Studi Mikro Seismik PLTA Batangtoru Telah Selesai Dilakukan
A
A
A
TAPANULI SELATAN - Tim ahli gempa PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE), Didiek Djarwadi menegaskan, studi mikro seismik untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batangtoru telah selesai dilakukan sejak 2017.
“Studi itu sudah selesai dikerjakan dan dipergunakan juga untuk menyempurnakan desain bendungan sesuai building code yang berlaku,” ujar Didiek kepada wartawan, Selasa (18/12/2018).
Kata dia, dalam proses penelitian dan desain bendungan PLTA Batangtoru, para ahli mempergunakan standar internasional ICOLD 2016 (yang terbaru) dan mengacu kepada sertifikasi oleh Kementerian PUPR.
Lebih lanjut dia mengatakan, PLTA Batangtoru didesain tahan gempa dengan mengacu pada standar dan peraturan terbaru yang berlaku, baik nasional maupun internasional seperti, standar nasional Indonesia (SNI).
“PT NSHE memiliki desain mitigasi bencana yang berisi skenario, bukan hanya dampak gempa bumi melainkan juga dampak banjir besar,” tuturnya.
Desain mitigasi bencana dirumuskan dan diimplementasikan oleh bagian yang berbeda dalam organisasi perusahaan, bukan bagian desain bendungan yang mencakup ahli gempa bumi. Didiek menambahkan, standar keselamatan dam telah memenuhi standar “Selecting Seismic Parameters for Large Dams” yang diterbitkan ICOLD pada 2016 dengan memenuhi kriteria melindungi keselamatan publik, kehidupan, dan properti.
“Perizinan pembangunan bendungan telah dilakukan dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor: 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan,” tuturnya.
Untuk dikethui, PLTA Batangtoru berkapasitas 510 Mega Watt (MW) yang dihasilkan dari empat turbin dengan tenaga 127,5 MW. Nilai investasi PLTA Batang Toru ini mencapai Rp21 triliun. Pembebasan lahan telah dilakukan sejak 2012 untuk membuka jalan menuju aliran sungai Batangtoru. Mega proyek PLTA ini diperkirakan selesai pada tahun 2022.
“Studi itu sudah selesai dikerjakan dan dipergunakan juga untuk menyempurnakan desain bendungan sesuai building code yang berlaku,” ujar Didiek kepada wartawan, Selasa (18/12/2018).
Kata dia, dalam proses penelitian dan desain bendungan PLTA Batangtoru, para ahli mempergunakan standar internasional ICOLD 2016 (yang terbaru) dan mengacu kepada sertifikasi oleh Kementerian PUPR.
Lebih lanjut dia mengatakan, PLTA Batangtoru didesain tahan gempa dengan mengacu pada standar dan peraturan terbaru yang berlaku, baik nasional maupun internasional seperti, standar nasional Indonesia (SNI).
“PT NSHE memiliki desain mitigasi bencana yang berisi skenario, bukan hanya dampak gempa bumi melainkan juga dampak banjir besar,” tuturnya.
Desain mitigasi bencana dirumuskan dan diimplementasikan oleh bagian yang berbeda dalam organisasi perusahaan, bukan bagian desain bendungan yang mencakup ahli gempa bumi. Didiek menambahkan, standar keselamatan dam telah memenuhi standar “Selecting Seismic Parameters for Large Dams” yang diterbitkan ICOLD pada 2016 dengan memenuhi kriteria melindungi keselamatan publik, kehidupan, dan properti.
“Perizinan pembangunan bendungan telah dilakukan dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor: 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan,” tuturnya.
Untuk dikethui, PLTA Batangtoru berkapasitas 510 Mega Watt (MW) yang dihasilkan dari empat turbin dengan tenaga 127,5 MW. Nilai investasi PLTA Batang Toru ini mencapai Rp21 triliun. Pembebasan lahan telah dilakukan sejak 2012 untuk membuka jalan menuju aliran sungai Batangtoru. Mega proyek PLTA ini diperkirakan selesai pada tahun 2022.
(rhs)