Kisah Karomah Habib Ahmad Bafaqih
A
A
A
Habib Ahmad Bafaqih bagi masyarakat di Tempel, Sleman, Yogyakarta begitu dikenal bahkan haulnya seringkali didatangi ribuan warga dan peziarah. Habib Ahmad Bafaqih adalah anak dari Habib Ali Bafaqih yang terkenal sebagai sosok yang tegas yang silsilahnya sampai ke Nabi Muhammad SAW.
Kehidupan masa muda Ahmad Bafaqih tak semudah yang dibayangkan. Karena dia terlahir dengan keadaan cacat. Lalu Ayahnya wafat dengan meninggalkan saudari -saudari perempuan yang banyak. Sehingga dengan keterbatasan fisik maupun kekurangan harta membuat Ahmad Bafaqih sering kali mengalami cacian dan hinaan dari orang-orang sekitarnya.
Namun Ahmad Bafaqih tak pernah membalas cacian itu. Bahkan diterima dengan sabar di masa muda itu pula Ahmad Bafaqih juga pernah berjualan kecil-kecilan seperti berjualan korek api walaupun hasilnya tidak menguntungkan.
Banyaknya cobaan kekurangan fisik maupun harta dalam menempuh kehidupan membuat Ahmad Bafaqih selalu berserah diri kepada Allah SWT.
Sehingga karena kesucian hati dan, kesabaran akhlaknya Allah SWT menganugrahi dia berupa ilmu ladunni yang konon diwariskan oleh Nabi Khadir AS.
Ilmu tersebut didapatnya saat sedang berdiam diri di salah satu masjid di Yogyakarta. Berdasarkan cerita yang dirangkum dari nahdlatululama.id, pada suatu hari saudari-saudarinya kelaparan, sementara di rumahnya Ahmad Bafaqih tidak ada makanan sama sekali. Kemudian saudara perempuannya tersebut meminta kepada dia untuk mencarikan makanan.
Terpaksa Ahmad Bafaqih keluar rumah mencari makanan namun tidak ada orang yang kasihan kepada dia. Jangankan memberi sesuatu, menjawab salam saja mereka enggan karena melihat dirinya yang cacat.
Kemudian Ahmad Bafaqih istirahat duduk -duduk di Masjid Agung Yogjakarta sampai malam. Karena waktu sudah malam, penjaga masjid itu menyuruhnya keluar dari masjid. Kalau tidak dia akan dikunci dari luar. Tapi Ahmad Bafaqih tidak mau keluar. Akhirnya dia dikunci di dalam masjid sendirian.
Disaat dia menangis di dalam masjid dia bermunajat kepada Allah SWT dan memohon pertolongan. Di tengah munajatnya dia bermimpi bertemu Nabi Muhammad Rasulullah SAW yang memberinya kabar jika dia akan didatangi oleh Nabi Khaidir. Kemudian datanglah seseorang membawa makanan bagi saudari-saudarinya
Dikisahkan oleh Syekh M Abdul Malik Ilyas Purwokerto guru mursyidnya Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan, Habib Ahmad Bafaqih kemudian bertemu Nabi Khidhir dan mengajarkannya beberapa hal.
Sehingga di kalangan ulama, wali dan habaib di zamannya, kedudukan Habib Ahmad Bafaqih sangat dihormati karena karomah yang dimilikinya. Padahal dia sebelumnya diriwayatkan tidak pernah menempuh pendidikan formal.
Salah satu karomahnya yaitu suatu ketika ada seorang ahli sihir yang ingin menjajal kewalian Habib Ahmad Bafaqih. Orang tersebut meniup pohon kurma yang sedang tumbuh dan berbuah, seketika pohon kurma tersebut terbakar hebat sampai habis. Habib Ahmad lalu berkata, “Coba tiup lagi agar pohon kurmanya hidup kembali,”.
Orang tersebut menjawab tidak bisa. Lalu pohon kurma yang sudah hitam gosong tadi hidup kembali bahkan dengan dedauan dan buah-buahan yang lebih baik dari semula.
Menyaksikan yang demikian ahli sihir itu pun hanya terdiam, tak bisa berbuat apa-apa lagi. Akhirnya ahli sihir itu pun tunduk kepada Habib Ahmad Bafaqih.
Pada 1982, Habib Ahmad bin Ali Bafaqih kedatangan tamu Adam Malik, yang pada saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden RI. Kebetulan saat itu Adam Malik ada acara di Yogya dan menyempatkan diri untuk silaturrahmi kepada Habib Ahmad Bafaqih.
Di suatu acara, Adam Malik diberitakan sakit. Oleh tim medis kepresidenan dan tim medis dari luar negeri menyatakan bahwa beliau mengidap suatu penyakit yang sulit disembuhkan.
