Bupati Kudus Bapak UMKM Indonesia

Senin, 18 Desember 2017 - 14:25 WIB
Bupati Kudus Bapak UMKM Indonesia
Bupati Kudus Bapak UMKM Indonesia
A A A
KUDUS - Penguatan ekonomi nasional menjadi vital bagi kedaulatan bangsa. Oleh karenanya berdikari secara ekonomi merupakan salah satu poin Trisakti yang dicetuskan oleh Presiden RI pertama Soekarno.

Tokoh yang sangat concern dalam hal kedaulatan ekonomi dan pembangun bidang ekonomi rakyat adalah Dr. H. Musthofa, Bupati Kudus, Jawa Tengah. Hal ini terlihat dari potensi usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kabupaten terkecil di Jawa Tengah yang dipimpinnya ini bisa terus dan semakin menggeliat. Tagline "Dari Kudus untuk Indonesia Kuasai Dunia" yang diusungnya benar-benar dia optimalkan. Mulai dari pemberian pelatihan keterampilan secara gratis hingga bantuan permodalan dan pemasarannya.

Lebih dari 30.000 orang merasakan hasilnya dari pelatihan ini. Ada yang sukses bekerja dan tidak sedikit yang sukses berwirausaha sesuai filosofi Gusjigang. Yakni perilaku bagus, gemar belajar/ngaji dan lihai berdagang.

Tak salah rasanya ketika Forum UMKM Jawa Tengah mendaulat Musthofa menjadi pembinanya. Berbagai event digelar untuk para pelaku UMKM Se-Jateng bisa berekspo bersama agar jaringan pemasarannya semakin meluas. Mengenai permodalan, Bupati menggagas cerdas Kredit Usaha Produktif (KUP). Yakni kredit usaha tanpa jaminan dengan bunga ringan. Karena pada umumnya pelaku usaha feasible ini tidak bankable. KUP adalah solusinya.

"Terima kasih Pak Musthofa. KUP ini sangat kami rasakan manfaatnya. Kalau dulu saya kulakan eceran, sekarang bisa rol-rolan yang tentunya hasilnya lebih besar," aku Puji Hartono, salah satu perajin dompet suvenir asal Jati Kudus.

Prestasi pun mengalir ke Kudus. Di antaranya dari ICSB dan ACSB. Serta yang terbaru adalah Entreupreneur Award dari Philip Kotler Center Amerika atas prestasi bidang kewirausahaan. Bupati juga menggandeng desainer ternama Ivan Gunawan untuk menaikkan kelas bordir Kudus. Prinsipnya bordir Kudus harus memiliki keluwesan serta mampu menerima sentuhan budaya lain. Dia menyebutnya konsep Fleksibilitas Relational Akulturatif (FRA).

"Konsep FRA inilah yang saya angkat untuk disertasi. Bahwa harus ada keluwesan, mampu menjalin hubungan jangka panjang, serta menghargai budaya," terang Bupati yang meraih gelar doktor ilmu sosial dari Universitas Diponegoro (Undip) ini. Dalam penelitiannya, Bupati Kudus dua periode ini menyajikan disertasi dengan judul "Membangun Fleksibilitas Relasional Akulturatif Dengan Orientasi Kewirausahaan Dalam Upaya Peningkatan Kinerja Bisnis, Studi Empiris Pada UKM Bordir di Kudus".

Dekan Fakultas Undip Semarang Dr. Sunarto,M.Si, mengatakan menjaga profesionalitas dan kompetensi seperti dilakukan Musthofa tersebut sejalan dengan spirit Diponegoro. Menurut dia, Undip bukan sekadar ikon, sehingga sebagai seorang alumni, semangat itu harus diaktualisasikan.

Upaya Musthofa yang telah berhasil membawa Kabupaten Kudus hingga ke kancah internasional, menurut dia, patut diapresiasi. "Sebarluaskan kebaikan di manapun berada, optimistis hadapi masa depan, tingkatkan ladang pengabdian di wilayah yang lebih luas," katanya. Dengan keilmuan yang dicapainya itu, Sunarto optimistis kesempatan Musthofa untuk menyejahterakan masyarakat Jawa Tengah, jika diberi kesempatan, akan semakin terbuka.

Pendapat senada disampaikan promotor dalam ujian doktor Bupati Musthofa, Prof. Dr. Sugeng Wahyudi M.M. Menurut dia, hasil penelitian yang disampaikan dalam disertasi tersebut sangat menarik, mengingat peluang bisnis yang dilihat dari asepk politik, ekonomi, sosial, budaya, teknologi serta lingkungan. Ia menjelaskan keragaman budaya dalam pengembangan usaha bordir harus luwes, relaksional, dan terjalin ke arah jangka panjang. "Dalam bisnis penting, relaksional bukan transaksional," katanya.

Sugeng juga menceritakan pengalamannya selama mendampingi Bupati Kudus dua periode ini menyusun disertasi. Ia menyebut Musthofa selalu berusaha meluangkan waktu di tengah kesibukannya sebagai orang nomor satu di Kabupaten Kudus. "Kalau diminta melakukan perbaikan selalu siap. Karena itu saya memanggil Pak Musthofa dengan nama Musthofa Soleh," katanya.

Dalam menjalani ujian doktor, Musthofa harus menghadapi tujuh orang penguji. Selain Sunarto dan Sugeng, terdapat lima penguji lainnya, yakni Yuwanto P.Hd. yang merupakan sekrestaris tim penguji. Kemudian dua penguji tamu masing-masing Prof Dr.Agus Suroso dan Prof Dr.Asri Laksmi Riani. Sementara dua penguji lain yang juga promotor doktor Bupati Kudus tersebut masing-masing Dr. Naili Farida dan Dr. Ngatno.

Capaian di bidang pemerintahan membuatnya semakin mendorong pengembangan UMKM yang sehat dan mengayomi para pelaku UMKM di Jawa Tengah. Secara akademis Musthofa menelurkan gagasan pengembangan UMKM. Tak berlebihan banyak pihak mengenal Musthofa sebagai Bapak UMKM bukan hanya di kancah regional, tetapi juga Bapak UMKM di Indonesia.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8626 seconds (0.1#10.140)
pixels