4 Tokoh Ini Dianggap Potensial Maju di Pilkada Jawa Timur
4 Tokoh Ini Dianggap Potensial Maju di Pilkada Jawa Timur
A
A
A
JAKARTA - Empat kandidat dianggap potensial maju di Pilkada Jawa Timur 2018, sebagaimana hasil survei Poltracking Indonesia yang dilakukan pada 19-25 Mei 2017. Mereka adalah Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (76 %), Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur Saifullah Yusuf (76 %), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (70%) dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (33%).
Adapun terkait akseptabilitas, Tri Rismaharini (66%), Saifullah Yusuf (63%), Khofifah Indar Parawansa (59%) dan Abdullah Azwar Anas (25%).
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda mengatakan, survei itu menggunakan metode stratified multistage random sampling.
"Jumlah responden 800 orang dengan margin of error sebesar ± 3,5 % pada tingkat kepercayaan 95%," ujarnya dalam diskusi bertajuk menakar kandidat potensial Pilkada Jawa Timur 2018 di Hotel Morrissey, Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu (11/6/2017).
Dia mengatakan, quality control dilakukan dengan sangat ketat melalui spotcheck lapangan 25 % secara acak, callback seluruh responden (Via telepon), double entry dilakukan melalui web aplikasi dan input data kuesioner melalui desktop. "Serta proses input data dikawal secara ketat dengan dicek kembali secara acak ke dokumen hasil wawancara," paparnya.
Dia menjelaskan, dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti. Adapun maksud dan tujuan survei itu, kata dia, ingin melihat persepsi dan perilaku masyarakat menjelang Pilkada Jawa Timur 2018.
Adapun terkait akseptabilitas, Tri Rismaharini (66%), Saifullah Yusuf (63%), Khofifah Indar Parawansa (59%) dan Abdullah Azwar Anas (25%).
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda mengatakan, survei itu menggunakan metode stratified multistage random sampling.
"Jumlah responden 800 orang dengan margin of error sebesar ± 3,5 % pada tingkat kepercayaan 95%," ujarnya dalam diskusi bertajuk menakar kandidat potensial Pilkada Jawa Timur 2018 di Hotel Morrissey, Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu (11/6/2017).
Dia mengatakan, quality control dilakukan dengan sangat ketat melalui spotcheck lapangan 25 % secara acak, callback seluruh responden (Via telepon), double entry dilakukan melalui web aplikasi dan input data kuesioner melalui desktop. "Serta proses input data dikawal secara ketat dengan dicek kembali secara acak ke dokumen hasil wawancara," paparnya.
Dia menjelaskan, dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti. Adapun maksud dan tujuan survei itu, kata dia, ingin melihat persepsi dan perilaku masyarakat menjelang Pilkada Jawa Timur 2018.
(sms)
Explore More