Terminal Lembang Resmi Dioperasikan, Sopir Dilarang Ngetem Sembarangan
A
A
A
LEMBANG - Terminal Lembang resmi dioperasikan kembali terhitung sejak 10 Januari 2018. Ada lima trayek angkutan umum yang harus masuk ke Terminal Lembang, yaitu Lembang-Cikole; Lembang-Cisarua; Lembang-Parongpong; dan Maribaya-Cibodas; serta bus arah Indramayu, dan elf arah Subang.
"Dibukanya terminal ini, maka sejumlah trayek kendaraan yang telah ditentukan harus masuk ke terminal. Sopir harus membiasakan dari sekarang, karena ke depan kalau tidak ke terminal dan melanggar jalur yang dipasang tanda verboden maka polisi akan menilangnya," kata Kepala Dinas Perhubungan KBB, Ade Komarudin, Sabtu (19/1/2018).
Meskipun sudah dioperasikan, masih banyak angkutan umum di sekitar Lembang yang lebih memilih untuk menggunakan jalur di luar terminal, dibandingkan masuk ke terminal. Angkutan umum tersebut lebih suka menaik-turunkan penumpang di Jalan Panorama, di depan Pasar Panorama Lembang, maupun di persimpangan Jalan Grand Hotel-Panorama-Kayuambon.
Ade menyebutkan, pengoperasian Terminal Lembang ini dilakukan secara permanen meskipun pembangunan sarana prasarana pelengkap terminal masih berjalan. Pertimbangannya karena penggunaan terminal itu sangat penting untuk aspek keselamatan dan kepastian pemberangkatan penumpang. Terutama untuk aspek keselamatan saat penumpang diharuskan naik-turun di terminal atau saat mengganti angkutan.
Sejak Pasar Panorama Lembang mengalami kebakaran pada 2015 lalu, lanjut dia, Terminal Lembang yang bersebelahan dengan pasar ini sempat diujicobakan untuk beroperasi kembali, yakni pada 2018. Akan tetapi karena ada pembangunan emplasemen maka operasional terminal sempat dihentikan untuk sementara waktu.
Saat ini pembangunan yang dilakukan tinggal membuat bangunan kantor terminal dan fasilitas pendukung seperti musola dan toilet. Anggaran pembangunannya direncanakan Rp 1,6 miliar dan sekarang prosesnya masih menunggu di Unit Layanan Pengadaan (ULP).
"Dibukanya terminal ini, maka sejumlah trayek kendaraan yang telah ditentukan harus masuk ke terminal. Sopir harus membiasakan dari sekarang, karena ke depan kalau tidak ke terminal dan melanggar jalur yang dipasang tanda verboden maka polisi akan menilangnya," kata Kepala Dinas Perhubungan KBB, Ade Komarudin, Sabtu (19/1/2018).
Meskipun sudah dioperasikan, masih banyak angkutan umum di sekitar Lembang yang lebih memilih untuk menggunakan jalur di luar terminal, dibandingkan masuk ke terminal. Angkutan umum tersebut lebih suka menaik-turunkan penumpang di Jalan Panorama, di depan Pasar Panorama Lembang, maupun di persimpangan Jalan Grand Hotel-Panorama-Kayuambon.
Ade menyebutkan, pengoperasian Terminal Lembang ini dilakukan secara permanen meskipun pembangunan sarana prasarana pelengkap terminal masih berjalan. Pertimbangannya karena penggunaan terminal itu sangat penting untuk aspek keselamatan dan kepastian pemberangkatan penumpang. Terutama untuk aspek keselamatan saat penumpang diharuskan naik-turun di terminal atau saat mengganti angkutan.
Sejak Pasar Panorama Lembang mengalami kebakaran pada 2015 lalu, lanjut dia, Terminal Lembang yang bersebelahan dengan pasar ini sempat diujicobakan untuk beroperasi kembali, yakni pada 2018. Akan tetapi karena ada pembangunan emplasemen maka operasional terminal sempat dihentikan untuk sementara waktu.
Saat ini pembangunan yang dilakukan tinggal membuat bangunan kantor terminal dan fasilitas pendukung seperti musola dan toilet. Anggaran pembangunannya direncanakan Rp 1,6 miliar dan sekarang prosesnya masih menunggu di Unit Layanan Pengadaan (ULP).
(wib)