Event Wisata untuk Mengenang Perjuangan Bangsa Asia dan Afrika
A
A
A
BANDUNG - Ribuan warga Kota Bandung dan wisawatan, baik nusantara maupun mancanegara, tumpah ruah memadati ruas Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Sabtu (28/4/2018) siang. Mereka rela berdesakkan sekadar ingin menyaksikan event tahunan, Asian African Carnival 2018.
Sekda Kota Bandung selaku penjabat sementara (Pjs) Wali Kota Bandung M Solihin mengatakan, kegiatan tahunan Asian African Carnival diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi saat ini bahwa banyak negara yang terjajah 63 tahun lalu. Konferensi Asia Afrika pada 1955, merupakan periatiwa bersejarah, simbol perlawanan negara-negara di Asia dan Afrika terhadap penjajahan atau imperialisme. Forum bersejarah itu berlangsung di Gedung Merdeka, Kota Bandung.
"Bangsa-bangsa di kawasan Asia dan Afrika memperjuangkan kemerdekaan, kesetaraan hak dan kedudukan sama dengan bangsa lain, terutama dalam menentukan nasib sendiri sebagai bangsa berdaulat. Maka dengan Asian African Carnival, kami menyegarkan kembali ingatan, betapa pentingnya memperjuangkan kemerdekaan. Tema acara karnaval tahun ini adalah, Resoect for Diversity. Dengan ini kami mengajak semua elemen bangsa untuk saling menghomati perbedaan," kata Solihin.
Tahun ini, ujar Solihin, Asian African Carnival 2018 diikuti, tak hanya oleh sejumlah daerah kota, kabupaten, dan provinsi di Indonesia, tetapi juga dari negara-negara sahabat. Delegasi dari negara sahabat antara lain, India, Australia, Vietnam, Malaysia, Malaysia, Singapura, Thailand, Korea Selatan, Tunisia, Polandia, Skovakia, Ukraina, Tajikistan, Azerbaizan, Jepang, Rusia, Madagaskar, Chez Republik, Somalia, Tamzania, Benin, dan Uganda.
"Sedangkan dari luar Jabar antara lain, Jakarta, Bekasi, Surabaya, Banjarmasin, Gorobtalo, Brebes, Sragen, Nias, dan lain-lain. Mudah-mudahan, dengan semangat saling menghormati perbedaan, kita bisa menjaga keutuhan NKRI," ujar Solihin.
Kepala Bidang Multikultur Kementerian Pariwisata dan Ekonoki Kreatif (Kemenpar Ekraf) Reko Astuti mengatakan, Asian African 2018 merupakan penyelenggaraan keempat. "Event ini masuk dalam salah satu kalender event pariwisata di Jabar,” katanya.
Sekda Kota Bandung selaku penjabat sementara (Pjs) Wali Kota Bandung M Solihin mengatakan, kegiatan tahunan Asian African Carnival diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi saat ini bahwa banyak negara yang terjajah 63 tahun lalu. Konferensi Asia Afrika pada 1955, merupakan periatiwa bersejarah, simbol perlawanan negara-negara di Asia dan Afrika terhadap penjajahan atau imperialisme. Forum bersejarah itu berlangsung di Gedung Merdeka, Kota Bandung.
"Bangsa-bangsa di kawasan Asia dan Afrika memperjuangkan kemerdekaan, kesetaraan hak dan kedudukan sama dengan bangsa lain, terutama dalam menentukan nasib sendiri sebagai bangsa berdaulat. Maka dengan Asian African Carnival, kami menyegarkan kembali ingatan, betapa pentingnya memperjuangkan kemerdekaan. Tema acara karnaval tahun ini adalah, Resoect for Diversity. Dengan ini kami mengajak semua elemen bangsa untuk saling menghomati perbedaan," kata Solihin.
Tahun ini, ujar Solihin, Asian African Carnival 2018 diikuti, tak hanya oleh sejumlah daerah kota, kabupaten, dan provinsi di Indonesia, tetapi juga dari negara-negara sahabat. Delegasi dari negara sahabat antara lain, India, Australia, Vietnam, Malaysia, Malaysia, Singapura, Thailand, Korea Selatan, Tunisia, Polandia, Skovakia, Ukraina, Tajikistan, Azerbaizan, Jepang, Rusia, Madagaskar, Chez Republik, Somalia, Tamzania, Benin, dan Uganda.
"Sedangkan dari luar Jabar antara lain, Jakarta, Bekasi, Surabaya, Banjarmasin, Gorobtalo, Brebes, Sragen, Nias, dan lain-lain. Mudah-mudahan, dengan semangat saling menghormati perbedaan, kita bisa menjaga keutuhan NKRI," ujar Solihin.
Kepala Bidang Multikultur Kementerian Pariwisata dan Ekonoki Kreatif (Kemenpar Ekraf) Reko Astuti mengatakan, Asian African 2018 merupakan penyelenggaraan keempat. "Event ini masuk dalam salah satu kalender event pariwisata di Jabar,” katanya.
(wib)