Remaja Diarak Bugil, Masyarakat Dinilai Suka Main Hakim Sendiri

Remaja Diarak Bugil, Masyarakat Dinilai Suka Main Hakim Sendiri
A
A
A
JAKARTA - Aksi warga yang mengarak dan menelanjangi sepasang kekasih yang dituduh mesum di Cikupa, Tangerang, menunjukkan bahwa masyarakat belum sepenuhnya memahami hukum. Krimonolog Edi Hasibuan menyebut, masyarakat masih gemar main hakim sendiri.
"Ini harus diingatkan agar masyarakat semakin sadar kalau main hakim sendiri itu salah dan melanggar hukum. Apalagi mengandung unsur sadisme," kata Edi kepada Okezone, Kamis (16/11/2017).
Ketika terjadi pelanggaran hukum, hendaknya masyarakat melapor ke aparat keamanan untuk dilakukan proses sesuai prosedur legal.
"Tindakan Kapolres Tangerang Kombes Saiful Alif kita apresiasi dan itu contoh bagian dari pembelajaran yang diberikan aparat penegak hukum kepada masyarakat agar menghormati hukum dan HAM," ujar dia.
"Kita ingin masyarakat hindari kekereasan pada sesama dan tidak mudah terpancing dari berbagai provokasi dan hindari memaksakan kehendak terhadap orang lain," pungkas Edi.
Sementara itu, mantan Komisioner Komnas HAM Maneger Nasution menilai peristiwa itu sebagai tindakan yang merendahkan martabat kemanusiaan. Ia mengatakan, negara harus menghentikan praktik sanksi sosial yang penuh dengan kekerasan semacam itu.
"Negara punya mandat untuk menghentikan praktik sanksi sosial yang penuh kekerasan dan menistakan kemanusiaan itu. Ini tradisi yang sudah tak sesuai lagi dengan peradaban masyarakat modern," kata Maneger.
"Ini harus diingatkan agar masyarakat semakin sadar kalau main hakim sendiri itu salah dan melanggar hukum. Apalagi mengandung unsur sadisme," kata Edi kepada Okezone, Kamis (16/11/2017).
Ketika terjadi pelanggaran hukum, hendaknya masyarakat melapor ke aparat keamanan untuk dilakukan proses sesuai prosedur legal.
"Tindakan Kapolres Tangerang Kombes Saiful Alif kita apresiasi dan itu contoh bagian dari pembelajaran yang diberikan aparat penegak hukum kepada masyarakat agar menghormati hukum dan HAM," ujar dia.
"Kita ingin masyarakat hindari kekereasan pada sesama dan tidak mudah terpancing dari berbagai provokasi dan hindari memaksakan kehendak terhadap orang lain," pungkas Edi.
Sementara itu, mantan Komisioner Komnas HAM Maneger Nasution menilai peristiwa itu sebagai tindakan yang merendahkan martabat kemanusiaan. Ia mengatakan, negara harus menghentikan praktik sanksi sosial yang penuh dengan kekerasan semacam itu.
"Negara punya mandat untuk menghentikan praktik sanksi sosial yang penuh kekerasan dan menistakan kemanusiaan itu. Ini tradisi yang sudah tak sesuai lagi dengan peradaban masyarakat modern," kata Maneger.
(ysw)