Kisah Bayi yang Lahir di Tenda Pengungsian saat Gempa Lombok
A
A
A
LOMBOK UTARA - Riyad Isnan bayi yang lahir di tenda pengungsian korban Gempa Lombok di Dusun Pasiran, Desa Bentek, Kecamatan Gangga, Lombok Utara harus bertahan hidup dari kencangnya angin dan debu yang bertebaran masuk ke tenda pengungsian. Putera pasangan Isnan dan Ida ini lahir ketika gempa susulan 6,2 Skala Richter (SR) mengguncang Lombok Utara.
Saat itu sang ibu dan keluarga panik ketika hendak mau melahirkan bersamaan dengan datangnya guncangan gempa. Mereka harus menyelamatkan diri dan menyelamatkan bayi yang mau lahir.
Dari penuturan ibu bayi, Ida dirinya dan suami beserta kerabatnya panik karena harus berpacu dengan guncangan gempa. “Dengan kondisi dramatis dan tempat seadanya bayi saya lahir setengah jam setelah gempa di Posko Kesehatan di Puskesmas Tanjung," kata Ida.
Sehingga saat ini bayi dengan berat 3 kilogram ini sekarang harus bertahan dari serangan debu akibat hembusan angin yang kencang di dalam pengungsian. Belum ada bantuan berupa popok, minyak telon dan keperluan bayi lainnya.
Ida menuturkan bayinya yang lahir pada 9 Agustus ini diberi nama Riyad Isnan Bumi yang menurutnya Riayad merupakan taman di Makkah, Insan nama bapaknya dan bumi menandakan jika dia lahir bertepatan dengan adanya gempa di Pulau Lombok yang sangat dahsyat.
Sementara itu tim relawan dari Ahy Foudatioan bergerak untuk memberikan bantuan medis dan perlengkapan bayi kepada Riyad Isnan Bumi yang lahir bertepatan dengan gempa susulan 6,2 SR itu.
Hingga saat ini bayi yang baru akan diberikan nama ini harus terus berjuang melawan cuaca ekstrim pascagempa di pengusian desa setempat. Mereka sangat mengharapkan bantuan tim medis untuk menangani semua keluhan dan kebutuhan bayi dan ibunya.
Saat itu sang ibu dan keluarga panik ketika hendak mau melahirkan bersamaan dengan datangnya guncangan gempa. Mereka harus menyelamatkan diri dan menyelamatkan bayi yang mau lahir.
Dari penuturan ibu bayi, Ida dirinya dan suami beserta kerabatnya panik karena harus berpacu dengan guncangan gempa. “Dengan kondisi dramatis dan tempat seadanya bayi saya lahir setengah jam setelah gempa di Posko Kesehatan di Puskesmas Tanjung," kata Ida.
Sehingga saat ini bayi dengan berat 3 kilogram ini sekarang harus bertahan dari serangan debu akibat hembusan angin yang kencang di dalam pengungsian. Belum ada bantuan berupa popok, minyak telon dan keperluan bayi lainnya.
Ida menuturkan bayinya yang lahir pada 9 Agustus ini diberi nama Riyad Isnan Bumi yang menurutnya Riayad merupakan taman di Makkah, Insan nama bapaknya dan bumi menandakan jika dia lahir bertepatan dengan adanya gempa di Pulau Lombok yang sangat dahsyat.
Sementara itu tim relawan dari Ahy Foudatioan bergerak untuk memberikan bantuan medis dan perlengkapan bayi kepada Riyad Isnan Bumi yang lahir bertepatan dengan gempa susulan 6,2 SR itu.
Hingga saat ini bayi yang baru akan diberikan nama ini harus terus berjuang melawan cuaca ekstrim pascagempa di pengusian desa setempat. Mereka sangat mengharapkan bantuan tim medis untuk menangani semua keluhan dan kebutuhan bayi dan ibunya.
(sms)