Derita Penyakit Aneh, Bakri Butuh Uluran Tangan Pemerintah
A
A
A
BELOPA - Sungguh malang nasib Bakri dan keluarganya. Bapak dari lima anak yang merupakan warga Dusun Sejahtera, Desa Puty, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan ini terbaring lemah karena penyakit aneh yang menyerupai cacar dideritanya sejak Maret 2016.
Seluruh tubuhnya melepuh, terlihat mengeluarkan air seperti nanah dan menimbulkan bau tidak sedap. Kepala, leher, badan, kaki, bahkan area tubuh seperti kelamin pun ditumbuhi penyakit aneh ini.
Setiap saat dia merintih kesakitan akibat penyakitnya ini. Kadang dia merintih karena terlalu lama berbaring atau merasakan perih pada kulitnya.
Istri Bakri, Rosdiana, mengatakan, dirinya sudah berulang kali membawa suaminya ke puskesmas, rumah sakit, bahkan dokter ahli kulit.
"Keluarga dan tetangga sudah membantu membawa suami saya berobat ke rumah sakit bahkan dokter ahli tapi sejauh ini tidak ada hasil, pernah dokter sarankan berobat ke Makassar tapi kami tidak ada biaya, suami saya hanya seorang nelayan," jelasnya, Selasa (11/10/2016).
Dia kemudian sedikit bercerita tentang kehidupan rumah tangganya. Menurut Rosdiana, Bakri dan dirinya memiliki lima anak yang semuanya masih kecil. Anak pertamanya bernama Rizki, duduk di bangku kelas 3 SMP. Anak kedua bernama Rendi duduk di bangku kelas 1 SMP.
Anak ketiga bernama Jelita, duduk di kelas 2 SD. Anak keempat, Atika, berumur 3 tahun, dan anak kelima baru berumur 3 bulan.
"Anak pertama saya sekarang yang menghidupi kami, dia kadang ikut dekorasi pengantin. Jadi kalau ada orderan dia tidak masuk sekolah. Saya kasihan dengan dia, saya juga khawatir jangan sampai dia putus sekolah. Tapi, saya tidak bisa berbuat banyak, biaya makan sulit, apalagi untuk membiayai pengobatan suami saya," katanya.
Rosdiana mengatakan, dirinya mengandalkan Kartu BPJS mandiri untuk mengobati penyakit sumainya. "Sulit saya untuk membayar biaya angsurannya per bulan, sementara pemerintah tidak memberikan kartu BPJS yang katanya untuk orang miskin seperti kami," katanya seraya berharap perhatian pemerintah untuk memfasilitasi pengobatan suaminya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Luwu Syaiful Alam hari ini menyempatkan diri untuk menjenguk Bakri di rumahnya yang menyerupai gubuk. Matanya terlihat berkaca-kaca saat menyaksikan penderitaan Bakri dan keluarganya.
Dia pun merasa bersalah atas kondisi tersebut. "Saya berjanji akan membantu keluarga ini, paling tidak pemerintah akan berusaha membantu pengobatannya, bahkan saya berencana akan membuka dompet peduli minimal di kalangan PNS Pemkab Luwu," ujar Sekda.
Seluruh tubuhnya melepuh, terlihat mengeluarkan air seperti nanah dan menimbulkan bau tidak sedap. Kepala, leher, badan, kaki, bahkan area tubuh seperti kelamin pun ditumbuhi penyakit aneh ini.
Setiap saat dia merintih kesakitan akibat penyakitnya ini. Kadang dia merintih karena terlalu lama berbaring atau merasakan perih pada kulitnya.
Istri Bakri, Rosdiana, mengatakan, dirinya sudah berulang kali membawa suaminya ke puskesmas, rumah sakit, bahkan dokter ahli kulit.
"Keluarga dan tetangga sudah membantu membawa suami saya berobat ke rumah sakit bahkan dokter ahli tapi sejauh ini tidak ada hasil, pernah dokter sarankan berobat ke Makassar tapi kami tidak ada biaya, suami saya hanya seorang nelayan," jelasnya, Selasa (11/10/2016).
Dia kemudian sedikit bercerita tentang kehidupan rumah tangganya. Menurut Rosdiana, Bakri dan dirinya memiliki lima anak yang semuanya masih kecil. Anak pertamanya bernama Rizki, duduk di bangku kelas 3 SMP. Anak kedua bernama Rendi duduk di bangku kelas 1 SMP.
Anak ketiga bernama Jelita, duduk di kelas 2 SD. Anak keempat, Atika, berumur 3 tahun, dan anak kelima baru berumur 3 bulan.
"Anak pertama saya sekarang yang menghidupi kami, dia kadang ikut dekorasi pengantin. Jadi kalau ada orderan dia tidak masuk sekolah. Saya kasihan dengan dia, saya juga khawatir jangan sampai dia putus sekolah. Tapi, saya tidak bisa berbuat banyak, biaya makan sulit, apalagi untuk membiayai pengobatan suami saya," katanya.
Rosdiana mengatakan, dirinya mengandalkan Kartu BPJS mandiri untuk mengobati penyakit sumainya. "Sulit saya untuk membayar biaya angsurannya per bulan, sementara pemerintah tidak memberikan kartu BPJS yang katanya untuk orang miskin seperti kami," katanya seraya berharap perhatian pemerintah untuk memfasilitasi pengobatan suaminya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Luwu Syaiful Alam hari ini menyempatkan diri untuk menjenguk Bakri di rumahnya yang menyerupai gubuk. Matanya terlihat berkaca-kaca saat menyaksikan penderitaan Bakri dan keluarganya.
Dia pun merasa bersalah atas kondisi tersebut. "Saya berjanji akan membantu keluarga ini, paling tidak pemerintah akan berusaha membantu pengobatannya, bahkan saya berencana akan membuka dompet peduli minimal di kalangan PNS Pemkab Luwu," ujar Sekda.
(zik)