Komnas HAM Janji Kawal Kasus Berdarah di Meranti
A
A
A
SELAT PANJANG - Rencana Komnas HAM untuk melakukan penyelidikan dan pemantauan proses pengungkapan kasus kerusuhan di Meranti tidak isapan jempol belaka.
Siang kemarin, Jumat 2 September 2016 Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai bersama tiga orang timnya tiba di pelabuhan Tanjung Harapan, Selat Panjang.
Bersama tokoh masyarakat, para rombongan langsung mengunjungi keluarga Apri Adi Pratama, selanjutnya mengunjungi keluarga Isrusli.
Dalam kunjungannya tersebut, baik keluarga Afriadi maupun Isrusli berharap agar Komnas HAM mengawal proses penyidikan atas peristiwa yang menewaskan anggota keluarga mereka pada pada Kamis 25 Agustus 2016 lalu.
Dalam kunjungannya di rumah Isrusli, Natalius Pigai tampak prihatin atas nasib ketiga anak dari Isrusli.
Menurutnya, tewasnya Isrusli akan mengancam nasib pendidikan ketiga anaknya. Ia mengatakan, anak Isrusli yang paling besar baru berusia 9 tahun sementara yang paling kecil masih berusia 3 tahun.
"Saya merekomendasikan agar Pemda Meranti menanggung biaya pendidikan ketiga anak Isrusli hingga tingkat SMA. Saya yakin Pemda sanggup untuk membiayai ketiga anaknya. Daerah lain saja mampu menyekolahkan seribu orang," ujarnya.
Setelah mengunjungi keluarga korban, Rombongan Komnas HAM melanjutkan kunjungannya ke Kantor Bupati Kepulauan Meranti. Kunjungan tersebut disambut oleh Sekda Kepulauan Meranti, Iqaruddin dan sejumlah pejabat eselon.
Tidak banyak yang diungkapkan dalam pertemuan tersebut. Komnas HAM hanya meminta agar Pemda Meranti segera menindaklanjuti rekomendasi atas ketiga anak Isrusli.
Setelah itu, rombongan Komnas HAM melanjutkan kunjungannya ke Mapolres Kepulauan Meranti. Kedatangan Natalius Pigai dan timnya tersebut disambut oleh Plt Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Barliansyah, SIK.
Namun, pertemuan dengan dengan Kapolres dilakukan secara tertutup. Pertemuan berlangsung lama, hingga selepas maghrib, baik Natalius dan Kapolres keluar dari ruangan Kapolres.
Natalius mengungkapkan, dalam pertemuan tersebut, ia hanya merekomendasikan kepada Kapolres Kepulauan Meranti agar segera melakukan upaya reintegrasi dengan masyarakat.
Menurutnya, hubungan yang harmonis antara masyarakat dengan aparat penegak hukum akan meminimalisir terjadinya konflik.
"Saya juga minta agar Mapolres Kepulauan Meranti segera memulihkan kondusifitas di Meranti," ujarnya.
Terkait, penyelidikan dan pengamatan atas peristiwa yang merenggut tiga nyawa tersebut, Natalius mengatakan akan mengumpulkan bukti dan mencocokkan keterangan para saksi mata dan keluarga korban.
Semua data-data tersebut ujarnya, akan dikaji lebih dalam lagu untuk menentukan apakah ada pelanggran HAM atau tidak dalam peristiwa teras tersebut.
"Hasil kajian itu nantinya akan kami serahkan ke ketua hakim dalam bentuk rekomendasi," ujarnya.
Ia juga mengatakan akan mendatangi Kapolda Riau pada Senin 5 Agustus 2016 mendatang untuk mengetahui sejauh mana proses penyidikan.
"Kami harus kawal kasus ini sampai tuntas agar masyarakat tidak ada keraguan lagi atas kasus yang terjadi," pungkasnya.
Siang kemarin, Jumat 2 September 2016 Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai bersama tiga orang timnya tiba di pelabuhan Tanjung Harapan, Selat Panjang.
Bersama tokoh masyarakat, para rombongan langsung mengunjungi keluarga Apri Adi Pratama, selanjutnya mengunjungi keluarga Isrusli.
Dalam kunjungannya tersebut, baik keluarga Afriadi maupun Isrusli berharap agar Komnas HAM mengawal proses penyidikan atas peristiwa yang menewaskan anggota keluarga mereka pada pada Kamis 25 Agustus 2016 lalu.
Dalam kunjungannya di rumah Isrusli, Natalius Pigai tampak prihatin atas nasib ketiga anak dari Isrusli.
Menurutnya, tewasnya Isrusli akan mengancam nasib pendidikan ketiga anaknya. Ia mengatakan, anak Isrusli yang paling besar baru berusia 9 tahun sementara yang paling kecil masih berusia 3 tahun.
"Saya merekomendasikan agar Pemda Meranti menanggung biaya pendidikan ketiga anak Isrusli hingga tingkat SMA. Saya yakin Pemda sanggup untuk membiayai ketiga anaknya. Daerah lain saja mampu menyekolahkan seribu orang," ujarnya.
Setelah mengunjungi keluarga korban, Rombongan Komnas HAM melanjutkan kunjungannya ke Kantor Bupati Kepulauan Meranti. Kunjungan tersebut disambut oleh Sekda Kepulauan Meranti, Iqaruddin dan sejumlah pejabat eselon.
Tidak banyak yang diungkapkan dalam pertemuan tersebut. Komnas HAM hanya meminta agar Pemda Meranti segera menindaklanjuti rekomendasi atas ketiga anak Isrusli.
Setelah itu, rombongan Komnas HAM melanjutkan kunjungannya ke Mapolres Kepulauan Meranti. Kedatangan Natalius Pigai dan timnya tersebut disambut oleh Plt Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Barliansyah, SIK.
Namun, pertemuan dengan dengan Kapolres dilakukan secara tertutup. Pertemuan berlangsung lama, hingga selepas maghrib, baik Natalius dan Kapolres keluar dari ruangan Kapolres.
Natalius mengungkapkan, dalam pertemuan tersebut, ia hanya merekomendasikan kepada Kapolres Kepulauan Meranti agar segera melakukan upaya reintegrasi dengan masyarakat.
Menurutnya, hubungan yang harmonis antara masyarakat dengan aparat penegak hukum akan meminimalisir terjadinya konflik.
"Saya juga minta agar Mapolres Kepulauan Meranti segera memulihkan kondusifitas di Meranti," ujarnya.
Terkait, penyelidikan dan pengamatan atas peristiwa yang merenggut tiga nyawa tersebut, Natalius mengatakan akan mengumpulkan bukti dan mencocokkan keterangan para saksi mata dan keluarga korban.
Semua data-data tersebut ujarnya, akan dikaji lebih dalam lagu untuk menentukan apakah ada pelanggran HAM atau tidak dalam peristiwa teras tersebut.
"Hasil kajian itu nantinya akan kami serahkan ke ketua hakim dalam bentuk rekomendasi," ujarnya.
Ia juga mengatakan akan mendatangi Kapolda Riau pada Senin 5 Agustus 2016 mendatang untuk mengetahui sejauh mana proses penyidikan.
"Kami harus kawal kasus ini sampai tuntas agar masyarakat tidak ada keraguan lagi atas kasus yang terjadi," pungkasnya.
(nag)