Hari Ini Malioboro Bebas PKL, Begini Suasananya
Hari Ini Malioboro Bebas PKL, Begini Suasananya
A
A
A
YOGYAKARTA - Hari ini, kawasan Malioboro bebas dari pedagang kali lima (PKL) sehingga menjadi lengang. Imbasnya, wisatawan lebih leluasa saat berjalan di jantung kota Yogyakarta itu.
Ada yang duduk menikmati suasana keramaian sambil berfoto ria. Ada juga yang berjalan santai melihat-lihat gedung dan perkantoran di pinggir jalan tersebut
"Ini hari libur bagi PKL Malioboro, sudah ada kesepakatan bersama antar pedagang untuk libur sehari setiap Selasa Wage," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heru Purwadi pada wartawan, Selasa (26/9/2017).
Artinya, kata dia, setiap 35 hari sekali kawasan ini menjadi zona yang bersih dari aktifitas ekonomi untuk PKL. Sementara bagi pemilik toko yang ada di Malioboro tetap buka seperti biasa karena barang yang diperjualbelikan di dalam toko.
"Masyarakat tetap bisa belanja di toko-toko sepanjang Malioboro untuk oleh-oleh, sovenir, kerajinan, atau kebutuhan lainnya," jelasnya.
PKL yang biasa membuka lapak dagangan di trotoar Malioboro itu juga melakukan kerja bakti bersih-bersih saat libur. Ada sanksi sosial jika pedagan nekat menjual dagangan saat libur dan tidak melakukan kerja bakti.
Salah satu alasan Selasa Wage dipilih menjadi hari libur bagi aktifitas PKL Maliobori karena pengunjung tidak terlalu ramai. Selain itu mengenang hari lahir Raja Kraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono X.
"Libur PKL ini menjadi salah satu pendestrasian kawasan Malioboro. Jadi setiap selasa wage ini libur sehari," katanya.
Tak hanya para PKL saja yang libur, aktifitas pendukung seperti pengamen di kawasan Malioboro juga tidak diperbolehkan. Sehingga, masyarakat akan lebih nyaman berada di Malioboro.
Salah satu wisatawan, Vicka mengaku senang dengan langkah ini. Selain tata kota terlihat indah, kawasan Malioboro juga menjadi lebih nyaman tanpa PKL meski hanya sehari. "Asik juga kalau seperti ini, jadi lebih nyaman. Bisa duduk-duduk sambil ngobrol bersama temen," pungkasnya.
Ada yang duduk menikmati suasana keramaian sambil berfoto ria. Ada juga yang berjalan santai melihat-lihat gedung dan perkantoran di pinggir jalan tersebut
"Ini hari libur bagi PKL Malioboro, sudah ada kesepakatan bersama antar pedagang untuk libur sehari setiap Selasa Wage," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heru Purwadi pada wartawan, Selasa (26/9/2017).
Artinya, kata dia, setiap 35 hari sekali kawasan ini menjadi zona yang bersih dari aktifitas ekonomi untuk PKL. Sementara bagi pemilik toko yang ada di Malioboro tetap buka seperti biasa karena barang yang diperjualbelikan di dalam toko.
"Masyarakat tetap bisa belanja di toko-toko sepanjang Malioboro untuk oleh-oleh, sovenir, kerajinan, atau kebutuhan lainnya," jelasnya.
PKL yang biasa membuka lapak dagangan di trotoar Malioboro itu juga melakukan kerja bakti bersih-bersih saat libur. Ada sanksi sosial jika pedagan nekat menjual dagangan saat libur dan tidak melakukan kerja bakti.
Salah satu alasan Selasa Wage dipilih menjadi hari libur bagi aktifitas PKL Maliobori karena pengunjung tidak terlalu ramai. Selain itu mengenang hari lahir Raja Kraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono X.
"Libur PKL ini menjadi salah satu pendestrasian kawasan Malioboro. Jadi setiap selasa wage ini libur sehari," katanya.
Tak hanya para PKL saja yang libur, aktifitas pendukung seperti pengamen di kawasan Malioboro juga tidak diperbolehkan. Sehingga, masyarakat akan lebih nyaman berada di Malioboro.
Salah satu wisatawan, Vicka mengaku senang dengan langkah ini. Selain tata kota terlihat indah, kawasan Malioboro juga menjadi lebih nyaman tanpa PKL meski hanya sehari. "Asik juga kalau seperti ini, jadi lebih nyaman. Bisa duduk-duduk sambil ngobrol bersama temen," pungkasnya.
(nag)
Explore More