Dukung Peternak Sapi, Asyik Siapkan Gerakan Revolusi Putih

Jum'at, 25 Mei 2018 - 15:57 WIB
Dukung Peternak Sapi,...
Dukung Peternak Sapi, Asyik Siapkan Gerakan Revolusi Putih
A A A
BANDUNG BARAT - Calon Wakil Gubernur Jabar nomor urut tiga Ahmad Syaikhu memberikan perhatian penuh kepada para peternak sapi yang tergabung dalam Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jabar di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Paslon yang memiliki jargon Asyik ini bahkan sudah menyiapkan program gerakan Revolusi Putih untuk menggenjot distribusi dan konsumsi susu di seluruh Jawa Barat.

"Dulu ketika saya kecil suka ada gerakan minum susu di sekolah. Nah untuk menggenjot konsumsi susu di masyarakat kami siap cetuskan gerakan Revolusi Putih," tuturnya seusai melakukan kampanye dialogis dengan peternak sapi KPSBU Jabar, Jumat (25/5/2018).

Menurutnya gerakan Revolusi Putih ini adalah sebagai upaya agar bagaimana produksi susu lokal bisa terserap. Jangan sampai susu impor masuk dan mengalahkan susu yang dihasilkan peternak sapi lokal. Dirinya tidak mau kejadian garam impor, beras impor, hingga gula impor membanjiri Indonesia karena yang dirugikan adalah pelaku usaha kecil.

Untuk itulah, Syaikhu berjanji jika paslon Asyik diberi amanah menjadi pemimpin di Jawa Barat maka akan membuat kebijakan daerah yang linier dan ditopang oleh kebijakan pusat. Untuk itulah jika Asyik menang maka kepemimpinan di tingkat pusat juga akan dibuat segaris sehingga kebijakan daerah dan nasional menjadi selaras.

Terkait kendala yang dihadapi peternak susu soal semakin sempitnya lahan rumput, Syaikhu mengaku bisa dilakukan kerja sama seperti dengan Perhutani atau pihak lainnya. Sebab banyak lahan di Jawa Barat yang tidak terpakai dan bisa dibuat menjadi lahan produktif. "Melalui program asyikpreuneur kami bisa berkolaborasi dalam pengembangan pemasaran susu ini, bisa saja dilakukan secara online," imbuhnya.

Ketua KPSBU Jabar Dedi Setiadi mengatakan, ada tiga kendala yang dihadapi para peternak yakni ketersediaan lahan rumput, distribusi susu, dan pemasaran. Menurutnya dari total 7.000 anggota KPSBU sekitar 70% di antaranya tidak memiliki lahan untuk pakan rumput. Oleh karena itu terkadang mereka mendatangkan pakan dari luar kota sehingga ongkosnya menjadi lebih mahal.

"Kami saat ini sedang dihadapkan pada persoalan semakin menyusutnya lahan rumput, kondisi itu yang harus menjadi perhatian pemimpin Jawa Barat ke depan," pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4050 seconds (0.1#10.140)