Beda Nasib! Perjuangan Anak dan Ayah di Jeneponto saat Longsor Menerjang
loading...
A
A
A
JENEPONTO - Kisah pilu dialami Fendi akibat banjir dan longsor yang menerjang Desa Rumbia, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto, Sulsel pada akhir pekan lalu. Pemuda ini mencoba tegar mencari ayah kandungnya yang sempat hilang tertimbun longsor.
Dia mengaku saat kejadian sempat berusaha lari menyelamatkan diri bersama ayahnya. Namun anak dan ayah ini beda nasib. Sang anak berhasil menyelamatkan diri, sedangkan sang ayah belakangan ditemukan tewas tertimbun longsor.
Fendi bercerita detik-detik perjuangannya bersama ayahnya dari terjangan longsor. Mulanya, ia dan ayahnya sama-sama mengikat rumahnya agar tak terseret banjir. Namun, saat berlari menyelamatkan diri, ia tidak melihat lagi orangtuanya itu.
"Saya dan ayah sempat memantau debit air sungai yang mulai meluap di dekat jembatan dekat rumah. Kami sempat mengikat rumah agar tidak terseret arus banjir," ungkapnya.
Tiba-tiba saja terdengar suara gemuruh dari arah bukit yang ada di belakang rumahnya. Fendi dan ayahnya sempat berlari menyelamatkan diri, namun naas ayah Fendi terlambat berlari dan tertimbun material longsor.
Bencana ini diduga akibat curah hujan yang tinggi, hingga memicu banjir bandang dan tanah longsor. Akibatnya, empat orang hilang dalam kejadian ini. Sementara orang tua Fendi, ditemukan sudah dalam kondisi tidak bernyawa.
Selain ayah Fendi, yang diketahui bernama Made (50), satu korban hilang lainnya juga ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di bantaran sungai, hingga kini belum diketahui identitasnya.
Dia mengaku saat kejadian sempat berusaha lari menyelamatkan diri bersama ayahnya. Namun anak dan ayah ini beda nasib. Sang anak berhasil menyelamatkan diri, sedangkan sang ayah belakangan ditemukan tewas tertimbun longsor.
Fendi bercerita detik-detik perjuangannya bersama ayahnya dari terjangan longsor. Mulanya, ia dan ayahnya sama-sama mengikat rumahnya agar tak terseret banjir. Namun, saat berlari menyelamatkan diri, ia tidak melihat lagi orangtuanya itu.
"Saya dan ayah sempat memantau debit air sungai yang mulai meluap di dekat jembatan dekat rumah. Kami sempat mengikat rumah agar tidak terseret arus banjir," ungkapnya.
Tiba-tiba saja terdengar suara gemuruh dari arah bukit yang ada di belakang rumahnya. Fendi dan ayahnya sempat berlari menyelamatkan diri, namun naas ayah Fendi terlambat berlari dan tertimbun material longsor.
Bencana ini diduga akibat curah hujan yang tinggi, hingga memicu banjir bandang dan tanah longsor. Akibatnya, empat orang hilang dalam kejadian ini. Sementara orang tua Fendi, ditemukan sudah dalam kondisi tidak bernyawa.
Selain ayah Fendi, yang diketahui bernama Made (50), satu korban hilang lainnya juga ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di bantaran sungai, hingga kini belum diketahui identitasnya.
(tri)