Hasil Kerajinan dan Seni Budaya Jawa Tengah Jadi Primadona dalam Pameran CIDAP
A
A
A
PEMALANG - Berbagai produk hasil kerajinan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan karya seni asal Jawa Tengah menjadi primadona dalam Pameran Centro Interamericano de Artesanias Artes Pupulares (CIDAP) atau dikenal Pameran Pusat Kerajinan dan Kesenian Populer Antar Amerika di Cuenca Ekuador, Amerika Selatan.
Produk kain batik, kain tenun, sarung goyor, patung kayu, wayang golek dari Pemalang, Pekalongan dan Batang, Jawa Tengah hingga makanan khas Indonesia seperti nasi goreng dan bakso mendapat antusias pengunjung.
Di ajang tahunan yang dihadiri oleh 20 negara delegasi dengam lebih dari 200.000 pengunjung itu, ruang pameran dan booth bazar dari Jawa Tengah dan Jawa Barat sangat diminati oleh masyarakat Ekuador dan juga pengunjung dari negara peserta pameran.
Bahkan sampai Ibu Negara Rocio Gonzales Navas dan para pejabat Ekuador memberi perhatian khusus pada produk dan seni budaya dari Indonesia yang baru pertama kali mengikuti pameran.
Delegasi Indonesia yang terdiri dari 17 orang yaitu 11 orang dari Kabupaten Pemalang, Pekalongan, Batang, Jawa Tengah, dan enam orang dari Bandung, Jawa Barat, diberi ruang seluas 190 M2 terdiri dari 2 lantai. Ruang itu untuk memberikan segala informasi tentang seni dan budaya dari semua wilayah Indonesi. Setidaknya di hari ke dua pameran tercatat penjualan mencapai 90% terutama produk batik.
Dalam pameran yang berlangsung selama sebulan, pengusaha UMKM itu diberangkatkan oleh Andriyanto Johan Syah selaku Anggota Komisi VI DPR RI dari Partai Amanat Nasional Dapil Jateng X yang meliputi Kabupaten Pemalang, Kabupaten/ Kota Pekalongan, dan Batang. Andriyanto yang didampingi Dubes Indonesia untuk Ekuador Diennaryasti Tjokrosuprihatono, Ketua Delegasi Candra Saputra, dan Ketua Fraksi DPRD Kabupaten Pekalongan Sofwan Sumadi ikut aktif turun langsung ke pengunjung untuk memamerkan sekaligus mempromosikan produk-produk UMKM hingga laris terjual.
Andriyanto menuturkan barang-barang produksi UMKM Indonesia banyak dibeli masyarakat dari negara-negara lain. Dengan begitu menandakan produk UMKM Indonesia banyak diminati dan kualitas produksi tidak kalah dengan negara-negara lain.
"Untuk pameran seperti ini memerlukan dana yang tidak sedikit, untuk itu kami bersyukur dan mengucapkan banyak terima kasih karena banyak BUMN yang ikut membantu terselenggaranya acara ini. Seperti BRI, BNI, Mandiri, Timah, Telkom, Angkasa Pura I, Inalum, KAI, Djakarta Lloyds, Jamkrindo, Askrindo, SMI, Adhi Karya, Antam, Asabri, Garuda Indonesia, Pertamina, PGN, Indonesia Exim Bank, Pembangunan Perumahan, ASDP, dan BJB," ujar Andriyanto dalam pernyataan tertulis yang dikirimkan ke SINDOnews, Kamis (16/11/2017).
Andriyanto mengungkapkan, pihaknya akan menjajaki pameran seperti ini ke negara-negara lain seperti Jepang, Amerika Serikat, Arab, Afrika, dan lainnya. “Melalui pameran ini diharapkan seni budaya dan produk-produk UMKM dari Indonesia bisa dikenal lebih luas ke negara-negara lain. Dengan demikian bisa untuk meningkatkan kunjungan wisata, meningkatkan devisa, dan juga meningkatkan kesejahteraan UMKM Indonesia,” kata Andriyanto.
Andriyanto menambahkan, pihaknya juga akan menindaklanjuti setelah acara pameran di Ekuador ini dengan meresmikan kantor UMKM dan membuat pelatihan UMKM untuk meningkatkan kemampuan teknis. Kemudian memberikan pembekalan manajerial, cara pemasaran, juga akan mengadakan Seminar dengan Lembaga Pinjaman Dana Bergulir (LPDB).
Melalui kegiatan tersebut diharapkan agar para pelaku UMKM bisa terbantu masalah permodalan karena produk-produk UMKM Indonesia tidak kalah dengan UMKM negara lain. “Apalagi kalau pengusaha kecil menengah terus diberikan bimbingan dan dibantu oleh pemerintah maka saya yakin hasilnya akan lebih baik lagi," ucap pria asal Kabupaten Pemalang itu.
Indonesia didaulat sebagai Guest Country dalam Pameran Pusat Kerajinan dan Kesenian Populer Antar Amerika di Cuenca Ekuador, Amerika Selatan. Pameran dilaksanakan selama satu bulan sejak 1 sampai 31 Oktober, dan Pesta CIDAP digelar mulai 2 sampai 5 November 2017. Melalui pameran tersebut maka potensi seni dan budaya Indonesia bisa lebih dikenal ke mancanegara, termasuk produk-produk UMKM khususnya hasil UMKM dari Pemalang, Pekalongan, dan Batang.
