Elaktabiltas Jeblok, Golkar Paksakan Andi Rahman Bertarung di Pilgub Riau
A
A
A
PEKANBARU - DPP Partai Golkar telah memutuskan mengusung incumbent, Arsyadjuliandi Rachman untuk maju dalam pertarungan Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Riau. Padahal hasil survei dari partai berlambang Pohon Beringin, elektabilitas pria yang lebih akrab disapa Andi Rahman jeblok.
Pengamat politik Riau, Saiman Pakpahan menilai putusan Golkar mengusung Andi Rahman hanya berdasarkan dua faktor. Pertama karena dia menjabat Gubernur Riau dan yang kedua, dia menjabat Ketua DPD I Partai Golkar Riau.
"Namun masalahnya Andi Rahman saat Pilkada Riau sebelumnya hanya berada di posisi wakil. Pada Pilkada 2013-2018 Andi hanya di posisi cadangan. Masyarakat tidak mengenal dia. Sosok Annas Maamun lah yang kemarin bertarung dan dipilih oleh rakyat. Saat Annas Maamun, terjerat kasus hukum baru Andi mendapatkan jabatan posisi gubernur. Popularitas Andi sampai saya nilai saat ini tidak menjual ke masyarakat," papar Saiman Pakpahan, Selasa (26/9/2017).
Minimnya kepercayaan kepada Andi dilatar belakangi melambatnya perekonomian Riau. Walaupun sebentar lagi massa jabatan berakhir, warga mengeluhkan minimnya pembangunan di Riau sejak dipimpin Andi hampir kurang empat tahun.
Arsyadjuliandi Rachman, dinilai selalu ketakutkan menggunakan anggaran sejak Annas Maamun terjerat kasus korupsi.
"Masyarakat kecewa atas pembangunan di Riau sejak dipimpin Andi Rahman. Ini realita. Hasil survei juga sudah menunjukan itu (elektabilitas Andi menurun). Masyarakat membutuhkan figur yang bisa memajukan daerahnya dan tentunya tidak terlibat masalah hukum terutama kasus korupsi," kata dosen Fisipol dari Universitas Riau.
Karena kurang diminatinya sosok yang diusung, Golkar harus mencarikan pendamping Andi figur yang menjual. "Sosok wakil nantinya harus kuat, harus dikenal rakyat. Karena jika hanya mengandalkan Andi Rahman, saya yakin Golkar akan kalah di Riau,"ucapnya.
Dimana pada Agustus 2017 Golkar melakukan survei internai dan juga menggunakan dua lembaga survei swasta. Dua lembaga survei yang digunakan yakni Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dan Indo Barometer turun ke Riau.
Ini dilakukan untuk mencari kandidat yang dipilih rakyat dari Partai Golkar di Pilkada Riau. Hasil survei menunjukan kandidat terkuat adalah mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Lukman Edy yang merupakan sosok di luar Golkar.
Di posisi kedua adalah dari kader Golkar. Dia adalah Ketua DPD II Golkar Pelalawan, HM Harris, disusul Bupati Siak Syamsuar (Ketua DPD II Partai Golkar Siak). Sementara Andi selalu dalam kondisi tidak memuaskan.
Pengamat politik Riau, Saiman Pakpahan menilai putusan Golkar mengusung Andi Rahman hanya berdasarkan dua faktor. Pertama karena dia menjabat Gubernur Riau dan yang kedua, dia menjabat Ketua DPD I Partai Golkar Riau.
"Namun masalahnya Andi Rahman saat Pilkada Riau sebelumnya hanya berada di posisi wakil. Pada Pilkada 2013-2018 Andi hanya di posisi cadangan. Masyarakat tidak mengenal dia. Sosok Annas Maamun lah yang kemarin bertarung dan dipilih oleh rakyat. Saat Annas Maamun, terjerat kasus hukum baru Andi mendapatkan jabatan posisi gubernur. Popularitas Andi sampai saya nilai saat ini tidak menjual ke masyarakat," papar Saiman Pakpahan, Selasa (26/9/2017).
Minimnya kepercayaan kepada Andi dilatar belakangi melambatnya perekonomian Riau. Walaupun sebentar lagi massa jabatan berakhir, warga mengeluhkan minimnya pembangunan di Riau sejak dipimpin Andi hampir kurang empat tahun.
Arsyadjuliandi Rachman, dinilai selalu ketakutkan menggunakan anggaran sejak Annas Maamun terjerat kasus korupsi.
"Masyarakat kecewa atas pembangunan di Riau sejak dipimpin Andi Rahman. Ini realita. Hasil survei juga sudah menunjukan itu (elektabilitas Andi menurun). Masyarakat membutuhkan figur yang bisa memajukan daerahnya dan tentunya tidak terlibat masalah hukum terutama kasus korupsi," kata dosen Fisipol dari Universitas Riau.
Karena kurang diminatinya sosok yang diusung, Golkar harus mencarikan pendamping Andi figur yang menjual. "Sosok wakil nantinya harus kuat, harus dikenal rakyat. Karena jika hanya mengandalkan Andi Rahman, saya yakin Golkar akan kalah di Riau,"ucapnya.
Dimana pada Agustus 2017 Golkar melakukan survei internai dan juga menggunakan dua lembaga survei swasta. Dua lembaga survei yang digunakan yakni Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dan Indo Barometer turun ke Riau.
Ini dilakukan untuk mencari kandidat yang dipilih rakyat dari Partai Golkar di Pilkada Riau. Hasil survei menunjukan kandidat terkuat adalah mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Lukman Edy yang merupakan sosok di luar Golkar.
Di posisi kedua adalah dari kader Golkar. Dia adalah Ketua DPD II Golkar Pelalawan, HM Harris, disusul Bupati Siak Syamsuar (Ketua DPD II Partai Golkar Siak). Sementara Andi selalu dalam kondisi tidak memuaskan.
(sms)