Industri Makanan Skala Menengah Banyak Gunakan Elpiji Bersubsidi
A
A
A
SEMARANG - Sejumlah industri makanan skala menengah di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah kedapatan menggunakan elpiji 3 kg untuk produksi. Penyalahgunaan gas bersubsidi itu, diketahui tim monitoring penggunaan elpiji 3 kg Kabupaten Semarang saat melakukan inspeksi di beberapa industri makanan skala menengah.
Dalam isnpeksi, tim monitoring yang terdiri dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Hiswana Migas dan Polres Semarang menemukan 78 tabung elpiji 3 kg yang digunakan beberapa industri makanan skala menengah. Dari 78 tabung 3 kg, sebanyak 76 di antaranya berhasil ditarik dan ditukar dengan 38 tabung elpiji 5,5 kg nonsubsidi.
Kepala Seksi Pengawasan Perdagangan Disperindag Kabupaten Semarang Witri Relawati mengatakan, inspeksi mendadak (sidak) penggunaan elpiji 3 kg dilakukan untuk memberikan efek jera kepada masyarakat mampu agar tidak menyalahgunakan gas bersubsidi. Selain itu, juga untuk mengajak para pelaku usaha skala menengah ke atas untuk menggunakan elpiji nonsubsidi.
"Dalam setiap sidak, kami selalu mengajak para pelaku usaha skala menengah yang masih menggunakan elpiji 3 kg untuk melakukan penukaran tabung ke tabung nonsubsidi. Imbauan tersebut terus kami lakukan agar penggunaan elpiji 3 kg, khususnya di Kabupaten Semarang tepat sasaran," katanya, Selasa (23/10/2018).
Kanit 2 Sat Intelkam Polres Semarang Aiptu Sapto Hermawan menambahkan, dalam sidak ini, Pertamina memberikan trade in (tukar tabung) dengan elpiji 5,5 kg secara gratis. Pertamina memberikan satu tabung elpiji 5,5 kg dengan menukarkan dua tabung 3 kg. "Dalam kegiatan sidak ini, Pertamina sudah memberikan 38 tabung elpiji 5,5 kg dengan menukar 76 tabung 3 kg," ujarnya.
Sementara itu, Unit Manager Communication and CSR MOR IV PT Pertamina (Persero) Andar Titi Lestari menyatakan, dari sidak di Kabupaten Semarang PT Pertamina (Persero) mendapat potensi penghematan kuota elpiji bersubsidi selama satu bulan sejumlah 375 tabung. "Dengan demikian, penyaluran elpiji 3 kg bisa lebih baik dan tepat sasaran," katanya.
Lebih jauh Andar meminta kesadaran para pelaku usaha dan rumah tangga menengah untuk menggunakan gas nonsubsidi agar kuota LPG 3 kg dapat tepat sasaran dan sesuai peruntukannya. "Elpiji 3 kg itu diperuntukan untuk rumah tangga kategori miskin dan UMKM. Jadi warga ekonomi mampu dilarang menggunakan elpiji bersubsidi," ucapnya.
Dalam isnpeksi, tim monitoring yang terdiri dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Hiswana Migas dan Polres Semarang menemukan 78 tabung elpiji 3 kg yang digunakan beberapa industri makanan skala menengah. Dari 78 tabung 3 kg, sebanyak 76 di antaranya berhasil ditarik dan ditukar dengan 38 tabung elpiji 5,5 kg nonsubsidi.
Kepala Seksi Pengawasan Perdagangan Disperindag Kabupaten Semarang Witri Relawati mengatakan, inspeksi mendadak (sidak) penggunaan elpiji 3 kg dilakukan untuk memberikan efek jera kepada masyarakat mampu agar tidak menyalahgunakan gas bersubsidi. Selain itu, juga untuk mengajak para pelaku usaha skala menengah ke atas untuk menggunakan elpiji nonsubsidi.
"Dalam setiap sidak, kami selalu mengajak para pelaku usaha skala menengah yang masih menggunakan elpiji 3 kg untuk melakukan penukaran tabung ke tabung nonsubsidi. Imbauan tersebut terus kami lakukan agar penggunaan elpiji 3 kg, khususnya di Kabupaten Semarang tepat sasaran," katanya, Selasa (23/10/2018).
Kanit 2 Sat Intelkam Polres Semarang Aiptu Sapto Hermawan menambahkan, dalam sidak ini, Pertamina memberikan trade in (tukar tabung) dengan elpiji 5,5 kg secara gratis. Pertamina memberikan satu tabung elpiji 5,5 kg dengan menukarkan dua tabung 3 kg. "Dalam kegiatan sidak ini, Pertamina sudah memberikan 38 tabung elpiji 5,5 kg dengan menukar 76 tabung 3 kg," ujarnya.
Sementara itu, Unit Manager Communication and CSR MOR IV PT Pertamina (Persero) Andar Titi Lestari menyatakan, dari sidak di Kabupaten Semarang PT Pertamina (Persero) mendapat potensi penghematan kuota elpiji bersubsidi selama satu bulan sejumlah 375 tabung. "Dengan demikian, penyaluran elpiji 3 kg bisa lebih baik dan tepat sasaran," katanya.
Lebih jauh Andar meminta kesadaran para pelaku usaha dan rumah tangga menengah untuk menggunakan gas nonsubsidi agar kuota LPG 3 kg dapat tepat sasaran dan sesuai peruntukannya. "Elpiji 3 kg itu diperuntukan untuk rumah tangga kategori miskin dan UMKM. Jadi warga ekonomi mampu dilarang menggunakan elpiji bersubsidi," ucapnya.
(amm)