Selamatkan Adik Terseret Arus, Samuel Silitonga Malah Tenggelam
A
A
A
BATUAJI - Lantaran ingin menyelamatkan nyawa adik kandungnya yang terseret arus, Samuel Silitonga (14) malah tenggelam di perairan Piayu Laut, Kecamatan Seibeduk, Minggu 18 September 2016.
Berdasarkan informasi yang terhimpun, awalnya korban dan adiknya pergi jalan-jalan bersama 12 orang teman-temannya ke pantai. Saat asyik main di pinggir pantai, tiba-tiba tiga orang di antara rombongan nyaris hanyut.
Teman-teman yang lain langsung berusaha menolongnya, termasuk Samuel yang ingin menyelamatkan adiknya. Nahas, setelah adiknya berhasil diselamatkan, Samuel malah hanyut terseret arus air laut.
Ayah kandung korban Sudianto mengatakan, anaknya meninggalkan rumah untuk pergi jalan-jalan. Satu jam kemudian, dia mendapat kabar anak sulungnya telah hanyut tenggelam.
Dari keterangan yang diperolehnya, Samuel hanyut setelah menyelamatkan adiknya saat diseret arus laut. "Adiknya jatuh ke laut, Samuel langsung menyelamatkan adiknya," ujar Sudianto, di lokasi, Senin (19/9/2016).
Dia menuturkan, untuk kondisi Widi sudah membaik dan saat ini sedang berada di rumah. Sudianto berharap, jasad anaknya segera dapat ditemukan. "Saya ingin Samuel segara ditemukan," ujarnya berlinang air matanya.
Pantauan di lokasi, Tim Badan SAR Nasional (Basarnas) Batam sedang melakuan pencarian korban. Tampak beberapa perahu karet menyisiri laut mencari Samuel. Warga dan kerabat korban juga ikut mencari.
Lokasi hilangnya korban berjarak sekitar 10 meter dari bibir pantai. Saat ini air laut sedang pasang dan arus laut sedang kencang mengarah ke Jembatan I Barelang.
Salah seorang nelayan Piayu Laut Dahlani mengaku, dirinya ikut mencari korban sejak lima jam lalu, namun masih belum membuahkan hasil. Dia mengatakan, selama ini warga memang dilarang mandi di sekitar lokasi hilangnya korban.
"Jika air sedang surut, maka bebatuannya akan kelihatan. Kemudian akan dijadikan warga sebagai tempat bermain. Di lokasi ini ada penunggunya yang kerap mencari korban," terangnya.
Sementara itu, Koordinator Pos Basarnas Batam Harminto mengatakan, begitu mendapat informasi kehilangan korban, pihaknya lagsung melakukan pencarian, dibantu Yonif 10 Marinir, Polair, Tagana Dinas Sosial Batam, dan nelayan setempat.
Sebanyak tujuh orang Basarnas diterjunkan mencari korban dengan satu perahu karet, dibantu dua perahu karet Marinir Sea Rider Polair. Kendala pencarian korban saat ini adalah cuaca yang buruk dan arus laut kencang.
"Kendalanya cuaca dan arus laut. Sulit menyelam dengan arus yang kencang. Sekarang ini pencarian difokuskan menyisiri pulau-pulau terdekat," ujar Harminto.
Berdasarkan informasi yang terhimpun, awalnya korban dan adiknya pergi jalan-jalan bersama 12 orang teman-temannya ke pantai. Saat asyik main di pinggir pantai, tiba-tiba tiga orang di antara rombongan nyaris hanyut.
Teman-teman yang lain langsung berusaha menolongnya, termasuk Samuel yang ingin menyelamatkan adiknya. Nahas, setelah adiknya berhasil diselamatkan, Samuel malah hanyut terseret arus air laut.
Ayah kandung korban Sudianto mengatakan, anaknya meninggalkan rumah untuk pergi jalan-jalan. Satu jam kemudian, dia mendapat kabar anak sulungnya telah hanyut tenggelam.
Dari keterangan yang diperolehnya, Samuel hanyut setelah menyelamatkan adiknya saat diseret arus laut. "Adiknya jatuh ke laut, Samuel langsung menyelamatkan adiknya," ujar Sudianto, di lokasi, Senin (19/9/2016).
Dia menuturkan, untuk kondisi Widi sudah membaik dan saat ini sedang berada di rumah. Sudianto berharap, jasad anaknya segera dapat ditemukan. "Saya ingin Samuel segara ditemukan," ujarnya berlinang air matanya.
Pantauan di lokasi, Tim Badan SAR Nasional (Basarnas) Batam sedang melakuan pencarian korban. Tampak beberapa perahu karet menyisiri laut mencari Samuel. Warga dan kerabat korban juga ikut mencari.
Lokasi hilangnya korban berjarak sekitar 10 meter dari bibir pantai. Saat ini air laut sedang pasang dan arus laut sedang kencang mengarah ke Jembatan I Barelang.
Salah seorang nelayan Piayu Laut Dahlani mengaku, dirinya ikut mencari korban sejak lima jam lalu, namun masih belum membuahkan hasil. Dia mengatakan, selama ini warga memang dilarang mandi di sekitar lokasi hilangnya korban.
"Jika air sedang surut, maka bebatuannya akan kelihatan. Kemudian akan dijadikan warga sebagai tempat bermain. Di lokasi ini ada penunggunya yang kerap mencari korban," terangnya.
Sementara itu, Koordinator Pos Basarnas Batam Harminto mengatakan, begitu mendapat informasi kehilangan korban, pihaknya lagsung melakukan pencarian, dibantu Yonif 10 Marinir, Polair, Tagana Dinas Sosial Batam, dan nelayan setempat.
Sebanyak tujuh orang Basarnas diterjunkan mencari korban dengan satu perahu karet, dibantu dua perahu karet Marinir Sea Rider Polair. Kendala pencarian korban saat ini adalah cuaca yang buruk dan arus laut kencang.
"Kendalanya cuaca dan arus laut. Sulit menyelam dengan arus yang kencang. Sekarang ini pencarian difokuskan menyisiri pulau-pulau terdekat," ujar Harminto.
(san)