Pagi Ini Dua Warga Gunungkidul Ditemukan Tewas Gantung Diri
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Kasus gantung diri terus saja terjadi di Kabupaten Gunungkidul. Rabu (31/10/2018) pagi ini, dua warga daerah terluas di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu ditemukan tewas menggantung.
Korban pertama adalah Pawiro Karno, warga Dusun Kayubimo, Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari. Kakek berumur 90 tahun itu ditemukan tewas tergantung di kandang ternak samping rumahnya sekitar pukul 05.00 WIB. Diduga kuat Pawiro nekat mengakhiri hidup lantaran penyakit asma yang dideritanya bertahun-tahun tak kunjung sembuh.
Dukuh Kayubimo, Sutino mengatakan, Pawiro ditemukan tewas tergantung oleh menantunya, Arif. Waktu itu Arif akan melakukan kegiatan rutin memberi makan ayam dan ternak lain. "Namun dia kaget karena di dalam kandang, mertuanya sudah tergantung dan meninggal dunia," katanya kepada wartawan, Rabu (31/10/2018).
Menurut Sutino, Pawiro Karno telah lama mengidap penyakit asma. Bahkan seringkali mengeluh sakitnya tidak bisa sembuh. "Kemungkinan karena depresi dan takut menyusahkan keluarga karena sakitnya," ujarnya.
Kasus gantung diri juga terjadi di tempat lain dalam waktu yang hampir bersamaan. Sutarmi (48), warga Dusun Tobong, Desa sambireji, Ngawen juga nekat mengakhiri hidup dengan gantung diri. Tubuhnya ditemukan tetangga korban tergantung di pohon samping rumahnya sekitar pukul 05.00 WIB.
Kapolsek Ngawen AKP Kasiwon mengatakan, kasus gantung diri tersebut pertama kali diketahui Fitri, anak tetangga korban yang hendak mandi. Perempuan tersebut kaget melihat Sutarmi sudah tergantung di pohon. "Dia langsung berteriak histeris dan tetangga berdatangan. Kemudian lapor ke polsek dan sudah kita tangani," katanya.
Hingga saat ini pihaknya masih meminta keterangan saksi. Ini lantaran korban memiliki riwayat penyakit gula selama tiga tahun terakhir. Selain itu juga kabar beredar korban terlilit rentenir.
Dari data Polres Gunungkidul, kasus gantung diri sejak Januari hingga akhir Oktober 2018 tercatat 22 warga memilih mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.
Korban pertama adalah Pawiro Karno, warga Dusun Kayubimo, Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari. Kakek berumur 90 tahun itu ditemukan tewas tergantung di kandang ternak samping rumahnya sekitar pukul 05.00 WIB. Diduga kuat Pawiro nekat mengakhiri hidup lantaran penyakit asma yang dideritanya bertahun-tahun tak kunjung sembuh.
Dukuh Kayubimo, Sutino mengatakan, Pawiro ditemukan tewas tergantung oleh menantunya, Arif. Waktu itu Arif akan melakukan kegiatan rutin memberi makan ayam dan ternak lain. "Namun dia kaget karena di dalam kandang, mertuanya sudah tergantung dan meninggal dunia," katanya kepada wartawan, Rabu (31/10/2018).
Menurut Sutino, Pawiro Karno telah lama mengidap penyakit asma. Bahkan seringkali mengeluh sakitnya tidak bisa sembuh. "Kemungkinan karena depresi dan takut menyusahkan keluarga karena sakitnya," ujarnya.
Kasus gantung diri juga terjadi di tempat lain dalam waktu yang hampir bersamaan. Sutarmi (48), warga Dusun Tobong, Desa sambireji, Ngawen juga nekat mengakhiri hidup dengan gantung diri. Tubuhnya ditemukan tetangga korban tergantung di pohon samping rumahnya sekitar pukul 05.00 WIB.
Kapolsek Ngawen AKP Kasiwon mengatakan, kasus gantung diri tersebut pertama kali diketahui Fitri, anak tetangga korban yang hendak mandi. Perempuan tersebut kaget melihat Sutarmi sudah tergantung di pohon. "Dia langsung berteriak histeris dan tetangga berdatangan. Kemudian lapor ke polsek dan sudah kita tangani," katanya.
Hingga saat ini pihaknya masih meminta keterangan saksi. Ini lantaran korban memiliki riwayat penyakit gula selama tiga tahun terakhir. Selain itu juga kabar beredar korban terlilit rentenir.
Dari data Polres Gunungkidul, kasus gantung diri sejak Januari hingga akhir Oktober 2018 tercatat 22 warga memilih mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.
(amm)