Festival Gedung Sate Diakhiri Pertunjukan Laser Spektakuler
A
A
A
BANDUNG - Festival Gedung Sate-Semarak Pesta Rakyat sukses digelar. Ribuan orang larut dalam kemeriahan puncak Perayaan Hari Jadi ke-72 Provinsi Jawa Barat tersebut. Dibuka sejak Jumat (29/7/2017) lalu, festival menyajikan berbagai kegiatan yang diakhiri pertunjukan laser spektakuler, Sabtu (30/9/2017) malam.
Di hari terakhir festival, ribuan orang memadati halaman Gedung Sate di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, tempat dimana festival tersebut digelar. Meski pagi harinya cuaca mendung sempat menggelayut di langit Gedung Sate, namun beruntung, hingga menjelang acara selesai, hujan tidak turun, sehingga seluruh pengunjung pun puas menyaksikan berbagai kegiatan yang digelar pihak panitia.
Dari sekian banyak acara yang digelar di hari terakhir festival, pertunjukan laser spektakuler paling ditunggu-tunggu pengunjung. Sorotan laser yang bersumber dari Gedung Sate menari memancar ke segala arah diiringi alunan musik.
Pertunjukan laser yang berlangsung beberapa menit tersebut berhasil memukau ribuan pengunjung yang hadir. Pertunjukan laser spektakuler sendiri merupakan pengganti pesta kembang api yang dianggap kurang ramah lingkungan.
"Keren banget sinar lasernya, apalagi background-nya Gedung Sate," ungkap seorang pengunjung, Santi, yang mengaku terpukau dengan pertunjukan laser tersebut. Selain pertunjukan laser spektakuler, pagelaran Wayang Golek dengan dalang Ki Adi Konthea Kosasih Sunarya pun digelar di akhir acara.
Berbagai kegiatan yang digelar di sepanjang hari terakhir pelaksanaan festival, di antaranya sepeda santai yang dikemas dalam acara Jabar Ngaboseh Sareng Gubernur, pemecahan rekor makan martabak terbanyak, peragaan busana Ngagaya, konser T-Five, dan berbagai acara menarik lainnya.
Hal yang tak kalah unik di hari terakhir pelaksanaan festival tersebut, yakni pemecahan rekor dunia serba 72 atau 72 World Record, terdiri atas 72 tari batik, 72 silat, 72 paduan suara, 72 tari dangiang sunda, 72 angklung, 72 karinding, 72 kaulinan baheula, 72 celempung, 72 perkusi, 72 musik uang logam kuno, 72 musik perkusi alat kesehatan, 72 tari batu kujang, 72 warna lukis kanvas energy, 72 kata monolog budaya, 7 lelaki 2 wanita goong tiup.
"Jumlah personel yang terlibat dalam pemecahan rekor dunia itu sebanyak 879 orang dilengkapi dengan orchestradisi dan oratorium colosal 72 untuk Jabar," sebut Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Jabar Soni S Adisudarma.
Sementara itu, Kabag Humas Sekretariat Daerah (Setda) Jabar Ade Sukalsah mengakui hari kedua penyelenggaraan Gedung Sate Festival-Semarak Pesta Rakyat lebih ramai. Ade menyampaikan rasa terima kasihnya kepada warga Kota Bandung khususnya dan Jabar umumnya serta para wisatawan yang telah ikut serta dalam kemeriahan festival.
"Alhamdulillah hari ini jauh lebih ramai. Untuk jumlah pengunjung, sampai saat ini diprediksi sudah lebih dari 15.000 orang," sebutnya.
Di hari terakhir festival, ribuan orang memadati halaman Gedung Sate di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, tempat dimana festival tersebut digelar. Meski pagi harinya cuaca mendung sempat menggelayut di langit Gedung Sate, namun beruntung, hingga menjelang acara selesai, hujan tidak turun, sehingga seluruh pengunjung pun puas menyaksikan berbagai kegiatan yang digelar pihak panitia.
Dari sekian banyak acara yang digelar di hari terakhir festival, pertunjukan laser spektakuler paling ditunggu-tunggu pengunjung. Sorotan laser yang bersumber dari Gedung Sate menari memancar ke segala arah diiringi alunan musik.
Pertunjukan laser yang berlangsung beberapa menit tersebut berhasil memukau ribuan pengunjung yang hadir. Pertunjukan laser spektakuler sendiri merupakan pengganti pesta kembang api yang dianggap kurang ramah lingkungan.
"Keren banget sinar lasernya, apalagi background-nya Gedung Sate," ungkap seorang pengunjung, Santi, yang mengaku terpukau dengan pertunjukan laser tersebut. Selain pertunjukan laser spektakuler, pagelaran Wayang Golek dengan dalang Ki Adi Konthea Kosasih Sunarya pun digelar di akhir acara.
Berbagai kegiatan yang digelar di sepanjang hari terakhir pelaksanaan festival, di antaranya sepeda santai yang dikemas dalam acara Jabar Ngaboseh Sareng Gubernur, pemecahan rekor makan martabak terbanyak, peragaan busana Ngagaya, konser T-Five, dan berbagai acara menarik lainnya.
Hal yang tak kalah unik di hari terakhir pelaksanaan festival tersebut, yakni pemecahan rekor dunia serba 72 atau 72 World Record, terdiri atas 72 tari batik, 72 silat, 72 paduan suara, 72 tari dangiang sunda, 72 angklung, 72 karinding, 72 kaulinan baheula, 72 celempung, 72 perkusi, 72 musik uang logam kuno, 72 musik perkusi alat kesehatan, 72 tari batu kujang, 72 warna lukis kanvas energy, 72 kata monolog budaya, 7 lelaki 2 wanita goong tiup.
"Jumlah personel yang terlibat dalam pemecahan rekor dunia itu sebanyak 879 orang dilengkapi dengan orchestradisi dan oratorium colosal 72 untuk Jabar," sebut Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Jabar Soni S Adisudarma.
Sementara itu, Kabag Humas Sekretariat Daerah (Setda) Jabar Ade Sukalsah mengakui hari kedua penyelenggaraan Gedung Sate Festival-Semarak Pesta Rakyat lebih ramai. Ade menyampaikan rasa terima kasihnya kepada warga Kota Bandung khususnya dan Jabar umumnya serta para wisatawan yang telah ikut serta dalam kemeriahan festival.
"Alhamdulillah hari ini jauh lebih ramai. Untuk jumlah pengunjung, sampai saat ini diprediksi sudah lebih dari 15.000 orang," sebutnya.
(thm)