Isu 2019 Ganti Presiden Terus Bergulir, Asyik Berpeluang Menangi Pilgub Jabar

Senin, 25 Juni 2018 - 22:22 WIB
Isu 2019 Ganti Presiden Terus Bergulir, Asyik Berpeluang Menangi Pilgub Jabar
Isu 2019 Ganti Presiden Terus Bergulir, Asyik Berpeluang Menangi Pilgub Jabar
A A A
BANDUNG - Isu #2019 Ganti Presiden yang diolah pasangan Cagub-Cawagub Jawa Barat Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) dinilai sukses menciptakan pergeseran ekstrem perilaku pemilih di ajang Pemilih Gubernur (Pilgub) Jabar 2018.

Isu yang kini menjadi jargon politik nasional yang "digoreng" paslon Asyik lewat aksi pamer kaus bertuliskan #2018 Asyik Menang #2019 Ganti Presiden di acara Debat Publik Pilgub Jabar putaran kedua, Senin (14/5/2018) lalu dinilai mampu mengerek elektabilitas Asyik secara signifikan.

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Independen Nusantara (LSIN) Muhammad Yasin mengatakan, pasangan Asyik sukses mengolah isu pergantian pemimpin nasional hingga berdampak pada perilaku pemilih di Jabar. Menurut dia, isu tersebut telah berdampak pada elektabilitas pasangan Asyik yang sebelumnya selalu berada di posisi papan bawah.

"Asyik berhasil menciptakan pergeseran (perilaku pemilih) yang ekstrem," ungkap Yasin dalam pemaparan hasil surveinya di kawasan Jalan Sumatera, Kota Bandung, Senin (25/6/2018) malam.

Yasin memaparkan, dalam survei yang digelar pihaknya pada Minggu ke-3 dan Minggu ke-4 Mei 2018, elektabilitas Asyik melonjak tajam hingga 30 persen disusul paslon Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (Deddy-Dedi) 27 persen, Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) 25 persen, Tubagus Hasanudin-Anton Charliyan (Hasanah) 9 persen, dan pemilih yang belum menentukkan pilihannya (undecided voters) 11 persen.

"Kita memotret perilaku pemilih, emosi publik, misalnya kenapa memilih Asyik dan kenapa tidak memilih Asyik dan paslon lainnya. Ternyata pergeseran pemilih secara ekstrem itu terjadi karena faktor politik yang diusung. Sebab, dalam debat kedua, hanya Asyik yang berani mengangkat isu nasional, yang lain tidak mengangkat isu ekstrem," paparnya.

Keberanian Asyik lewat aksi pamer kaus tersebut, lanjut Yasin, berhasil mengubah perilaku pemilih secara ekstrem, khususnya pemilih yang domisilinya berdekatan dengan DKI Jakarta, seperti Bogor, Bekasi, dan Depok dan undeided voters. Bahkan, Asyik berhasil menyedot undecided voters dan pemilih antipemerintah dalam jumlah yang cukup besar.

"Jabar ini berpotensi besar untuk isu kepemimpinan nasional dan ini sukses diolah Asyik, apalagi konstelasi nasional sudah terbelah dua, yang propemerintah dan antipemerintah," katanya.

Meski hasil surveinya berbeda dengan kebanyakan hasil survei sejumlah lembaga survei lainnya yang rata-rata memposisikan Asyik di posisi papan bawah, lanjut Yasin, pihaknya yakin peluang Asyik meraih kemenangan di ajang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018 cukup besar. Terlebih, kata Yasin, isu pergantian kepemimpinan nasional hingga kini masih terus bergulir.

"Kalau ditanyakan, apakah Asyik akan memenangkan Pilkada Jabar, jawabannya memang belum aman, tapi Asyik berpotensi menang karena ada gerakan ekstrem, apalagi isu 2019 Ganti Presiden terus menghangat," tandas Yasin seraya menyamakan pergerakan Donald Trump dan Anies-Sandi yang sukses meraih kemenangan berkat isu nasional yang diusungnya.

Untuk diketahui, survei digelar dengan melibatkan 1.200 responden yang tersebar di 27 kabupaten/kota di Jabar. Survei menggunakan teknik wawancara face to face secara terbuka dan tertutup dengan margin of error 2,9 persen dan tingkat kepercayaan (confidence level) 95 persen.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5550 seconds (0.1#10.140)