Ribuan Jiwa Warga Dua Dusun di Kabupaten Semarang Kesulitan Air Bersih
A
A
A
SEMARANG - Ribuan jiwa warga di Dusun Krajan dan Sengkrik, Desa Kalikurmo, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah sejak beberapa pekan lalu mengalami krisis air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari mereka harus ngangsu (mengambil air) di sumber air yang lokasinya cukup jauh dari rumah mereka.
Itu pun hanya digunakan untuk memasak dan minum. Sedangkan untuk keperluan mandi, mencuci pakaian dan perkakas dapur, mereka terpaksa menggunakan air sungai.
"Sejak awal musim kemarau, warga Dusun Krajan dan Sengkrik mulai kesulitan mendapatkan air bersih. Sampai saat ini, untuk mandi dan cuci warga harus melakunnya di sungai," kata Kepala Desa Kalikurmo Mahmudi, Kamis (26/7/2018).
Menurut dia, setiap musim kemarau panjang, 400 kepala keluarga (KK) di Dusun Krajan dan Sengkrik bisa dipastikan akan mengalami krisis air bersih. Sebab sumber air yang ada di dua daerah tersebut terbatas dan sampai saat ini belum ada fasilitas jaringan air bersih ke daerah tersebut.
"Kekeringan sudah menjadi bencana tahunan bagi warga Dusun Sengkrik dan Krajan. Setiap terjadi kekeringan, kami selalu mengajukan bantuan air bersih ke BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Semarang dan tadi mendapatkan bantuan air bersih sebanyak tiga tangki berisi 5.000 liter per tangki," ujarnya.
Dia mengatakan, bantuan air bersih tersebut sangat membantu warga dalam memenuhi keutuhan air bersih. Karena itu, dia berharap ada bantuan air bersih lagi agar warga tidak kesulitan mendapatkan air bersih.
Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Semarang Heru Subroto mengatakan, bantuan air bersih ke Dusun Sengkrik dan Krajan, Desa Kalikurmo disalurkan atas dasar permintaan warga. Sesuai ketentuan, BPBD baru bisa menyalurkan bantuan ke daerah yang mengalami krisis air bersih setelah ada laporan dan permintaan bantuan dari pihak desa setempat.
"Kami imbau kepada warga untuk segera melapor ke BPBD apabila daerahnya mengalami kekeringan dan kesulitan mendapatkan air bersih. Setelah ada laporan, bantuan air bersih langsung kami salurkan," katanya.
Itu pun hanya digunakan untuk memasak dan minum. Sedangkan untuk keperluan mandi, mencuci pakaian dan perkakas dapur, mereka terpaksa menggunakan air sungai.
"Sejak awal musim kemarau, warga Dusun Krajan dan Sengkrik mulai kesulitan mendapatkan air bersih. Sampai saat ini, untuk mandi dan cuci warga harus melakunnya di sungai," kata Kepala Desa Kalikurmo Mahmudi, Kamis (26/7/2018).
Menurut dia, setiap musim kemarau panjang, 400 kepala keluarga (KK) di Dusun Krajan dan Sengkrik bisa dipastikan akan mengalami krisis air bersih. Sebab sumber air yang ada di dua daerah tersebut terbatas dan sampai saat ini belum ada fasilitas jaringan air bersih ke daerah tersebut.
"Kekeringan sudah menjadi bencana tahunan bagi warga Dusun Sengkrik dan Krajan. Setiap terjadi kekeringan, kami selalu mengajukan bantuan air bersih ke BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Semarang dan tadi mendapatkan bantuan air bersih sebanyak tiga tangki berisi 5.000 liter per tangki," ujarnya.
Dia mengatakan, bantuan air bersih tersebut sangat membantu warga dalam memenuhi keutuhan air bersih. Karena itu, dia berharap ada bantuan air bersih lagi agar warga tidak kesulitan mendapatkan air bersih.
Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Semarang Heru Subroto mengatakan, bantuan air bersih ke Dusun Sengkrik dan Krajan, Desa Kalikurmo disalurkan atas dasar permintaan warga. Sesuai ketentuan, BPBD baru bisa menyalurkan bantuan ke daerah yang mengalami krisis air bersih setelah ada laporan dan permintaan bantuan dari pihak desa setempat.
"Kami imbau kepada warga untuk segera melapor ke BPBD apabila daerahnya mengalami kekeringan dan kesulitan mendapatkan air bersih. Setelah ada laporan, bantuan air bersih langsung kami salurkan," katanya.
(wib)