Kemudian keluarga Adam Malik mengundang Habib Ahmad Bafaqih ke Jakarta bersama Habib Muhammad menantu beliau. Setelah Adam Malik dirajah oleh Habib Ahmad Bafaqih, penyakit Adam Malik sembuh total. Dalam perjalanan pulang, dia berkekalakar, “Adam Malik tak suntik nganggo spidol, eh waras.” Adam Malik aku suntik pakai spidol, eh sembuh, " kata Habib Ahmad Bafaqih.
Kemampuan menulis rajah yang dimiliki oleh Habib Ahmad Bafaqih merupakan kemampuan yang konon diperoleh dari Nabi Khaidir AS.
Semenjak saat itu rumah Habib Ahmad Bafaqih tidak pernah sepi dari tamu. Masyarakat umum, para pejabat sampai Wali seperti Sayyid Muhammad Maliki turut berkunjung kesana.
Dikemudian hari Wakil Presiden RI H Adam Malik, kemudian membuat kubah makam Habib Ahmad Bafaqih dan ayahnya.
Banyak orang yang berjumpa menemui Habib Ahmad di rumahnya tapi seperti sang Habaib tahu berita terbaru, padahal tak membaca koran, mendengarkan radio ataupun menonton televisi .
Bahkan salah satu karomahnya dia sempat telihat berhaji di Mekkah, padahal tak pergi kemana-mana.
Pernah juga Habib Ahmad bin Toha Al-Munawwar (Toha Putra semarang) sakit dan akan diobati dengan cara dioperasi di rumah sakit. Lalu meminta nasehat kepada Habib Ahmad Bafaqih apa hal yang terbaik. Kemudian oleh Habib Ahmad disuruh untuk membikin es teh manis dan kentel, dan diminum. Dan ternyata penyakit Habib Ahmad Toha Munawwar pun sembuh tanpa harus dioperasi.
Ada pula satu pohon kayu, diolah papannya mampu menjadi beberapa rumah pondok, pada suatu pesantren melalui Karomah Habib Ahmad .
Kini Dakwah Habib Ahmad Bafaqih tempel diteruskan diantaranya oleh putra beliau sendiri Habib Umar bin Ahmad Bafaqih (Sokaraja), Habib Ali bin Ahmad Bafaqih (Yogjakarta), kemudian oleh Habib Muhammad Hamid Bafaqih (menantu dan juru kunci makam), Habib Husein bin Abdullah Assegaf (Sedayu, Yogya) dan Habib Zein bin Ahmad assegaf Magelang. Sedangkan di Kalsel, muridnya yang terkenal adalah Guru Haji Asmuni (Guru Danau).
Sumber :
- nahdlatululama.id
- cahayanabawiy.com
Kehidupan masa muda Ahmad Bafaqih tak semudah yang dibayangkan. Karena dia terlahir dengan keadaan cacat. Lalu Ayahnya wafat dengan meninggalkan saudari -saudari perempuan yang banyak. Sehingga dengan keterbatasan fisik maupun kekurangan harta membuat Ahmad Bafaqih sering kali mengalami cacian dan hinaan dari orang-orang sekitarnya.
Namun Ahmad Bafaqih tak pernah membalas cacian itu. Bahkan diterima dengan sabar di masa muda itu pula Ahmad Bafaqih juga pernah berjualan kecil-kecilan seperti berjualan korek api walaupun hasilnya tidak menguntungkan.
Banyaknya cobaan kekurangan fisik maupun harta dalam menempuh kehidupan membuat Ahmad Bafaqih selalu berserah diri kepada Allah SWT.
Sehingga karena kesucian hati dan, kesabaran akhlaknya Allah SWT menganugrahi dia berupa ilmu ladunni yang konon diwariskan oleh Nabi Khadir AS.
Ilmu tersebut didapatnya saat sedang berdiam diri di salah satu masjid di Yogyakarta. Berdasarkan cerita yang dirangkum dari nahdlatululama.id, pada suatu hari saudari-saudarinya kelaparan, sementara di rumahnya Ahmad Bafaqih tidak ada makanan sama sekali. Kemudian saudara perempuannya tersebut meminta kepada dia untuk mencarikan makanan.
Terpaksa Ahmad Bafaqih keluar rumah mencari makanan namun tidak ada orang yang kasihan kepada dia. Jangankan memberi sesuatu, menjawab salam saja mereka enggan karena melihat dirinya yang cacat.
Kemudian Ahmad Bafaqih istirahat duduk -duduk di Masjid Agung Yogjakarta sampai malam. Karena waktu sudah malam, penjaga masjid itu menyuruhnya keluar dari masjid. Kalau tidak dia akan dikunci dari luar. Tapi Ahmad Bafaqih tidak mau keluar. Akhirnya dia dikunci di dalam masjid sendirian.
