Rektor USU dan Ketua Komisi VII DPR Tinjau Lokasi Pembangunan PLTA Batangtoru
A
A
A
TAPANULI SELATAN - Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Runtung Sitepu dan Ketua Komisi VII DPR Gus Irawan Pasaribu meninjau lokasi pembangunan mega proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batangtoru, Tapanuli Selatan, Sumut.
Peninjauan ini sebagai tindak lanjut Memorandum of Understanding (MoU) antara PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE), USU dan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan (Pemkab Tapsel).
"Tentunya, kami juga akan meminta dukumen terkait pembangunan PLTA Batangtoru, seperti dokumen izin dan peta lokasi," kata Runtung Sitepu kepada wartawan.
Selain itu, kunjungan itu untuk mengetehui kebenaran opini yang dibangun oleh beberapa lembaga seperti, akan terjadi genangan di ratusan hektare lahan dan penggusuran penduduk.
"Dari kunjungan ini, opini itu terbantahkan, karena lahan yang akan digenangi air hanya puluhan hektare dan tidak mengganggu penduduk, karena tidak ada rumah penduduk di sekitar itu," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, kehadiran PLTA Batangtoru mempunyai arti penting bagi USU terutama mahasiswa. Alasannya, proyek ini merupakan lahan untuk praktik mahasiswa yang menimba ilmu di kampus itu.
Ketua Komisi VII DPR Gus Irawan Pasaribu yang ikut dalam kunjungan itu menjelaskan, pengembangan energi terbarukan merupakan susuatu yang harus didukung, karena Oktober 2016, Komisi VII telah meratifikasi perjanjian Paris dan telah diundangkan. "Substansi dari perjanjian Paris itu, kita ikut menjaga perubahan iklim, gas rumah kaca dan negara-negara yang ikut diperjanjian Paris diwajibkan untuk mengembangkan energi terbarukan," tuturnya.
Selain Runtung, sejumlah dekan yang hadir di antaranya Dekan Fakultas Tekhnik (FT) Sri Maulina, Dekan Fakultas Kehutanan Siti Latifah. Kemudian hadi rjuga Ketua Majelis Wali Amanat USU, Panusunan Pasaribu. (Baca Juga: USU dan Pemkab Tapsel Dorong Percepatan PLTA Batangtoru)
Untuk diketahui, PT NSHE membangun PLTA Batangtoru dengan teknologi canggih yang didesain irit lahan dengan hanya memanfaatkan badan sungai seluas 24 Hektare (Ha). Ditambah lahan tambahan di lereng yang sangat curam seluas 66 Ha sebagai kolam harian untuk menampung air. Air kolam harian itu akan dicurahkan melalui terowongan bawah tanah menggerakkan turbin yang menghasilkan tenaga listrik sebesar 510 MW.
Dari izin lokasi seluas 6.500 Ha yang diberikan untuk keperluan survei dan studi lapangan, PLTA Batangtoru hanya memerlukan lahan seluas 122 Hektare untuk tapak bangunan dan genangan air. Saat beroperasi tahun 2022, PLTA Batangtoru akan menyerap emisi karbon sebesar 1,6 juta ton dan menghemat belanja solar PT PLN sebesar Rp5,4 triliun per tahun.
Peninjauan ini sebagai tindak lanjut Memorandum of Understanding (MoU) antara PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE), USU dan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan (Pemkab Tapsel).
"Tentunya, kami juga akan meminta dukumen terkait pembangunan PLTA Batangtoru, seperti dokumen izin dan peta lokasi," kata Runtung Sitepu kepada wartawan.
Selain itu, kunjungan itu untuk mengetehui kebenaran opini yang dibangun oleh beberapa lembaga seperti, akan terjadi genangan di ratusan hektare lahan dan penggusuran penduduk.
"Dari kunjungan ini, opini itu terbantahkan, karena lahan yang akan digenangi air hanya puluhan hektare dan tidak mengganggu penduduk, karena tidak ada rumah penduduk di sekitar itu," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, kehadiran PLTA Batangtoru mempunyai arti penting bagi USU terutama mahasiswa. Alasannya, proyek ini merupakan lahan untuk praktik mahasiswa yang menimba ilmu di kampus itu.
Ketua Komisi VII DPR Gus Irawan Pasaribu yang ikut dalam kunjungan itu menjelaskan, pengembangan energi terbarukan merupakan susuatu yang harus didukung, karena Oktober 2016, Komisi VII telah meratifikasi perjanjian Paris dan telah diundangkan. "Substansi dari perjanjian Paris itu, kita ikut menjaga perubahan iklim, gas rumah kaca dan negara-negara yang ikut diperjanjian Paris diwajibkan untuk mengembangkan energi terbarukan," tuturnya.
Selain Runtung, sejumlah dekan yang hadir di antaranya Dekan Fakultas Tekhnik (FT) Sri Maulina, Dekan Fakultas Kehutanan Siti Latifah. Kemudian hadi rjuga Ketua Majelis Wali Amanat USU, Panusunan Pasaribu. (Baca Juga: USU dan Pemkab Tapsel Dorong Percepatan PLTA Batangtoru)
Untuk diketahui, PT NSHE membangun PLTA Batangtoru dengan teknologi canggih yang didesain irit lahan dengan hanya memanfaatkan badan sungai seluas 24 Hektare (Ha). Ditambah lahan tambahan di lereng yang sangat curam seluas 66 Ha sebagai kolam harian untuk menampung air. Air kolam harian itu akan dicurahkan melalui terowongan bawah tanah menggerakkan turbin yang menghasilkan tenaga listrik sebesar 510 MW.
Dari izin lokasi seluas 6.500 Ha yang diberikan untuk keperluan survei dan studi lapangan, PLTA Batangtoru hanya memerlukan lahan seluas 122 Hektare untuk tapak bangunan dan genangan air. Saat beroperasi tahun 2022, PLTA Batangtoru akan menyerap emisi karbon sebesar 1,6 juta ton dan menghemat belanja solar PT PLN sebesar Rp5,4 triliun per tahun.
(rhs)