Lima Inovasi Antarkan Jatim Nominator IGA 2017
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Jawa Timur Soekarwo memaparkan lima inovasi unggulan Pemerintah Provinsi Jawa Timur di hadapan tim penilai Penghargaan Pemerintah Daerah Inovatif Tahun 2017 yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri di Hotel Acacia, Jakarta Pusat, Senin 30 Oktober 2017. Kelima inovasi ini dipaparkan Pakde Karwo-sapaan akrab Soekarwo- karena Provinsi Jawa Timur masuk dalam tiga besar provinsi nominator penerima penghargaan Innovative Government Award (IGA) 2017.
Inovasi pertama yang dipaparkan Pakde Karwo adalah Samsat on the Spot (SOS). Inovasi ini merupakan gagasan Badan Pendapatan Daerah Provinsi Jatim, melalui Kantor Bersama Samsat Karangploso, Kabupaten Malang. Inovasi ini merupakan layanan jemput bola dengan tagline ‘Solusi Orang Sibuk’ dan petugas akan mendatangi wajib pajak pada waktu dan lokasi yang disepakati. “Hasil survey sebanyak 70 persen wajib pajak adalah orang bekerja, jadi kita yang mendatangi wajib pajak,” katanya.
Program SOS ini juga efektif dan efisien karena pada waktu tertentu dapat langsung melayani ratusan bahkan ribuan wajib pajak, yakni ketika SOS dilakukan di perusahaan yang memiliki ribuan karyawan. Menurut Pakde Karwo, konsep ini menjadi bagian dari citizen charter, pihak samsat melakukan perjanjian dengan wajib pajak kemudian mendatanginya. “Konsep ini meletakkan wajib pajak pada posisi prima,” terangnya.
Inovasi kedua yakni COMEL (Community Comprehensive Linkage) dari Poli Tubercolosis (TB) RSUD Dr Soetomo Surabaya. Inovasi ini bermula dari tingginya angka putus obat TB di Tahun 2013 sebanyak 42 persen. TB MDR/Tubercolosis Multiple Drug Resistant adalah pasien dengan penyakit TB yang resisten terhadap pengobatan anti TB, kebanyakan adalah pasien tidak mampu. Inovasi ini dilakukan untuk menurunkan angka putus obat.
Program ini mengintegrasikan berbagai stakeholder, seperti RSUD Dr Soetomo, Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Perhimpunan Pemberantasan Tuberkolosis Indonesia/PPTI Jatim, serta Yayasan Aissyiyah sebagai pengawas minum obat. Upaya yang dilakukan yakni dengan pendampingan pasien berobat, penggunaan video panggil, pembuatan buku saku pasien, pembuatan bulletin, dll. “Jadi kita mengajak relawan untuk membantu mengawasi,” terang orang nomor satu di Jatim ini.
Selanjutnya, inovasi yang ketiga adalah DARLING (Dongeng Anak dan Remaja Keliling) yang digagas oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jatim. Inovasi ini berupa kegiatan memperkenalkan perpustakaan dan menumbuhkan kegemaran membaca kepada anak-anak dan remaja melalui ‘mobil dongeng keliling’.
Mobil ini langsung mendatangi PAUD, PG/TK, SD, Panti Asuhan, Rumah Singgah dan lapas anak dengan membawa pendongeng professional dan pustakawan. Mobil ini juga dilengkapi dengan ketersediaan koleksi kisah cerita lokal, ruang audiovisual, dan ruang dongeng. “Jadi di sini ada substansi dan upaya untuk meningkatkan minat baca,” katanya.
Sedangkan inovasi keempat adalah ATM-Pasung (Administrasi Terpadu Manajemen Pasung) yang digagas Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur. ATM Pasung yaitu suatu aplikasi berbasis teknologi informasi yang berisi data kasus pemasungan di Jatim mulai dari nama, alamat, dan foto. Inovasi ini memberikan gambaran mulai pendataan, pembebasan, perawatan, rehabilitasi sampai dengan pendampingan penderita skizofrenia pasung. “Proses pendampingan ini nantinya melibatkan relawan yang menggunakan pendekatan dengan hati,” katanya.
Adapun inovasi yang terakhir adalah Sabtu Ceria Minggu Gembira yang digagas oleh Rumah Sakit Jiwa/RSJ Menur Surabaya. Program ini dilakukan untuk mengurangi kejadian kaburnya pasien yang sebagian besar pada hari Sabtu dan Minggu. Caranya dengan mengajak pasien bersuka ria melalui kegiatan dalam kelompok dimana ada leader, co leader, observer dan anggota. “Inovasi ini akan dikembangkan menjadi Home in Hospital (HIH), yakni rumah sakit menghadirkan suasana rumah yang kekeluargaan sehingga pasien aman dan nyaman,” jelas Pakde Karwo.
Sementara itu Kepala Balitbang Kemendagri, Drs Dodi Riyadmadji, MM mengatakan, kegiatan validasi ini dilakukan untuk menentukan pemerintah daerah mana yang berhak mendapat penghargaan IGA 2017. Tahun ini, ada 23 daerah yang masuk nominator, terdiri dari tiga provinsi yakni Jawa Timur, Jawa Barat dan Sumatera Selatan. Serta, 10 kabupaten dan 10 kota di Indonesia. Setelah validasi ini nantinya tim penilai akan berkunjung ke daerah tersebut untuk mengecek secara langsung inovasi tersebut.
