Lompoe Urwatul Wutsqa, Masjid Tertua di Kabupaten Maros
A
A
A
Selain terkenal dengan berbagai lokasi wisata alamnya, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan juga memiliki sebuah masjid tertua bernama Lompoe Urwatul Wutsqa. Masjid dengan 19 pintu ini juga memiliki beduk dan mimbar dari Kerajaan Turikale.
Sebuah masjid yang dibangun tahun 1854 masih tetap bertahan hingga saat, kokoh berdiri di daerah Kelurahan Turikale, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Masjid ini bernama Lompoe Urwatul Wutsqa atau yang artinya tali yang tidak akan putus.
Masjid tua ini dibangun oleh Raja ke-4 Turikale Karaeng Andi Sanrima Daeng Parukka. Masjid dengan dominasi warna kehijauan ini juga dikelilingi 19 pintu. Sebelas pintu di antaranya memiliki ukiran kaligrafi dan 20 doa untuk masuk ke dalam pintu Kabah yang berada di Tanah Suci.
Di masjid ini tersimpan beberapa peninggalan sejarah seperti beduk dan mimbar yang setinggi hampir dua meter, terbuat dari kayu. Di bagian ujung mimbar sebuah pahatan menyerupai buah nanas mahkota yang sarat dengan makna dan filosofi kehidupan dan keagamaan.
Pengurus masjid, Andi Muhammad Hidayat mengatakan, selain memiliki beberapa peninggalan sejarah, di samping masjid ini juga terdapat makam Raja Turikale beserta keturunannya. Hal ini membuktikan bahwa masjid inilah saksi bisu perkembangan Islam di Kabupaten Maros.
Sebuah masjid yang dibangun tahun 1854 masih tetap bertahan hingga saat, kokoh berdiri di daerah Kelurahan Turikale, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Masjid ini bernama Lompoe Urwatul Wutsqa atau yang artinya tali yang tidak akan putus.
Masjid tua ini dibangun oleh Raja ke-4 Turikale Karaeng Andi Sanrima Daeng Parukka. Masjid dengan dominasi warna kehijauan ini juga dikelilingi 19 pintu. Sebelas pintu di antaranya memiliki ukiran kaligrafi dan 20 doa untuk masuk ke dalam pintu Kabah yang berada di Tanah Suci.
Di masjid ini tersimpan beberapa peninggalan sejarah seperti beduk dan mimbar yang setinggi hampir dua meter, terbuat dari kayu. Di bagian ujung mimbar sebuah pahatan menyerupai buah nanas mahkota yang sarat dengan makna dan filosofi kehidupan dan keagamaan.
Pengurus masjid, Andi Muhammad Hidayat mengatakan, selain memiliki beberapa peninggalan sejarah, di samping masjid ini juga terdapat makam Raja Turikale beserta keturunannya. Hal ini membuktikan bahwa masjid inilah saksi bisu perkembangan Islam di Kabupaten Maros.
(zik)