Disaat dia menangis di dalam masjid dia bermunajat kepada Allah SWT dan memohon pertolongan. Di tengah munajatnya dia bermimpi bertemu Nabi Muhammad Rasulullah SAW yang memberinya kabar jika dia akan didatangi oleh Nabi Khaidir. Kemudian datanglah seseorang membawa makanan bagi saudari-saudarinya
Dikisahkan oleh Syekh M Abdul Malik Ilyas Purwokerto guru mursyidnya Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan, Habib Ahmad Bafaqih kemudian bertemu Nabi Khidhir dan mengajarkannya beberapa hal.
Sehingga di kalangan ulama, wali dan habaib di zamannya, kedudukan Habib Ahmad Bafaqih sangat dihormati karena karomah yang dimilikinya. Padahal dia sebelumnya diriwayatkan tidak pernah menempuh pendidikan formal.
Salah satu karomahnya yaitu suatu ketika ada seorang ahli sihir yang ingin menjajal kewalian Habib Ahmad Bafaqih. Orang tersebut meniup pohon kurma yang sedang tumbuh dan berbuah, seketika pohon kurma tersebut terbakar hebat sampai habis. Habib Ahmad lalu berkata, “Coba tiup lagi agar pohon kurmanya hidup kembali,”.
Orang tersebut menjawab tidak bisa. Lalu pohon kurma yang sudah hitam gosong tadi hidup kembali bahkan dengan dedauan dan buah-buahan yang lebih baik dari semula.
Menyaksikan yang demikian ahli sihir itu pun hanya terdiam, tak bisa berbuat apa-apa lagi. Akhirnya ahli sihir itu pun tunduk kepada Habib Ahmad Bafaqih.
Pada 1982, Habib Ahmad bin Ali Bafaqih kedatangan tamu Adam Malik, yang pada saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden RI. Kebetulan saat itu Adam Malik ada acara di Yogya dan menyempatkan diri untuk silaturrahmi kepada Habib Ahmad Bafaqih.
Di suatu acara, Adam Malik diberitakan sakit. Oleh tim medis kepresidenan dan tim medis dari luar negeri menyatakan bahwa beliau mengidap suatu penyakit yang sulit disembuhkan.
Kemudian keluarga Adam Malik mengundang Habib Ahmad Bafaqih ke Jakarta bersama Habib Muhammad menantu beliau. Setelah Adam Malik dirajah oleh Habib Ahmad Bafaqih, penyakit Adam Malik sembuh total. Dalam perjalanan pulang, dia berkekalakar, “Adam Malik tak suntik nganggo spidol, eh waras.” Adam Malik aku suntik pakai spidol, eh sembuh, " kata Habib Ahmad Bafaqih.
Kemampuan menulis rajah yang dimiliki oleh Habib Ahmad Bafaqih merupakan kemampuan yang konon diperoleh dari Nabi Khaidir AS.
Semenjak saat itu rumah Habib Ahmad Bafaqih tidak pernah sepi dari tamu. Masyarakat umum, para pejabat sampai Wali seperti Sayyid Muhammad Maliki turut berkunjung kesana.
Dikemudian hari Wakil Presiden RI H Adam Malik, kemudian membuat kubah makam Habib Ahmad Bafaqih dan ayahnya.
Banyak orang yang berjumpa menemui Habib Ahmad di rumahnya tapi seperti sang Habaib tahu berita terbaru, padahal tak membaca koran, mendengarkan radio ataupun menonton televisi .
Bahkan salah satu karomahnya dia sempat telihat berhaji di Mekkah, padahal tak pergi kemana-mana.
Pernah juga Habib Ahmad bin Toha Al-Munawwar (Toha Putra semarang) sakit dan akan diobati dengan cara dioperasi di rumah sakit. Lalu meminta nasehat kepada Habib Ahmad Bafaqih apa hal yang terbaik. Kemudian oleh Habib Ahmad disuruh untuk membikin es teh manis dan kentel, dan diminum. Dan ternyata penyakit Habib Ahmad Toha Munawwar pun sembuh tanpa harus dioperasi.
Ada pula satu pohon kayu, diolah papannya mampu menjadi beberapa rumah pondok, pada suatu pesantren melalui Karomah Habib Ahmad .
Kini Dakwah Habib Ahmad Bafaqih tempel diteruskan diantaranya oleh putra beliau sendiri Habib Umar bin Ahmad Bafaqih (Sokaraja), Habib Ali bin Ahmad Bafaqih (Yogjakarta), kemudian oleh Habib Muhammad Hamid Bafaqih (menantu dan juru kunci makam), Habib Husein bin Abdullah Assegaf (Sedayu, Yogya) dan Habib Zein bin Ahmad assegaf Magelang. Sedangkan di Kalsel, muridnya yang terkenal adalah Guru Haji Asmuni (Guru Danau).
Sumber :
- nahdlatululama.id
- cahayanabawiy.com
(sms)