Sumsel Jadi Pilot Project Optimasi Sawah Pasang Surut

Kamis, 06 Desember 2018 - 19:27 WIB
Sumsel Jadi Pilot Project...
Sumsel Jadi Pilot Project Optimasi Sawah Pasang Surut
A A A
PALEMBANG - Gubernur Sumsel Herman Deru optimistis mampu mengembalikan Sumsel sebagai provinsi lumbung pangan, setelah ditetapkan sebagai percontohan optimasi sawah pasang surut.

"Kita terima dengan penuh tanggung jawab ini, dari 34 provinsi di Indonesia hanya Sumsel dan Kalsel yang menjadi pilot project,” kata Herman Deru di hadapan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam Rakor Bidang Pertanian di Palembang, Kamis (6/12/2018).

Gubernur mengaku bangga Provinsi Sumsel menjadi pilot project program yang diintruksikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo melalui Kementrian Pertanian, yakni program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi).

"Maka keseriusan itu saya tunjuk jajaran Pemprov Sumsel yang membidangi pertanian juga kabupaten kota semua sudah sepakat bahwa kita terima program ini sebagai program yang tujuannya segera menekan angka kemiskinan, angka kemiskinan dalam waktu dekat sudah harus satu digit," ujarnya.

Dia juga menyatakan, Pemprov Sumsel berkomitmen menginisiasi semua daerah untuk memberikan perhatian lebih terhadap petani. Provinsi Sumsel telah menyiapkan anggaran tertentu untuk membeli langsung beras petani.

"Ini bentuk perhatian terhadap petani, ini juga berguna menjaga semangat para petani bahwa mereka sejatinya tidak pernah diabaikan. Karya dan kerja petani adalah bagian dari kontribusi mereka berjuang menurunkan angka kemiskinan," katanya.

"Pak Menteri bimbing kami, pak menteri kawal kami akan berjuang sekuat tenaga Sumsel harus kembali kepuncak kejayaannya menjadi lumbung pangan," tambahnya.

Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, Kementerian Pertanian mengaktifkan kembali lahan tidur sekitar 500.000 hektare di Provinsi Sumsel. Untuk tahap pertama sebanyak 200.000 hektare dan diharapkan program ini berhasil sehingga pendapatan petani di Provinsi Sumsel naik hingga mencapai Rp12 Triliun.

"Pendapatan petani bisa naik tiga kali lipat, sudah dua tahun kita lakukan penelitian mempunyai varietas baru yang cocok untuk daerah rawa. Produksinya enam ton, dulu petani produksinya 2 ton dengan varietas baru itu bisa menyelesaikan daerah rawa produksi sebanyak enam ton, namanya Inpari, bisa tiga kali lipat pendapatan petani," ungkapnya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1665 seconds (0.1#10.140)