Inovasi pertama yang dipaparkan Pakde Karwo adalah Samsat on the Spot (SOS). Inovasi ini merupakan gagasan Badan Pendapatan Daerah Provinsi Jatim, melalui Kantor Bersama Samsat Karangploso, Kabupaten Malang. Inovasi ini merupakan layanan jemput bola dengan tagline ‘Solusi Orang Sibuk’ dan petugas akan mendatangi wajib pajak pada waktu dan lokasi yang disepakati. “Hasil survey sebanyak 70 persen wajib pajak adalah orang bekerja, jadi kita yang mendatangi wajib pajak,” katanya.
Program SOS ini juga efektif dan efisien karena pada waktu tertentu dapat langsung melayani ratusan bahkan ribuan wajib pajak, yakni ketika SOS dilakukan di perusahaan yang memiliki ribuan karyawan. Menurut Pakde Karwo, konsep ini menjadi bagian dari citizen charter, pihak samsat melakukan perjanjian dengan wajib pajak kemudian mendatanginya. “Konsep ini meletakkan wajib pajak pada posisi prima,” terangnya.
Inovasi kedua yakni COMEL (Community Comprehensive Linkage) dari Poli Tubercolosis (TB) RSUD Dr Soetomo Surabaya. Inovasi ini bermula dari tingginya angka putus obat TB di Tahun 2013 sebanyak 42 persen. TB MDR/Tubercolosis Multiple Drug Resistant adalah pasien dengan penyakit TB yang resisten terhadap pengobatan anti TB, kebanyakan adalah pasien tidak mampu. Inovasi ini dilakukan untuk menurunkan angka putus obat.
Program ini mengintegrasikan berbagai stakeholder, seperti RSUD Dr Soetomo, Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Perhimpunan Pemberantasan Tuberkolosis Indonesia/PPTI Jatim, serta Yayasan Aissyiyah sebagai pengawas minum obat. Upaya yang dilakukan yakni dengan pendampingan pasien berobat, penggunaan video panggil, pembuatan buku saku pasien, pembuatan bulletin, dll. “Jadi kita mengajak relawan untuk membantu mengawasi,” terang orang nomor satu di Jatim ini.
Selanjutnya, inovasi yang ketiga adalah DARLING (Dongeng Anak dan Remaja Keliling) yang digagas oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jatim. Inovasi ini berupa kegiatan memperkenalkan perpustakaan dan menumbuhkan kegemaran membaca kepada anak-anak dan remaja melalui ‘mobil dongeng keliling’.
Mobil ini langsung mendatangi PAUD, PG/TK, SD, Panti Asuhan, Rumah Singgah dan lapas anak dengan membawa pendongeng professional dan pustakawan. Mobil ini juga dilengkapi dengan ketersediaan koleksi kisah cerita lokal, ruang audiovisual, dan ruang dongeng. “Jadi di sini ada substansi dan upaya untuk meningkatkan minat baca,” katanya.
Sedangkan inovasi keempat adalah ATM-Pasung (Administrasi Terpadu Manajemen Pasung) yang digagas Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur. ATM Pasung yaitu suatu aplikasi berbasis teknologi informasi yang berisi data kasus pemasungan di Jatim mulai dari nama, alamat, dan foto. Inovasi ini memberikan gambaran mulai pendataan, pembebasan, perawatan, rehabilitasi sampai dengan pendampingan penderita skizofrenia pasung. “Proses pendampingan ini nantinya melibatkan relawan yang menggunakan pendekatan dengan hati,” katanya.
Adapun inovasi yang terakhir adalah Sabtu Ceria Minggu Gembira yang digagas oleh Rumah Sakit Jiwa/RSJ Menur Surabaya. Program ini dilakukan untuk mengurangi kejadian kaburnya pasien yang sebagian besar pada hari Sabtu dan Minggu. Caranya dengan mengajak pasien bersuka ria melalui kegiatan dalam kelompok dimana ada leader, co leader, observer dan anggota. “Inovasi ini akan dikembangkan menjadi Home in Hospital (HIH), yakni rumah sakit menghadirkan suasana rumah yang kekeluargaan sehingga pasien aman dan nyaman,” jelas Pakde Karwo.
Sementara itu Kepala Balitbang Kemendagri, Drs Dodi Riyadmadji, MM mengatakan, kegiatan validasi ini dilakukan untuk menentukan pemerintah daerah mana yang berhak mendapat penghargaan IGA 2017. Tahun ini, ada 23 daerah yang masuk nominator, terdiri dari tiga provinsi yakni Jawa Timur, Jawa Barat dan Sumatera Selatan. Serta, 10 kabupaten dan 10 kota di Indonesia. Setelah validasi ini nantinya tim penilai akan berkunjung ke daerah tersebut untuk mengecek secara langsung inovasi tersebut.
(wib)