Gelombang Tinggi Terjang Pantai Selatan Jabar, Nelayan Dilarang Melaut
A
A
A
BANDUNG - Dalam dua pekan terakhir, gelombang tinggi laut mencapai 4-6 meter menerjang wilayah pantai selatan Jawa Barat. Kondisi tersebut diprediksi akan berlangsung sampai akhir Juli 2018.
Badan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung telah mengeluarkan surat edaran ke pemerintah daerah dan stakeholder terkait untuk meningkatkan kewaspadaan akan ancaman bencana akibat gelombang tinggi tersebut. Masyarakat yang tinggal di pesisir pantai diimbau selalu waspada, terutama nelayan diimbau tidak melaut karena sangat berbahaya.
Informasi yang diperoleh menyebutkan, air laut telah melimpas melampaui bibir pantai dan mencapai permukiman warga. Seperti di Santolo dan Rancabuaya, Kabupaten Garut; Pantai Jayanti, Kabupaten Cianjur; Pangandaran; dan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Dari video dan foto-foto yang beredar air laut mencapai parkiran motor kawasan wisata pantai barat Pangandaran.
Prakirawan Badan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung M Iid mengatakan, gelombang tinggi menerjang seluruh wilayah pantai selatan Jabar. Kondisi tersebut telah terjadi sejak awal bulan Juli lalu. Gelombang tinggi terjadi karena saat kemarau angin bertiup sangat kencang dari arah timur tenggara Australia.
Pada awal Juli, terjadi badai Siklon Tropis Maria. Di pertengahan Juli ada badai Kontin dan badai Amfill. Sedangkan saat ini sedang terjadi badai Wufong di Samudera Pasifik bagian barat. "Triger-triger ini yang memicu gelombang tinggi. Untuk hari ini tinggi gelombang air laut mencapai 5-6 meter," kata Iid kepada SINDONews melalui telepon, Rabu (25/7/2018).
Berdasarkan pantauan, ujar Iid, BMKG memprediksi gelombang tinggi masih akan terjadi sampai 30 Juli atau akhir bulan. "Gelombang laut setinggi 2,5 meter saja, kami sudah waspada apalagi 5-6 meter. Ini sangat berbahaya bagi nelayan. Kami sudah memberi peringatan melalui surat edaran sejak jauh hari ke pemda, BPBD, dan stakeholder," ujar Iid.
Sampai saat ini, tutur dia, belum ada laporan kerusakan permukiman masyarakat di tepi pantai. Namun, gangguan akibat gelombang tinggi air laut sudah mengganggu aktivitas nelayan di Jabar.
Humas Kantor Search and Rescue Bandung Joshua Banjarnahor mengatakan, menghadapi kondisi gelombang tinggi yang mengancam perairan pantai selatan Jawa Barat, pihaknya telah menyiapkan tim dan peralatan water rescue. "Jika masyarakat membutuhkan pertolongan dapat menghubungi call center BASARNAS: 115 (free) atau Fast Response Call di 022-7780437 (khusus wilayah Jawa Barat)," katanya.
Badan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung telah mengeluarkan surat edaran ke pemerintah daerah dan stakeholder terkait untuk meningkatkan kewaspadaan akan ancaman bencana akibat gelombang tinggi tersebut. Masyarakat yang tinggal di pesisir pantai diimbau selalu waspada, terutama nelayan diimbau tidak melaut karena sangat berbahaya.
Informasi yang diperoleh menyebutkan, air laut telah melimpas melampaui bibir pantai dan mencapai permukiman warga. Seperti di Santolo dan Rancabuaya, Kabupaten Garut; Pantai Jayanti, Kabupaten Cianjur; Pangandaran; dan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Dari video dan foto-foto yang beredar air laut mencapai parkiran motor kawasan wisata pantai barat Pangandaran.
Prakirawan Badan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung M Iid mengatakan, gelombang tinggi menerjang seluruh wilayah pantai selatan Jabar. Kondisi tersebut telah terjadi sejak awal bulan Juli lalu. Gelombang tinggi terjadi karena saat kemarau angin bertiup sangat kencang dari arah timur tenggara Australia.
Pada awal Juli, terjadi badai Siklon Tropis Maria. Di pertengahan Juli ada badai Kontin dan badai Amfill. Sedangkan saat ini sedang terjadi badai Wufong di Samudera Pasifik bagian barat. "Triger-triger ini yang memicu gelombang tinggi. Untuk hari ini tinggi gelombang air laut mencapai 5-6 meter," kata Iid kepada SINDONews melalui telepon, Rabu (25/7/2018).
Berdasarkan pantauan, ujar Iid, BMKG memprediksi gelombang tinggi masih akan terjadi sampai 30 Juli atau akhir bulan. "Gelombang laut setinggi 2,5 meter saja, kami sudah waspada apalagi 5-6 meter. Ini sangat berbahaya bagi nelayan. Kami sudah memberi peringatan melalui surat edaran sejak jauh hari ke pemda, BPBD, dan stakeholder," ujar Iid.
Sampai saat ini, tutur dia, belum ada laporan kerusakan permukiman masyarakat di tepi pantai. Namun, gangguan akibat gelombang tinggi air laut sudah mengganggu aktivitas nelayan di Jabar.
Humas Kantor Search and Rescue Bandung Joshua Banjarnahor mengatakan, menghadapi kondisi gelombang tinggi yang mengancam perairan pantai selatan Jawa Barat, pihaknya telah menyiapkan tim dan peralatan water rescue. "Jika masyarakat membutuhkan pertolongan dapat menghubungi call center BASARNAS: 115 (free) atau Fast Response Call di 022-7780437 (khusus wilayah Jawa Barat)," katanya.
(wib)