122.104 Warga Gunungkidul Terdampak Kekeringan

Jum'at, 19 Oktober 2018 - 18:10 WIB
122.104 Warga Gunungkidul Terdampak Kekeringan
122.104 Warga Gunungkidul Terdampak Kekeringan
A A A
GUNUNGKIDUL - Kekeringan di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meluas. Hingga saat ini tercatat sebanyak 122.104 jiwa di 14 kecamatan mengalami kesulitan air bersih lantaran musim kemarau yang berkepanjangan.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Edy Basuki mengatakan, sebelumnya kekeringan melanda 11 kecamatan dengan 96.523 jiwa korban terdampak. Namun kini meluas hingga 14 kecamatan dengan jumlah jiwa terdampak 122.104 jiwa. "Upaya droping terus kami lakukan. Namun karena cakupan lebih luas, maka kita akan koordinasi selanjutnya. Ini terkait dengan tanggap darurat dan tidaknya," katanya, Jumat (19/10/2018).

Upaya melakukan droping terus dilakukan tapi seringkali terjadi kendala. Di antaranya akses jalan yang masih belum memadai sehingga pendistribusian air sedikit terlambat. "Sumber pengambilan air jauh, jalan kebanyakan hanya bisa dilalui dengan satu unit mobil jadi tidak bisa berpapasan. Ada juga trouble kendaraan baik mesin ataupun pendukung lainnya," ujar Edy.

Data BPBD, sedikitnya 4.930 rit air bersih telah diberikan bagi warga yang mengalami kekeringan. Jumlah tersebut merupakan total dari droping yang bersumber dari APBD yang dikelola BPBD Gunungkidul, Kecamatan dan sejumlah donatur.

Saat ini, beberapa area yang terdampak kekeringan di antaranya Kecamatan Girisubo meliputi Desa Balong, Jepitu, Karangawen, Nglindur, Songbanyu, Jerukwudel, Pucung, Tileng; Kecamatan Nglipar meliputi Desa Kedungkeris, Nglipar, Pengkol, Kedungpoh, Katongan, Pilangrejo; Kecamatan Paliyan meliputi Desa Karangduwet, Giring, Karangasem, Mulusan, Pampang, Grogol; Kecamatan Panggang yaitu di Desa Girikarto, Girisuko, Girisekar, Girimulyo, Giriwungu, Giriharjo; Kecamatan Purwosari meliputi Desa Giripurwo, Giricahyo.

Di Kecamatan Rongkop, bencana kekeringan terjadi di Desa Karangwuni, Petir, Pucanganom, Semugih, Melikan, Pringombo, Bohol; Kecamatan Tanjungsari terjadi di Desa Hargosari dan Ngestirejo; Kecamatan Tepus meliputi Desa Sidoharjo, Giripanggung, Tepus, Purwodadi, Sumberwungu; Kecamatan Ngawen di Desa Sambirejo, Jurangjero, Tancep, Watusigar, Kampung.

Untuk Kecamatan Ponjong yaitu di Desa Kenteng, Tambakromo, Karangasem, Sawahan, Umbulrejo; di Kecamatan Gedangsari terjadi di Desa Mertelu; Kecamatan Saptosari meliputi Desa Krambilsawit; Kecamatan Semin terjadi di Desa Rejosari, Karangsari, Candirejo; dan di Kecamatan Semanu terjadi di Desa Dadapayu.

Kepala Desa Nglindur, Supriono mengatakan akibat kekeringan, masyarakat desa terpaksa membeli air bersih dengan harga rata-rata Rp120.000 setiap tangki dengan kapasitas 5.000 liter. Sumber mata air di wilayahnya berupa telaga yang menjadi andalan warga di musim kemarau sudah lama mengering. "Ada telaga tapi sudah mengering. Jadi beli air dari tangki swasta," katanya.

Kendati demikian, Supriono tidak menampik adanya bantuan air bersih baik dari pemerintah dan swasta. "Jadi bisa mengurangi pengeluaran warga," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0295 seconds (0.1#10.140)