Ridwan Kamil: Diperlukan Inovasi Regulasi dan Kreativitas Pemasaran

Jum'at, 18 Mei 2018 - 21:51 WIB
Ridwan Kamil: Diperlukan Inovasi Regulasi dan Kreativitas Pemasaran
Ridwan Kamil: Diperlukan Inovasi Regulasi dan Kreativitas Pemasaran
A A A
PANGALENGAN - Dalam rangkaian kegiatan kampanye dan blusukan di kabupaten Bandung, calon Gubernur Jawa Barat nomor urut 1, Ridwan Kamil berkuniung ke Koperasi Peternak Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan, Kabupaten Bandung.

Saat berkunjung ke KPBS, Kang Emil, demikian sapaan akrab peraih penghargaan Wali Kota terbaik RI tahun 2017 dari Kemendagri ini, berdialog dengan jajaran manajemen KPBS dan para peternak sapi perah di Pangalengan. KPBS Pangalengan merupakan sebuah koperasi yang beranggotakan para peternak sapi perah di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Koperasi yang berdiri pada 1969 ini telah meraih beberapa penghargaan, di antaranya koperasi berprestasi 2007. Termasuk prestasi nasional seperti penghargaan Koperasi Teladan Nasional (1982, 1984, dan 1985), Koperasi Mandiri (1988), dan Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama (1997).

Menurut Manajer Pengolahan Susu KPBS Heri Hidayat, kapasitas mesin terpasang untuk pengolahan susu milik KPBS adalah sebesar 60 ton per hari. Namun saat ini baru mengolah 25 ton per hari.

Hal ini menurut Heri disebabkan oleh semakin bekurangnya pasokan susu yang dikirim peternak, karena harga susu segar yang masih sekitar pada angka Rp5.000 per liter.

"Dengan mengolah susu yang dipasok per petani, KPBS bermaksud memberi nilai tambah pada produk susu, sehingga margin keuntungan susu pun bisa naik menjadi 50%. Hal itu berbeda dibanding dengan hanya menjual susu segar steril yang marginnya hanya 10%," ungkap Heri.

Saat ini, produk olahan susu KPBS, dipasarkan di daerah Jawa Barat dan DKI Jakarta. Kepada Ridwan Kamil, para pengurus KPBS dan peternak sapi mengharapkan agar Kang Emil, mengawal regulasi terkait stabilitas harga susu, jika ia terpilih sebagai gubernur.

Kang Emil pun berjanji saat terpilih sebagai gubernur, dia akan melakukan inovasi di bidang regulasi agar harga susu peternak bisa lebih tinggi. "Idealnya harga susu yang diterima peternak adalah sebesar Rp6.000-7.000 per liter. Angka ini dapat meningkatkan kesejahteraan peternak," ungkapnya.

Selain itu, Kang Emil juga menawarkan model kerja sama di mana sapi disiapkan oleh perusahaan besar, namun pengelolaannya dilakukan oleh petani dengan skema bagi hasil. Meski demikian, skema ini harus didasarkan pada skala ekonomi dan dibangun berdasarkan konsep dan sistem pengelolaan yang jelas.

"Jika petani dapat mengelola sapi perah hingga 10 ekor per peternak, insya allah ini akan mendatangkan pendapatan ke petani hingga Rp8 juta per bulan, yang seharusnya bisa membuat peternak susu sejahtera," tegasnya.

Menurut Heri, tiga kecamatan di kabupaten Bandung yaitu Pangalengan, Pacet, dan Kertasari sebenarnya mampu menampung dan mengelola hingga 35.000 ekor sapi. "Saat ini sapi yang diternak di tiga kecamatan tersebut masih sekitar 11.000 ekor, jadi peluangnya masih terbuka," sebutnya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.9927 seconds (0.1#10.140)