PKS Ogah Terpuruk Tiga Kali di Pilkada Kabupaten Bandung Barat
A
A
A
BANDUNG BARAT - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengaku tidak mau kalah tiga kali beturut-turut dalam Pilkada KBB yang akan digelar tahun depan. Seperti diketahui di Pilkada KBB 2008 PKS mengusung Haris Yuliana-Agus Yasmin tapi kalah dari Abubakar-Ernawan yang diusung oleh PDIP dan Koalisi Kibar gabungan partai Islam.
Kemudian di 2013 PKS bersanding dengan Partai Demokrat dan mengusung Aep Nurdin-Kosasih. Namun kembali harus mengakui keunggulan pasangan Abubakar-Yayat T Soemitra yang diusung oleh PDIP.
Ketua DPD PKS KBB Rismanto mengaku dua kekalahan pada Pilkada 2008 dan 2013 menjadi pelajaran berharga. Untuk itu pihaknya sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan termasuk dalam menentukan figur yang akan dicalonkan nantinya. "Dua kekalahan itu memang membuat kami hati-hati karena kami berusaha tidak kalah untuk yang ketiga kalinya," tuturnya, Jumat (4/8/2017).
Menurutnya, PKS sedang menghitung peluang untuk membidik kemenangan. Salah satunya dengan menyiapkan kader internal yakni Ketua DPW PKS Jabar Bidang Kesra Didik Agus Triwiyono dan Ketua DPW PKS Jabar Bidang Pekerja Petani dan Nelayan Aep Nurdin untuk maju.
Secara matematis Pilkada KBB 2018 merupakan pertarungan terbuka. Pasalnya tidak ada figur incumbent yang maju, meskipun ada istri dari incumbent yang digadang-gadang akan maju. Oleh sebab itu secara teoritis persaingan tidak akan terlalu sulit jika harus melawan incumbent. "Peluang cukup terbuka tinggal bagaimana kami menggenjot elektabilitas dan popularitas figur yang kami usung agar siap bersaing," tandasnya.
Untuk itu pihaknya kini sedang rutin dan intensif menjalin komunikasi dengan berbagai partai guna membangun koalisi. Seperti dengan Gerindra yang secara historis dari pusat dan Jabar sudah terbangun baik. Begitu pun dengan partai lain karena dengan hanya memiliki empat kursi maka PKS wajib berkoalisi untuk mengusung calon.
"Intruksi dari pusat memang PKS dan Gerindra telah menjadi sekutu termasuk di Jabar. Ya itu tentu jadi prioritas bagi kami di KBB walaupun tetap kami harus menggandeng partai lainnya supaya memenuhi jumlah minimal kursi," pungkasnya.
Kemudian di 2013 PKS bersanding dengan Partai Demokrat dan mengusung Aep Nurdin-Kosasih. Namun kembali harus mengakui keunggulan pasangan Abubakar-Yayat T Soemitra yang diusung oleh PDIP.
Ketua DPD PKS KBB Rismanto mengaku dua kekalahan pada Pilkada 2008 dan 2013 menjadi pelajaran berharga. Untuk itu pihaknya sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan termasuk dalam menentukan figur yang akan dicalonkan nantinya. "Dua kekalahan itu memang membuat kami hati-hati karena kami berusaha tidak kalah untuk yang ketiga kalinya," tuturnya, Jumat (4/8/2017).
Menurutnya, PKS sedang menghitung peluang untuk membidik kemenangan. Salah satunya dengan menyiapkan kader internal yakni Ketua DPW PKS Jabar Bidang Kesra Didik Agus Triwiyono dan Ketua DPW PKS Jabar Bidang Pekerja Petani dan Nelayan Aep Nurdin untuk maju.
Secara matematis Pilkada KBB 2018 merupakan pertarungan terbuka. Pasalnya tidak ada figur incumbent yang maju, meskipun ada istri dari incumbent yang digadang-gadang akan maju. Oleh sebab itu secara teoritis persaingan tidak akan terlalu sulit jika harus melawan incumbent. "Peluang cukup terbuka tinggal bagaimana kami menggenjot elektabilitas dan popularitas figur yang kami usung agar siap bersaing," tandasnya.
Untuk itu pihaknya kini sedang rutin dan intensif menjalin komunikasi dengan berbagai partai guna membangun koalisi. Seperti dengan Gerindra yang secara historis dari pusat dan Jabar sudah terbangun baik. Begitu pun dengan partai lain karena dengan hanya memiliki empat kursi maka PKS wajib berkoalisi untuk mengusung calon.
"Intruksi dari pusat memang PKS dan Gerindra telah menjadi sekutu termasuk di Jabar. Ya itu tentu jadi prioritas bagi kami di KBB walaupun tetap kami harus menggandeng partai lainnya supaya memenuhi jumlah minimal kursi," pungkasnya.
(nag)