Produk kain batik, kain tenun, sarung goyor, patung kayu, wayang golek dari Pemalang, Pekalongan dan Batang, Jawa Tengah hingga makanan khas Indonesia seperti nasi goreng dan bakso mendapat antusias pengunjung.
Di ajang tahunan yang dihadiri oleh 20 negara delegasi dengam lebih dari 200.000 pengunjung itu, ruang pameran dan booth bazar dari Jawa Tengah dan Jawa Barat sangat diminati oleh masyarakat Ekuador dan juga pengunjung dari negara peserta pameran.
Bahkan sampai Ibu Negara Rocio Gonzales Navas dan para pejabat Ekuador memberi perhatian khusus pada produk dan seni budaya dari Indonesia yang baru pertama kali mengikuti pameran.
Delegasi Indonesia yang terdiri dari 17 orang yaitu 11 orang dari Kabupaten Pemalang, Pekalongan, Batang, Jawa Tengah, dan enam orang dari Bandung, Jawa Barat, diberi ruang seluas 190 M2 terdiri dari 2 lantai. Ruang itu untuk memberikan segala informasi tentang seni dan budaya dari semua wilayah Indonesi. Setidaknya di hari ke dua pameran tercatat penjualan mencapai 90% terutama produk batik.
Dalam pameran yang berlangsung selama sebulan, pengusaha UMKM itu diberangkatkan oleh Andriyanto Johan Syah selaku Anggota Komisi VI DPR RI dari Partai Amanat Nasional Dapil Jateng X yang meliputi Kabupaten Pemalang, Kabupaten/ Kota Pekalongan, dan Batang. Andriyanto yang didampingi Dubes Indonesia untuk Ekuador Diennaryasti Tjokrosuprihatono, Ketua Delegasi Candra Saputra, dan Ketua Fraksi DPRD Kabupaten Pekalongan Sofwan Sumadi ikut aktif turun langsung ke pengunjung untuk memamerkan sekaligus mempromosikan produk-produk UMKM hingga laris terjual.
Andriyanto menuturkan barang-barang produksi UMKM Indonesia banyak dibeli masyarakat dari negara-negara lain. Dengan begitu menandakan produk UMKM Indonesia banyak diminati dan kualitas produksi tidak kalah dengan negara-negara lain.
"Untuk pameran seperti ini memerlukan dana yang tidak sedikit, untuk itu kami bersyukur dan mengucapkan banyak terima kasih karena banyak BUMN yang ikut membantu terselenggaranya acara ini. Seperti BRI, BNI, Mandiri, Timah, Telkom, Angkasa Pura I, Inalum, KAI, Djakarta Lloyds, Jamkrindo, Askrindo, SMI, Adhi Karya, Antam, Asabri, Garuda Indonesia, Pertamina, PGN, Indonesia Exim Bank, Pembangunan Perumahan, ASDP, dan BJB," ujar Andriyanto dalam pernyataan tertulis yang dikirimkan ke SINDOnews, Kamis (16/11/2017).
Andriyanto mengungkapkan, pihaknya akan menjajaki pameran seperti ini ke negara-negara lain seperti Jepang, Amerika Serikat, Arab, Afrika, dan lainnya. “Melalui pameran ini diharapkan seni budaya dan produk-produk UMKM dari Indonesia bisa dikenal lebih luas ke negara-negara lain. Dengan demikian bisa untuk meningkatkan kunjungan wisata, meningkatkan devisa, dan juga meningkatkan kesejahteraan UMKM Indonesia,” kata Andriyanto.
Andriyanto menambahkan, pihaknya juga akan menindaklanjuti setelah acara pameran di Ekuador ini dengan meresmikan kantor UMKM dan membuat pelatihan UMKM untuk meningkatkan kemampuan teknis. Kemudian memberikan pembekalan manajerial, cara pemasaran, juga akan mengadakan Seminar dengan Lembaga Pinjaman Dana Bergulir (LPDB).
Melalui kegiatan tersebut diharapkan agar para pelaku UMKM bisa terbantu masalah permodalan karena produk-produk UMKM Indonesia tidak kalah dengan UMKM negara lain. “Apalagi kalau pengusaha kecil menengah terus diberikan bimbingan dan dibantu oleh pemerintah maka saya yakin hasilnya akan lebih baik lagi," ucap pria asal Kabupaten Pemalang itu.
Indonesia didaulat sebagai Guest Country dalam Pameran Pusat Kerajinan dan Kesenian Populer Antar Amerika di Cuenca Ekuador, Amerika Selatan. Pameran dilaksanakan selama satu bulan sejak 1 sampai 31 Oktober, dan Pesta CIDAP digelar mulai 2 sampai 5 November 2017. Melalui pameran tersebut maka potensi seni dan budaya Indonesia bisa lebih dikenal ke mancanegara, termasuk produk-produk UMKM khususnya hasil UMKM dari Pemalang, Pekalongan, dan Batang.
(sms)