Dua Paslon Bupati Saling Memojokkan di Arena Debat

Senin, 23 April 2018 - 20:31 WIB
Dua Paslon Bupati Saling...
Dua Paslon Bupati Saling Memojokkan di Arena Debat
A A A
TULUNGAGUNG - Debat pasangan calon bupati dan wakil bupati Tulungagung, Jawa Timur 2018-2023 Minggu malam (22/4) berlangsung ‘panas’. Kedua pasangan memanfaatkan acara tersebut untuk saling memojokkan. Sikap ofensif itu terlihat dari paslon Margiono-Eko Prisdianto (Mardiko). Sebagai penantang, paslon yang diusung 8 parpol itu lebih banyak menyerang paslon petahana Syahri Mulyo-Maryoto Bhirowo (Sahto).

"Kebijakan seragam gratis itu sepele. Hanya manis-manis saja," ujar Cabup Margiono mengkritisi kebijakan Pemerintahan Syahri Mulyo-Maryoto Bhirowo yang menggratiskan seragam siswa sekolah dasar.

Jika terpilih, kata Margiono dirinya akan melakukan penggratisan lebih besar. Tidak hanya seragam siswa sekolah negeri. Tapi juga pelajar swasta. "Nanti digratiskan semuanya. Negeri dan swasta," janjinya.

Karena terlalu asyik menyerang, Margiono justru lupa menjawab pertanyaan panelis terkait nasib GTT/PTT dan buruh migran Tulungagung. Soal peningkatan layanan publik yang menjadi tema utama debat, Margiono menilai letak persoalan bukan pada program. Melainkan kesungguhan melaksanakan program.

Dia mencontohkan permasalahan pembuatan akte, KTP, sertifikat dan lain sebagainya. Margiono kembali berjanji jika terpilih akan mewujudkan mall pelayanan publik. Giliran bicara Cabup Syahri Mulyo mengatakan, memberikan pelayanan publik dengan baik merupakan kewajiban pemerintah. Selama lima tahun menjabat (2013-2018), pihaknya telah melakukan rintisan.

Di antaranya seragam sekolah gratis, bus sekolah gratis serta perluasan program yang berbasis APBD pro rakyat. Soal layanan E KTP, Pemkab telah melaunching E-KTP mobiling yang melakukan jemput bola ke pedesaan. "Namun kalau ada yang belum punya E-KTP karena blanko masih kosong, itu kewenangan ada di pusat," terangnya.

Soal mall pelayanan publik, Syahri mengatakan dirinya tidak sekadar berwacana melainkan sudah membangunnya tahun ini. Syahri yang diusung koalisi PDIP, Partai Nasdem, Partai Perindo dan PSI juga mengatakan program perizinan online satu pintu juga sudah berjalan. "Mengurus izin cukup online dari rumah. Dan yang bersifat kecil kecil cukup di Kecamatan," jelasnya.

Dalam sesi tanya jawab antarpaslon, Cabup Margiono kembali menyerang paslon Sahto dengan pertanyaan bagaimana menghadapi revolusi industri jilid 4 atau revolusi industri 4.0. Margiono yang tidak puas dengan jawaban mengatakan Syahri tidak paham pertanyaan. Oleh Syahri dijawab hendaknya Margiono tidak terlalu muluk-muluk dalam membikin pertanyaan.

Sebab Tulungagung merupakan daerah agraris. Hampir 90 persen masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Bukan daerah industri. "Pertanyaan yang disampaikan paslon sebelah ini saya kira terlalu muluk-muluk," tutur Syahri.

Selama berlangsungnya acara debat para pendukung saling meneriakkan yel-yel dan cibiran. Meski panas, suasana masih terkendali.

Dalam debat paslon yang kedua ini KPU juga berkreasi dengan menampilkan video warga net. Rekaman berdurasi pendek itu berisi pertanyaan warga yang langsung ditujukan ke paslon. Sayang, ketidaksiapan KPU dalam menampilkan video warga net justru menganggu jalannya acara debat.

Ketua KPU Tulungagung Suprihno berharap dengan adanya debat ini masyarakat akan mengetahui visi misi para kontestan. "Dan kita akan melanjutkan debat paslon lagi pada bulan Mei mendatang," ujarnya.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3894 seconds (0.1#10.140)