Pilgub Jateng Jadi Representasi Perebutan Suara Nahdliyin
A
A
A
SEMARANG - Dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yakni Ganjar Pranowo-Taj Yasin dan Sudirman Said-Ida Fauziyah telah resmi mendaftar di KPU Jawa Tengah. Ganjar-Yasin bakal head to head melawan Sudirman-Ida dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Jateng 23 Juni mendatang.
Petahana gubernur Jateng yang berduet dengan putra ulama kharismatik asal Rembang KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen diusung PDIP, PPP, Demokrat dan NasDem. Sedangkan mantan menteri ESDM berduet dengan mantan Ketua Fatayat NU Ida Fauziyah diusung Gerindra, PKS, PAN dan PKB.
Pertarungan keduanya menuju kursi Jateng 1 bakal menarik, karena dinilai sebagai representasi perebutan suara nahdliyin di provinsi dengan 35 Kabupaten/Kota ini.
Pengamat politik Undip Yuwanto menilai, dipilihnya Gus Yasin oleh PDIP untuk mendampingi Ganjar membuktikan bahwa koalisi tersebut berupaya memperoleh dukungan dari kalangan masyarakat Nahdlatur Ulama (NU) di Jateng. Begitu juga dengan yang dilakukan oleh Gerindra bersama partai pendukungnya.
"Secara kebetulan pilgub Jateng kali ini bagian momentum untuk memperluas basis, sebut saja potensi mobilisasi dari kalangan NU. PDIP yang nasionalis ingin menggandeng kalangan religius. Begitu juga dengan Partai Gerindra yang menginginkan hal yang sama," ujar Teguh, Kamis (11/1/2018).
"Itu semua merupakan hal yang wajar. Kalangan mayoritas Islam secara institusional yang diwakili NU ini menjadi perebutan di Jateng," ujarnya.
Suara nahdliyin dinilai cukup berpengaruh di Jateng. Hal itu menjadi salah alasan PDIP berkoalisi dengan PPP menggandeng Gus Yasin. Sementara, Sudirman Said memilih Ida Fauziyah juga untuk meraih suara dari warga NU.
Petahana gubernur Jateng yang berduet dengan putra ulama kharismatik asal Rembang KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen diusung PDIP, PPP, Demokrat dan NasDem. Sedangkan mantan menteri ESDM berduet dengan mantan Ketua Fatayat NU Ida Fauziyah diusung Gerindra, PKS, PAN dan PKB.
Pertarungan keduanya menuju kursi Jateng 1 bakal menarik, karena dinilai sebagai representasi perebutan suara nahdliyin di provinsi dengan 35 Kabupaten/Kota ini.
Pengamat politik Undip Yuwanto menilai, dipilihnya Gus Yasin oleh PDIP untuk mendampingi Ganjar membuktikan bahwa koalisi tersebut berupaya memperoleh dukungan dari kalangan masyarakat Nahdlatur Ulama (NU) di Jateng. Begitu juga dengan yang dilakukan oleh Gerindra bersama partai pendukungnya.
"Secara kebetulan pilgub Jateng kali ini bagian momentum untuk memperluas basis, sebut saja potensi mobilisasi dari kalangan NU. PDIP yang nasionalis ingin menggandeng kalangan religius. Begitu juga dengan Partai Gerindra yang menginginkan hal yang sama," ujar Teguh, Kamis (11/1/2018).
"Itu semua merupakan hal yang wajar. Kalangan mayoritas Islam secara institusional yang diwakili NU ini menjadi perebutan di Jateng," ujarnya.
Suara nahdliyin dinilai cukup berpengaruh di Jateng. Hal itu menjadi salah alasan PDIP berkoalisi dengan PPP menggandeng Gus Yasin. Sementara, Sudirman Said memilih Ida Fauziyah juga untuk meraih suara dari warga NU.
(sms)