Bupati Anas Gandeng Bank Ajak Warga Banyuwangi Kembangkan Homestay
A
A
A
BANYUWANGI - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menggandeng PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) untuk pengembangan homestay atau rumah singgah yang dimiliki warganya. Dengan kemitraan ini, warga yang ingin mengembangkan homestay bisa mendapat pembiayaan dari BTN.
"Ini cara kami untuk memanfaatkan booming pariwisata agar berdampak ke warga, ya kuncinya masyarakat dilibatkan jadi pelaku ekonomi. Simpel saja, warga sudah ada rumah, lalu direnovasi dengan konsep homestay, diperbaiki toiletnya dan sebagainya. Nah renovasinya itu dibiayai BTN," ujar Anas dalam pernyataan tertulis yang dikirimkan ke SINDOnews, Kamis (30/3/2017).
Demikian pula warga yang sudah berbisnis homestay, renovasi agar semakin baik bisa dibiayai BTN dengan kerja sama tersebut. Dalam tahap awal, saat ini sudah ada belasan warga pemilik homestay melakukan penandatanganan pembiayaan kemitraan dengan Bank BTN.
"Alhamdulillah sudah tanda tangan realisasi pembiayaan dari BTN ke warga yang sudah disetujui," ujar Anas yang berhasil membawa Banyuwangi menyabet penghargaan Badan Pariwisata Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO) tersebut.
Anas mengatakan pihaknya terus mendorong pengembangan pariwisata yang berbasis masyarakat. Pariwisata menjadi payung untuk pembangunan Banyuwangi, karena salah satu tujuannya agar dampak pembangunan bisa dinikmati lebih banyak warganya. "Image pariwisata Banyuwangi akan menjadi wisata yang ramah, yang hangat," kata Anas.
Sementara itu, Kepala Bank BTN Cabang Banyuwangi Rachman Suhendri mengatakan, program ini sebagai bentuk kontribusi BTN terhadap pariwisata di Banyuwangi. Program pembiayaan ini merupakan program kemitraan khusus untuk pengembangan homestay warga Banyuwangi. Plafon pembiayaan BTN Rp30-75 juta dengan jangka waktu pinjaman 5 tahun.
“Kami ingin ikut berperan dalam kemajuan pariwisata di Banyuwangi. Salah satunya lewat pembiayaan bagi pengembangan homestay ini. Kami menjadikan salah satu desa yang sudah sangat kental budaya, yaitu Desa Kemiren, sebagai pilot Project program kemitraan dengan Pemkab Banyuwangi. Setelah ini kita perluas ke kecamatan lain yang berdekatan dengan destinasi wisata,” kata Rachman.
Salah seorang warga penerima pembiayaan tersebut adalah Asnan yang mendapatkan pembiayaan sebesar Rp30 juta. Dana tersebut akan digunakan Asnan untuk merenovasi kamar-kamar homestay yang dimiliknya serta membangun toilet yang baru bagi wisatawan.
“Fasilitas di kamar juga akan dilengkapi seperti membeli kasur yang lebih bagus. Mudah-mudahan wisatawan tambah betah di homestay saya,” ujarnya.
Asnan sendiri mengaku sudah menjalankan usaha homestaynya selama 5 tahun. Dia menerima kunjungan wisatwan yang menginap mulai dari pelajar sampai kunjungan kerja Kepala Desa dari Nabire, Provinsi Papua. “Saya senang karena Banyuwangi semakin banyak dikunjungi wisatawan, termasuk yang datang ke tempat saya juga meningkat,” timpalnya.
Sebagai informasi, di Banyuwangi, homestay tumbuh begitu pesat selama tiga tahun terakhir. Saat ini setidaknya terdapat 200 homestay yang terdaftar di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbupar) Banyuwangi. Jumlah ini tidak termasuk yang belum terdaftar secara resmi.
"Ini cara kami untuk memanfaatkan booming pariwisata agar berdampak ke warga, ya kuncinya masyarakat dilibatkan jadi pelaku ekonomi. Simpel saja, warga sudah ada rumah, lalu direnovasi dengan konsep homestay, diperbaiki toiletnya dan sebagainya. Nah renovasinya itu dibiayai BTN," ujar Anas dalam pernyataan tertulis yang dikirimkan ke SINDOnews, Kamis (30/3/2017).
Demikian pula warga yang sudah berbisnis homestay, renovasi agar semakin baik bisa dibiayai BTN dengan kerja sama tersebut. Dalam tahap awal, saat ini sudah ada belasan warga pemilik homestay melakukan penandatanganan pembiayaan kemitraan dengan Bank BTN.
"Alhamdulillah sudah tanda tangan realisasi pembiayaan dari BTN ke warga yang sudah disetujui," ujar Anas yang berhasil membawa Banyuwangi menyabet penghargaan Badan Pariwisata Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO) tersebut.
Anas mengatakan pihaknya terus mendorong pengembangan pariwisata yang berbasis masyarakat. Pariwisata menjadi payung untuk pembangunan Banyuwangi, karena salah satu tujuannya agar dampak pembangunan bisa dinikmati lebih banyak warganya. "Image pariwisata Banyuwangi akan menjadi wisata yang ramah, yang hangat," kata Anas.
Sementara itu, Kepala Bank BTN Cabang Banyuwangi Rachman Suhendri mengatakan, program ini sebagai bentuk kontribusi BTN terhadap pariwisata di Banyuwangi. Program pembiayaan ini merupakan program kemitraan khusus untuk pengembangan homestay warga Banyuwangi. Plafon pembiayaan BTN Rp30-75 juta dengan jangka waktu pinjaman 5 tahun.
“Kami ingin ikut berperan dalam kemajuan pariwisata di Banyuwangi. Salah satunya lewat pembiayaan bagi pengembangan homestay ini. Kami menjadikan salah satu desa yang sudah sangat kental budaya, yaitu Desa Kemiren, sebagai pilot Project program kemitraan dengan Pemkab Banyuwangi. Setelah ini kita perluas ke kecamatan lain yang berdekatan dengan destinasi wisata,” kata Rachman.
Salah seorang warga penerima pembiayaan tersebut adalah Asnan yang mendapatkan pembiayaan sebesar Rp30 juta. Dana tersebut akan digunakan Asnan untuk merenovasi kamar-kamar homestay yang dimiliknya serta membangun toilet yang baru bagi wisatawan.
“Fasilitas di kamar juga akan dilengkapi seperti membeli kasur yang lebih bagus. Mudah-mudahan wisatawan tambah betah di homestay saya,” ujarnya.
Asnan sendiri mengaku sudah menjalankan usaha homestaynya selama 5 tahun. Dia menerima kunjungan wisatwan yang menginap mulai dari pelajar sampai kunjungan kerja Kepala Desa dari Nabire, Provinsi Papua. “Saya senang karena Banyuwangi semakin banyak dikunjungi wisatawan, termasuk yang datang ke tempat saya juga meningkat,” timpalnya.
Sebagai informasi, di Banyuwangi, homestay tumbuh begitu pesat selama tiga tahun terakhir. Saat ini setidaknya terdapat 200 homestay yang terdaftar di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbupar) Banyuwangi. Jumlah ini tidak termasuk yang belum terdaftar secara resmi.
(sms)