500 Siswa Harus Bertarung Nyawa Demi Menuntut Ilmu
A
A
A
TORAJA UTARA - Demi menunut ilmu, sekitar 500 siswa-siswi sekolah dasar (SD) dan SMP di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan harus bertarung nyawa di atas sungai. Mereka terpaksa melintasi aliran sungai deras lantaran jembatan penghubung antarkabupaten di Dusun Sarang-Sarang, Desa Sadan Ulusalu, Toraja Utara hanyut diterjang longsor.
Pascalongsor di daerah Kecamatan Sadan membuat akses penghubung ribuan warga terputus. Bahkan sekitar kurang lebih empat ratus siswa siswi terdampak longsor tersebut.
Siswa siswi SDN 17 Sadan dan SMP 5 Satap Sadan yang seluruhnya berjumlah kurang lebih 500 siswa siswi tersebut terpaksa menyeberangi Sungai Sadang yang berbatu dan beraliran deras bercampur material longsor. Para siswa tetap semangat dan tidak putus asa untuk terus bersekolah.
Meski takut untuk menyeberang, mereka harus memberanikan diri demi mendapatkan pendidikan. Sejumlah personel TNI dari Koramil Sesean pun turun untuk membantu para siswa-siswi menyeberang.
Penyeberangan darurat pun dibangun demi menjaga keamanan para anak anak sekolah tersebut. Namun, tidak sedikit para siswa-siswi yang tidak menyeberang lantaran takut. Sementara warga setempat terpaksa memikul barang kebutuhan pokoknya melintasi sungai.
Yohanis Tikupadang, kepala desa setempat menuturkan, sebelum adanya longsor yang menerjang jembatan penghubung antarkabupaten Toraja Utara dan Luwu tersebut, ada sekitar ribuan warga yang menggunakan jembatan tersebut. Warga berharap pemerintah daerah maupun pusat secepatnya membangun jembatan yang merupakan jalan utama di daerah tersebut.
Hingga berita ini diturunkan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Toraja Utara belum berada di lokasi. Begitu juga pemerintah daerah yang belum turun ke lokasi untuk melihat langsung penderitaan rakyatnya.
Pascalongsor di daerah Kecamatan Sadan membuat akses penghubung ribuan warga terputus. Bahkan sekitar kurang lebih empat ratus siswa siswi terdampak longsor tersebut.
Siswa siswi SDN 17 Sadan dan SMP 5 Satap Sadan yang seluruhnya berjumlah kurang lebih 500 siswa siswi tersebut terpaksa menyeberangi Sungai Sadang yang berbatu dan beraliran deras bercampur material longsor. Para siswa tetap semangat dan tidak putus asa untuk terus bersekolah.
Meski takut untuk menyeberang, mereka harus memberanikan diri demi mendapatkan pendidikan. Sejumlah personel TNI dari Koramil Sesean pun turun untuk membantu para siswa-siswi menyeberang.
Penyeberangan darurat pun dibangun demi menjaga keamanan para anak anak sekolah tersebut. Namun, tidak sedikit para siswa-siswi yang tidak menyeberang lantaran takut. Sementara warga setempat terpaksa memikul barang kebutuhan pokoknya melintasi sungai.
Yohanis Tikupadang, kepala desa setempat menuturkan, sebelum adanya longsor yang menerjang jembatan penghubung antarkabupaten Toraja Utara dan Luwu tersebut, ada sekitar ribuan warga yang menggunakan jembatan tersebut. Warga berharap pemerintah daerah maupun pusat secepatnya membangun jembatan yang merupakan jalan utama di daerah tersebut.
Hingga berita ini diturunkan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Toraja Utara belum berada di lokasi. Begitu juga pemerintah daerah yang belum turun ke lokasi untuk melihat langsung penderitaan rakyatnya.
(rhs)