Kreatif, Pemuda Ini Ubah Limbah Kayu Jadi Kacamata Keren
A
A
A
YOGYAKARTA - Gara-gara kacamatanya rusak, Aneng Septi Pramudi (32) ini berhasil membuat kreasi yang keren. Warga Mergangsan Lor, Wirogunan, Tamansiswa, Yogyakarta ini membuat frame kacamata dari kayu.
Tanpa diduga kreasi kacamata kayu ini banyak diminati anak muda. Setelah dua tahun berlalu kacamata kreasinya ini sudah dipasarkan hingga luar luar Jawa.
Kepada wartawan yang menemuinya di rumah sekaligus tempat produksinya, Pramudi mengungkapkan, bahan utama frame kacamata kreasinya ini berasal dari limba kayu yang banyak dijumpai di lingkungannya. Limbah kayu ini banyak dijumpai di perajin mebel yang banyak tersebar di Yogyakarta.
Meski demikian dari pengalamannya, tak semua limbah kayu bisa disulap menjadi frame kacamata. Hanya kayu mahoni, sono keling dan kayu sungkai saja yang bisa digunakan. “Jenis kayu yang lain udah dicoba tapi hasilnya kurang bagus,” ujarnya Minggu (24/16/2018).
Pramudi menceritakan, dari hasil coba-coba saat kacamatanya rusak dua tahun lalu itu saat ini produknya sudah banyak dikenal masyarakat. Dia melabeli kreasinya ini dengan brand Mata Kayu. Untuk membuat frame kacamata ini, Pramudi mengabungkan tiga lembar kayu tipis kemudian dilengkungkan dengan cara dipress. Setelah itu baru di mal sesuai dengan bentuk kacamata pemesan.
“Pengerjaanya penuh ketelitian agar hasilnya halus, presisi dan bila dipakai nyaman tidak terlalu berat. Kami mengutamakan kualitas,” jelasnya.
Tak hanya kacamata berlensa gelap saja, Pramudi mengaku sering menerima pesanan kacamata baca dengan bingkai kayu. Namun, untuk kacamata baca bingkai kayu ini dibatasi dengan ukuran lensa tidak lebih dari minus dua. Harga yang ditawarkan Mata Kayu cukup terjangkau dibanding produk sejenis. Satu frame kacamata kayu lengkap dengan bok kayu sebagai tempat dan grafir nama pada bingkai kacamata, Pramudi membandrol Rp500.000.
Harga ini terbilang tidak mahal dibanding produk sejenis lainnya. Kebanyakan konsumen Mata Kayu adalah anak muda. Banyak juga yang memesan kacamata ini untuk hadiah ulang tahun atau momen istimewa lainnya.
“Mata Kayu sudah dipasarkan hingga Jawa Timur, Kalimantan dan kota-kota besar lainnya. Bahkan salah seorang konsumen kami secara khusus memesan untuk digunakan dalam ajang Free Style BMX di luar negeri,” jelasnya.
Maharani (22), warga Kalimantan Barat mengaku sengaja datang ke rumah produksi Pramudi untuk memesan kacamata unik ini. Dirinya mendengar perihal kacamata kayu ini dari temannya yang tengah kuliahnya di Yogya.”Kacamatanya enak dipakai, ringan. Ini benar-benar unik dan bagus,” ujarnya.
Salah satu konsumen mencoba kacamata dari kayu di rumah produksi Mata Kayu di Mergangsan Lor, Wirogunan Tamansiswa, Yogyakarta. Foto/Ainun Najib
Tanpa diduga kreasi kacamata kayu ini banyak diminati anak muda. Setelah dua tahun berlalu kacamata kreasinya ini sudah dipasarkan hingga luar luar Jawa.
Kepada wartawan yang menemuinya di rumah sekaligus tempat produksinya, Pramudi mengungkapkan, bahan utama frame kacamata kreasinya ini berasal dari limba kayu yang banyak dijumpai di lingkungannya. Limbah kayu ini banyak dijumpai di perajin mebel yang banyak tersebar di Yogyakarta.
Meski demikian dari pengalamannya, tak semua limbah kayu bisa disulap menjadi frame kacamata. Hanya kayu mahoni, sono keling dan kayu sungkai saja yang bisa digunakan. “Jenis kayu yang lain udah dicoba tapi hasilnya kurang bagus,” ujarnya Minggu (24/16/2018).
Pramudi menceritakan, dari hasil coba-coba saat kacamatanya rusak dua tahun lalu itu saat ini produknya sudah banyak dikenal masyarakat. Dia melabeli kreasinya ini dengan brand Mata Kayu. Untuk membuat frame kacamata ini, Pramudi mengabungkan tiga lembar kayu tipis kemudian dilengkungkan dengan cara dipress. Setelah itu baru di mal sesuai dengan bentuk kacamata pemesan.
“Pengerjaanya penuh ketelitian agar hasilnya halus, presisi dan bila dipakai nyaman tidak terlalu berat. Kami mengutamakan kualitas,” jelasnya.
Tak hanya kacamata berlensa gelap saja, Pramudi mengaku sering menerima pesanan kacamata baca dengan bingkai kayu. Namun, untuk kacamata baca bingkai kayu ini dibatasi dengan ukuran lensa tidak lebih dari minus dua. Harga yang ditawarkan Mata Kayu cukup terjangkau dibanding produk sejenis. Satu frame kacamata kayu lengkap dengan bok kayu sebagai tempat dan grafir nama pada bingkai kacamata, Pramudi membandrol Rp500.000.
Harga ini terbilang tidak mahal dibanding produk sejenis lainnya. Kebanyakan konsumen Mata Kayu adalah anak muda. Banyak juga yang memesan kacamata ini untuk hadiah ulang tahun atau momen istimewa lainnya.
“Mata Kayu sudah dipasarkan hingga Jawa Timur, Kalimantan dan kota-kota besar lainnya. Bahkan salah seorang konsumen kami secara khusus memesan untuk digunakan dalam ajang Free Style BMX di luar negeri,” jelasnya.
Maharani (22), warga Kalimantan Barat mengaku sengaja datang ke rumah produksi Pramudi untuk memesan kacamata unik ini. Dirinya mendengar perihal kacamata kayu ini dari temannya yang tengah kuliahnya di Yogya.”Kacamatanya enak dipakai, ringan. Ini benar-benar unik dan bagus,” ujarnya.
Salah satu konsumen mencoba kacamata dari kayu di rumah produksi Mata Kayu di Mergangsan Lor, Wirogunan Tamansiswa, Yogyakarta. Foto/Ainun Najib
(rhs)