Manado Canangkan Kota Doa di Godbless Park
A
A
A
MANADO - Dengan melibatkan para pemimpin agama, pemerintah dan masyarakat, Pemerintah Kota Manado mencanangkan Kota Doa bertempat di areal Godbless Park atau Taman Berkat, di Jalan Piere Tendean Boulevard Manado, Rabu (28/11/2018).
“Ide untuk pencanangan Manado sebagai Kota Doa muncul saat saya dan para tokoh agama melakukan perjalanan spritual ke Palestina, Israel, dan Turki. Saya menyaksikan langsung bagaimana kehidupan beragama mereka di sana,”kata Wali Kota Vicky Lumentut.
Dikatakan, kehidupan toleransi terjalin erat walaupun terdapat 95% penduduk Turki beragama Islam, dan sisanya 5% adalah pemeluk agama lain.
“Namun tidak ada pertentangan satu dengan yang lain, tidak ada sekat antar rumah ibadah. Termasuk di Palestina dan Israel. Dari situ kami melihat, yang menjadi permasalahan di sana bukanlah agama tetapi sengketa tanah leluhur,” jelasnya.
Menurut Vicky, sama halnya dengan masyarakat di Turki, Palestina dan Israel, masyarakat Manado yang majemuk dengan berbagai pemeluk agama dan keyakinan serta di tengah perbedaan suku dan etnis, bisa menyatu dalam doa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ini dimaksudkan agar Kota Manado selalu dijaga oleh Tuhan dan dijauhkan dari berbagai musibah, ancaman serta gangguan.
“Kegiatan pencanangan Manado Kota Doa ini merupakan kesepakatan para tokoh agama di Kota Manado. Karena, kehidupan masyarakat yang religius yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Saya yakin kota ini akan selalu dijaga dan diberkati oleh Tuhan. Sehingga, kita bisa terhindar dari bencana atau musibah juga ancaman-ancaman disintegrasi yang dapat memecah belah kebersamaan kita di Manado,” tukasnya.
Vicky Lumentut mengajak warga Kota Manado agar menjadikan doa sebagai gaya hidup. "Saya harapkan komitmen ini tidak hanya ditekadkan dalam pencanangan pada hari ini, tetapi mari kita jadikan doa sebagai lifestyle atau gaya hidup kita warga Kota Manado. Kita jaga toleransi dan kedamaian di kota yang kita cintai ini,” tandasnya.
Karena itu kata Vicky, setiap tanggal 1 bulan berjalan, seluruh tempat ibadah dibuka untuk kegiatan doa bersama.
"Setiap tanggal 1 awal bulan, rumah-rumah ibadah akan dibuka dan diadakan doa bersama sesuai ajaran agama masing-masing. Kita berdoa agar Tuhan selalu menjaga kita semua,” pungkasnya.
Acara ditutup dengan doa bersama enam agama yang ada di Kota Manado, yakni Kristen, Katolik, Islam, Buddha, Hindu dan Kong Hu Chu. Pencanangan dilakukan dengan menekan tombol dan pembukaan selubung papan nama Manado Kota Doa.
Tampak hadir, Wakil Wali Kota Mor Dominus Bastiaan, Ketua dan Wakil Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Manado Julyeta PA Lumentut Runtuwene dan Imelda Bastiaan Markus, Sekretaris Daerah Kota Manado Micler CS Lakat, Ketua Badan Kerja Sama Antar Umat Beragama (BKSAUA) Pdt Roy Lengkong STh, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Pdt Renata Ticonuwu STh.Selain itu Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Albert Wuysang, Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) James Karinda, mewakili Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Manado serta para tokoh agama se-Kota Manado serta ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN), Tenaga Harian Lepas (THL) dan Kepala Lingkungan se Kota Manado.
“Ide untuk pencanangan Manado sebagai Kota Doa muncul saat saya dan para tokoh agama melakukan perjalanan spritual ke Palestina, Israel, dan Turki. Saya menyaksikan langsung bagaimana kehidupan beragama mereka di sana,”kata Wali Kota Vicky Lumentut.
Dikatakan, kehidupan toleransi terjalin erat walaupun terdapat 95% penduduk Turki beragama Islam, dan sisanya 5% adalah pemeluk agama lain.
“Namun tidak ada pertentangan satu dengan yang lain, tidak ada sekat antar rumah ibadah. Termasuk di Palestina dan Israel. Dari situ kami melihat, yang menjadi permasalahan di sana bukanlah agama tetapi sengketa tanah leluhur,” jelasnya.
Menurut Vicky, sama halnya dengan masyarakat di Turki, Palestina dan Israel, masyarakat Manado yang majemuk dengan berbagai pemeluk agama dan keyakinan serta di tengah perbedaan suku dan etnis, bisa menyatu dalam doa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ini dimaksudkan agar Kota Manado selalu dijaga oleh Tuhan dan dijauhkan dari berbagai musibah, ancaman serta gangguan.
“Kegiatan pencanangan Manado Kota Doa ini merupakan kesepakatan para tokoh agama di Kota Manado. Karena, kehidupan masyarakat yang religius yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Saya yakin kota ini akan selalu dijaga dan diberkati oleh Tuhan. Sehingga, kita bisa terhindar dari bencana atau musibah juga ancaman-ancaman disintegrasi yang dapat memecah belah kebersamaan kita di Manado,” tukasnya.
Vicky Lumentut mengajak warga Kota Manado agar menjadikan doa sebagai gaya hidup. "Saya harapkan komitmen ini tidak hanya ditekadkan dalam pencanangan pada hari ini, tetapi mari kita jadikan doa sebagai lifestyle atau gaya hidup kita warga Kota Manado. Kita jaga toleransi dan kedamaian di kota yang kita cintai ini,” tandasnya.
Karena itu kata Vicky, setiap tanggal 1 bulan berjalan, seluruh tempat ibadah dibuka untuk kegiatan doa bersama.
"Setiap tanggal 1 awal bulan, rumah-rumah ibadah akan dibuka dan diadakan doa bersama sesuai ajaran agama masing-masing. Kita berdoa agar Tuhan selalu menjaga kita semua,” pungkasnya.
Acara ditutup dengan doa bersama enam agama yang ada di Kota Manado, yakni Kristen, Katolik, Islam, Buddha, Hindu dan Kong Hu Chu. Pencanangan dilakukan dengan menekan tombol dan pembukaan selubung papan nama Manado Kota Doa.
Tampak hadir, Wakil Wali Kota Mor Dominus Bastiaan, Ketua dan Wakil Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Manado Julyeta PA Lumentut Runtuwene dan Imelda Bastiaan Markus, Sekretaris Daerah Kota Manado Micler CS Lakat, Ketua Badan Kerja Sama Antar Umat Beragama (BKSAUA) Pdt Roy Lengkong STh, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Pdt Renata Ticonuwu STh.Selain itu Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Albert Wuysang, Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) James Karinda, mewakili Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Manado serta para tokoh agama se-Kota Manado serta ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN), Tenaga Harian Lepas (THL) dan Kepala Lingkungan se Kota Manado.
(sms)