Tanggapi Permintaan Jokowi, Instiper Fokus Sarjana Sawit

Minggu, 25 Februari 2018 - 15:09 WIB
Tanggapi Permintaan Jokowi, Instiper Fokus Sarjana Sawit
Tanggapi Permintaan Jokowi, Instiper Fokus Sarjana Sawit
A A A
YOGYAKARTA - Permintaan Presiden Joko Widodo dalam Forum Rektor di Makassar beberapa waktu lalu agar kampus-kampus membuka studi khsusus tentang kopi dan kepala sawit langsung direspons peruguruan tinggi. Institut Pertanian Stiper (Instiper) Yogyakarta mengklaim selama bertahun-tahun telah mencetak sumber daya di bidang sawit. Instiper telah berhasil melahirkan sarjana sawit yang andal.

Rektor Instiper Yogyakarta , Dr Ir Purwadimenyebut Instiper mampu mencetak S-1 sawit. Instiper mendirikan pendidikan kompetensi sawit sejak 2009. Sejak itu Instiper melahirkan sarjana dengan kompetensi kepala sawit yakni Sarjana Perkebunan Kelapa Sawit (SPKS), Sarjana Manajemen Bisnis Kelapa Sawit (SMBP), Sarjana Teknik Industri Kelapa Sawit (STIK).

Kemudian Sarjana Pengolahan dan Industri Turunan Kelapa Sawit (STPK), Sarjana Mekanisasi Perkebun Kelapa Sawit (SMPKS) dan yang terbaru adalah Sarjana Teknologi Informasi Perkebunan Kelapa Sawit (STIPKS). Instiper juga memiliki program kompetensi yang lain seperti Sarjana Agronomi/Agroteknologi (SAgr),Sarjana Manajemen Hutan (SMH), Sarjana Hutan Tanaman Industri (SHTI) dan lain sebagainya.

“Selama ini kami menggunakan model University Industry Partnership. Kami menyelenggarakan pendidikan beasiswa ikatan dinas dengan sejumlah perusahaan besar seperti Astra Agro Lestari, Sinar Mas (Smart), Asian Agri, Willmar, Triputra Agro, PT Bumitama Gunajaya Agro, First Resources, DSN group, PT Karya Mas, PT Citra Borneo Indah, Minamas, dan perusahaan lainnya,” terang Purwadi saat berbincang-bincang dengan wartawan.

Instiper, lanjut Purwadi juga melakukan kerjasama pemagangan (internship) lebih dari 20 grup perusahaan. Magang kerja di perusahaan sawit ini dilakukan dengan tersetruktur sehingga mahasiswa diharapkan memahami benar tentang bisnis perkebunan mulai dari hilir hingga hulu. Purwadi mengklaim saat ini Instiper menjadi pencetak dan pemasok SDM terbesar di Indonesia untuk perkebunan kelapa sawit dan industri turunannya.

“Instiper Kampus telah menjadi role model penyelenggaraan pendidikan khusus di bidang kelapa sawit. Instiper dikenal sebagai The Best Oil Palm University sarjana khusus kelapa sawit. Pada Agustus 2017, tercatat 858 orang mahasiswa baru,” tambahnya.

Wakil Rektor I Instiper, Dr Harsawardana M.Eng menyebut perkebunan dan pertanian adalah dua hal yang berbeda. Sejak awal Instiper memang mengkhususkan diri dalam bidang perkebunan. Ini dipilih lantaran dunia perkebunan sangat memiliki relevansi yang kuat terhadap dunia kerja.

Instiper mengajarkan kepada mahasiswanya filosofi perkebunan yang sangat lengkap termasuk dengan mewajibkan magang tersetruktur di industri perkebunan. Instiper awalnya adalah institut perkebunan namun lantaran aturan pemerintah, Instiper terpaksa berubah menjadi institut pertanian.

Harsawardana menjelaskan, metode perkebunan sebenarnya bisa diaplikasikan bagi petani di masyarakat. Perbedaan yang menonjol antara pertanian dan perkebunan sebenarnya adalah pada tataran manajemen pengelolaan dan luas lahannya.

“Walaupun tanahnya tidak jadi satu tetapi pengelolaan manajemen jadi satu. Itulah kekuatan perkebunan. Harapanya dengan pengelolaan jadi satu akan meningkatkan taraf hidup bagi petani,” jelasnya.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8399 seconds (0.1#10.140)
pixels