnya. “Bukan karena hujan di sini sedang tidak hujan,” ungkapnya.
Proses evakuasi akan terus dilakukan sampai korban yang di dalam bisa diselamatkan seluruhnya. Medan yang berat membuat petugas tim penyelamat harus berusaha ekstra-keras dan berhati-hati.
(wib)