Misteri Solokan Wangi dan Candi Bawah Laut Cipatujah

Jum'at, 25 Januari 2019 - 05:00 WIB
Misteri Solokan Wangi...
Misteri Solokan Wangi dan Candi Bawah Laut Cipatujah
A A A
Keindahan Pantai Selatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat dikenal karena pantainya panjang, ombak yang besar serta masih alami belum atau disentuh tangan-tangan pemodal.

Pantai di ujung selatan Tasikmalaya ini ini menjadi tujuan wisata laut ketiga Priangan Timur setelah Pangandaran dan Santolo Garut Selatan.

Namun seperti laut lainnya, Pantai Cipatujah juga memiliki mitos tersendiri yang dikaitkan dengan keganasan ombak menakutkan sebagai ciri laut pantai selatan.

Nyai Kanjeng Ratu Kidul disebut-sebut penguasa pantai tersebut, yang untuk Pantai Sindangkerta Cipatujah tak lepas dari sisa peradaban peninggalan Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi.

Aneh memang, yang dinamakan pantai pastinya hamparan pasir dengan 'kepakan' air laut. Namun di pantai sindangkerta terdapat bagian pantai dengan sebutan 'Solokan Wangi' (Selokan atau Parit). Konon, solokan tersebut bekas jejak Prabu Siliwangi berupa terowongan penghubung ke Hutan Sancang melalui Pantai Pameungpeuk Garut.

Sepintas sangat mustahil di pesisir laut terdapat terowongan (Istilah orang Cipatujah disebut selokan), karena kedalaman air laut Pantai Sindangkerta setinggi perut orang dewasa. Sehingga pewisata bebas berenang dicelah terumbu karang.

Menurut warga Sindangkerta, Aas (48), mitos solokan wangi turun temurun dari orang tua mereka. Warga memercayai di dasar solokan wangi terdapat aliran air dengan arus yang begitu kuat.

Sehingga, Pemerintah Desa Sindangkerta memberlakukan larangan berenang, termasuk mengail ikan. "Siapa yang berenang melintasi soloka wangi, pasti tersedot lalu akan ditemukan kembali dalam waktu tiga harian. Kejadian ini sudah terjadi sejak dulu kala," kata Aas, yang diwawancarai beberapa waktu lalu.

Bahkan, ujarnya, pernah nelayan mengail ikan, tapi malah tertarik ke dasar laut. "Makanya diberi pembatas, agar yang berenang tidak melintas solokan wangi," ucapnya yang sudah 35 tahun berjualan di Pantai Sindangkerta ini.

Kebenaran adanya selokan dasar pantai itu pun dibuktikan penyelam penembak ikan. Menurut mereka, dikedalaman 12 meter terdapat "solokan" yang menerobos dasar pantai.

"Sok we tingal, ombak nu ka solokan eta mah meni tenang, da jero tea. Caina ge meni kalem kitu, padahal dijerona mah nyedot pisan (Lihat sendiri. Ombak di atas selokan itu airnya tenang karena dalam. Air begitu tenang namun kalau diselami ada arus besar menarik siapa saja ke dalam selokan)," tuturnya.

Meski berbahaya, di solokan wangi terdapat ikan besar. Jika kebetulan, pengunjung kerap menjumpai dengan ukuran sekira 3x3 meter. "Ari leres heunteuna mah duka abi ge, da ieu mah kacapangan kolot-kolot kapungkur yen didieu aya tilas prabu siliwangi ku bentuk torowongan bawah laut tadi (Betul tidaknya juga saya tidak tahu. Hanya orang tua dulu bilang bahwa di bawah laut tersebut terdapat terowongan)," ujarnya.

Candi

Pasca dihentikannya penambangan Pasir Besi Tahun 2014 lalu, pantai selatan Tasikmalaya kembali menampakkan keindahannya. Meski hamparan pasir menyusut akibat penambangan, ada daya tarik tersendiri ketika mengunjungi Cipatujah.

Datanglah pagi hari, desiran ombak, burung laut beterbangan lincah menjadi pemandangan berbeda yang tidak dijumpai di pantai lain.
Begitupun dengan kesunyian pantai, mengondisikan ketenteraman hati dari penatnya kota. Pun, batu-batu penahan ombak menambah kegagahan, melemahkan hantaman ombak.

"Sunrise" (Matahari terbit) Cipatujah tak kalah menakjubkan. Meski di Pangandaran seolah muncul dari bawah laut, di Cipatujah terlihat jelas menguning telur, sehingga sengatan panas menjadi kehangatan terik menembus pori-pori kulit.

Dibalik keindahan tersebut, siapa sangka dari luas dan keganasan laut Cipatujah yang berbatasan dengan Samudera Hindia ini menyimpan sejuta misteri belum terungkap.

Walaupun belum dibuktikan secara ilmiah, masyarakat Cipatujah memercayai keberadaan Candi bawah tengah laut yang sempat digegerkan juga ada disuatu Pantai di Bali namu ketika diteliti hanya candi buatan.

Dan katanya, masyarakat Bali juga tahu ada peninggalan peradaban purba bawah laut, pra es bumi mencair, tapi belum diketahui dimana, sehingga untuk membuktikan imajinasinya Bali meklaim dipantainya terdapat Candi.

"Padahal salah besar. Candi itu ada didasar laut Cipatujah Tasikmalaya Jawa Barat. Bukan Bali," kata Nelayan Cipatujah Bah Jojo (60) yang dijumpai penulis beberapa waktu lalu.

Menurut Bah Jojo, Candi tersebut berada 500 mil dari seberang pantai dan bukan candi "ghaib" atau istana yang dikenal tempat bersemayam Kanjeng Ratu Kidul.

Candi itu candi buatan peradaban manusia yang membutuhkan keyakinan tersendiri untuk mempercayainya.

"Katanya ada sejarah benua yang hilang ya di belahan bumi ini. Nah benua itu nusantara. Laut ini berbatasan dengan Australia yang dikenal Samudera Hindia," tuturnya.

Bah Jojo pun menyampaikan, seiring perubahan alam, candi tenggelam ketika jaman es mencair dan sangat wajar juga kalau tidak ada yang mempercayai karena melihat alam selalu dengan kaca mata kekinian bukan dengan perkembangan sejarah.

"Padahal yang dinamai pantai selatan itu terbentang dari pantai ujung kulon banten, pelabuan ratu sukabumi, rancabuaya garut atau cianjur, pameungpeuk dan sancang garut, serta cipatujah cikalong dan pangandaran. Dulu satu daratan," kata Bah Jojo mengakhiri perbincangan dengan penulis.

u
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1130 seconds (0.1#10.140)